Pekan lalu. harga saham-saham berguguran. Para investor yang sebelumnya merasa senang dengan harga yang naik terus beberapa pekan sebelumnya, sebagian mulai merasa waswas.
Ada yang belum sempat menjual sahamnya karena beranggapan harga saham akan membaik. Ada yang langsung menjual sahamnya ketika harga turun 1 persen.
Di pasar modal, tidak selamanya semua berjalan sesuai harapan. Investor tentu berharap harga sahamnya akan naik setelah dibeli. Ketika skenario tidak berjalan seperti yang diharapkan, investor sebaiknya telah mengetahui langkah apa yang harus diambil.
Salah satu kesalahan investor pemula adalah terlalu cepat menjual saham, selain terlalu lama mempertahankan kerugian dengan harapan harga saham akan berbalik naik. Pertanyaannya, kapan harus melindungi modal dengan melakukan penjualan saham merugi (cut loss)? Dan pada level harga berapa penjualan saham yang turun harus dilakukan?
Baca juga: Cepat Kaya atau Kaya Lebih Cepat dari Saham?
Respons atas penurunan harga saham sebenarnya harus sudah diketahui ketika investor membuat rencana transaksi saham. Dengan memiliki rencana dan menjalankannya dengan disiplin, tidak ada lagi kekhawatiran dan kepanikan karena harga saham turun.
Rencana transaksi saham (trading plan) berisi, antara lain, catatan tentang risiko dan potensi keuntungan yang akan didapatkan jika investor telah membeli saham tertentu. Perhitungan ini dibuat sebelum membeli saham, bukan setelah membeli saham. Informasi lain dalamtrading plan adalah saham-saham apa saja yang masuk dalam pantauan.
Perhitungan risiko dan potensi keuntungan (risk and reward) dapat dibuat dalam beberapa tahapan. Pertama, tentukan akan membeli saham apa di harga berapa. Salah satu caranya dengan melihat bentukancandlestick yang ada.
Saham yang berada pada area supportdan terlihat memantul ke atas dapat dijadikan salah satu patokan untuk membeli saham. Cari saham yang sudah terkonfirmasi akan berbalik arah menguat.
Setelah itu tentukan harga jual rugi (cut loss) setiap saham yang akan dibeli. Setiap investor memiliki patokan berbeda. Salah satu contoh untuk menentukan titik cut loss adalah ketika harga saham sudah turun sekitar 1 persen dari titik support-nya. Ada juga yang memasang titik cut loss pada 3 persen di bawah harga beli.
Baca juga: Investasi Modal Utang
Lihat juga berapa titik resisten terdekat dari harga saham tersebut. Titik resisten merupakan batas atas terdekat yang pernah dicapai oleh saham itu. Hitung risiko saham yang akan dibeli dengan cara mengurangi titik harga beli dengan titik cut loss.
Sementara potensi keuntungan diperoleh dengan mengurangi titik resisten dengan harga beli saham. Bandingkan risiko dengan potensi keuntungannya. Posisi ideal adalah ketika perbandingan risiko dengan potensi keuntungan minimal 1: 2 sehingga jika harga saham turun, masih ada peluang kedua untuk memperbaiki posisi.
Secara nyata, perhitungan dapat dilihat sebagai berikut. Misalnya, sebuah saham PT ABCD Tbk, saat ini berada di kisaran Rp 350 dan terlihat daricandlestick-nya terkonfirmasi akan masuk ke tren penguatan.
Harga Rp 350 dapat dijadikan harga pembelian saham. Support-nya berada pada posisi Rp 300. Jadi, risiko yang dapat dilihat adalah Rp 350-Rp 300 = Rp 50. Sementara titik resisten terdekatnya berada di harga Rp 550 sehingga dapat dilihat potensi keuntungannya Rp 550-Rp 350 = Rp 200.
Bandingkan antara risiko dan potensi keuntungannya, yaitu Rp 50:Rp 200=1:4, lebih besar dari 1:2 sehingga saham ini layak dibeli.
Baca juga: Kesalahan Investor Pemula
Dari perhitungan tersebut terlihat bahwa saham PT ABCD Tbk dapat dibeli di harga Rp 350 dengan titik cut loss 1 persen dari Rp 300, yaitu 300 x 1 % = 3 jadi Rp 300-Rp 3= Rp 297. Selama harga saham turun tetapi tidak melewati Rp 297 masih dapat dipertahankan.
Sebaliknya, jika harga sudah turun di bawah Rp 297, saham harus segera dijual untuk menghindari kerugian lebih dalam lagi. Dengan demikian, modal terlindungi dan tidak menguap karena kerugian terlalu dalam.
Membaca candlestick
Dalam perhitungan tersebut, kemampuan seorang investor untuk membaca candlestick sangat penting. Dengan membaca candlestick yang terbentuk dari harga saham, perencanaan jual beli saham dapat dilakukan dengan lebih baik lagi.
Belajar membaca candlestickmerupakan salah satu modal yang harus dimiliki investor sebelum menginvestasikan uangnya di pasar modal. Dengan terus berlatih dan akhirnya menjadi terampil, keputusan-keputusan jual beli saham akan diambil dengan penuh percaya diri, tanpa perlu terpengaruh oleh ajakan atau unggahan orang lain untuk membeli saham tertentu.
Kompas, 2 Februari 2021
Tidak ada komentar:
Posting Komentar