Beberapa perusahaan teknologi global bakal melantai di bursa saham menjelang tutup tahun ini. Mereka mengambil momentum terpilihnya Joe Biden sebagai presiden Amerika Serikat, titik terang vaksin, dan tingginya minat publik untuk berinvestasi di tengah pandemi. Beberapa perusahaan teknologi yang menjadi solusi masalah di tengah pandemi diincar para investor.
Sejumlah perusahaan sebenarnya telah melakukan penawaran saham perdana (IPO) sejak awal tahun ini dan di tengah pandemi. Akan tetapi, IPO di akhir tahun menjadi perbicangan karena melibatkan beberapa perusahan teknologi besar, seperti layanan sewa properti Airbnb dan jasa pengantaran makanan Doordash. Apalagi, penjualan saham mereka dikabarkan bakal mengerek atau lebih tepatnya melonjakkan valuasi mereka.
Sejak beberapa bulan lalu, Airbnb dikabarkan hendak melakukan IPO, tetapi baru santer pada awal Desember ini. Mereka akan menjual sejumlah saham dengan nilai 44 dollar AS-50 dollar AS per saham sehingga valuasinya menjadi 35 miliar dollar AS. Ada pula yang menyebutkan valuasinya bakal menjadi 42 miliar dollar AS.
Perusahaan ini sempat memutus hubungan kerja 1.900 karyawan pada awal pandemi karena pesanan hotel merosot. Namun, tak lama setelah itu, mereka mendapat pendanaan 2 miliar dollar AS hingga valuasinya menjadi 26 milliar dollar AS.
Airbnb berusaha untuk memperbaiki kinerja di tengah pandemi hingga dikabarkan berhasil meraih pendapatan 200 juta dollar AS di berbagai properti yang ada di daerah pinggiran pada Juni dan kemudian meraih 335 juta dollar AS pada Agustus. Angka ini masih jauh dibandingkan pada bulan yang sama tahun lalu. Pemesanan properti di daerah perdesaaan dan pinggiran meningkat karena orang banyak yang meninggalkan perkotaan untuk berlibur saat pandemi.
Doordash adalah perusahaan teknologi yang melayani pengantaran makanan. Mereka disebut menguasai sekitar 49 persen pasar Amerika Serikat, mengalahkan pesaingnya, Uber Eats. Valuasi Doordash saat ini sekitar 23,8 miliar dollar AS. Mereka hendak menjual saham dengan nilai 75 dollar AS-85 dollar AS per saham sehingga valuasinya bakal menjadi sekitar 27 miliar dollar AS hingga 35 miliar dollar AS.
Baca juga: Kerja dari Rumah Memicu Perang Akuisisi Perusahaan Teknologi
Rencana IPO Doordash tergolong kontroversial. Mereka mendapat peringkat penilaiaan saham (rating) tak menarik sehingga rencana IPO disebut sebagai edan dan konyol. Investor dikabarkan masih ragu dengan masa depan bisnis pengantaran makanan. Problem internal juga tak kalah rumit.
Salah satu analisis mencemaskan perusahaan ini bakal mirip perusahaan persewaan properti WeWork yang hendak IPO tahun lalu, tetapi kemudian gagal karena investor meragukan rencana bisnis mereka. Analis menyarankan agar Doordash memperlebar bisnis dulu ke pasar global hingga menguasai pasar.
Beberapa perusahaan teknologi lainnya yang akan melakukan IPO antara lain perusahaan gim untuk anak-anak, Roblox. Perusahaan ini sudah lama didirikan, tetapi baru kali ini akan melakukan IPO. Mereka adalah yang termasuk mendapat durian runtuh saat pandemi.
Gim banyak diakses oleh orang dewasa dan anak-anak selama pandemi. Roblox mengharapkan valuasinya meningkat dari 4 miliar dollar AS saat ini menjadi 8 miliar dollar AS setelah IPO.
Perusahaan teknologi lainnya yang akan melaukan IPO adalah laman perdagangan ritel bernama Wish. Tahun lalu, valuasi perusahaan ini mencapai 11,2 miliar dollar AS.
Baca juga: Jalan Baru Investasi di Korporasi Teknologi
Mereka berharap bisa mendapat dana dari pasar modal hingga valuasinya menjadi 14,07 miliar dollar AS. Wish hendak menjual saham dengan nilai 22 dollar AS-24 dollar AS per saham. Perusahaan ini juga mengalami kenaikan kinerja di tengah pandemi. Penjualan daring yang meningkat menyebabkan bisnis mereka membesar.
IPO kali ini sangat berbeda dengan IPO dalam kondisi normal. IPO di tengah pandemi dilakukan dengan berbagai perubahan prosedur. Interaksi dan komunikasi dengan otoritas dilakukan secara daring. Berbagai dokumen juga diserahkan secara daring. Pertemuan dan presentasi dengan para investor awal juga dilakukan secara virtual. Mereka membatasi pertemuan untuk mengurangi penularan Covid-19.
Sejumlah analis mengatakan, IPO menjelang akhir tahun itu tergolong besar dan menarik untuk diamati. Total IPO yang bakal diadakan pada Desember ini di bursa New York mempunyai nilai 6,2 miliar dollar AS. Angka ini tergolong tinggi dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Gabungan IPO bulan Desember pada 2011 dan 2013 saja hanya mencapai 8,3 miliar dollar AS.
Perusahaan teknologi berlomba melakukan IPO di tengah pandemi karena melihat kenyataan investor mulai tertarik kembali untuk menanamkan dananya. Investor disebutkan mulai mampu kembali melakukan navigasi di tengah ketidakpastian global. Keyakinan ini kemungkinan karena vaksin yang memberi harapan besar dan secara natural mereka memang sudah bisa mengendalikan kembali investasinya setelah kebingungan selama pandemi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar