Dari pihak pimpinan atau pejabat publik, memenuhi janji atau tidak, bagi mereka tidak ditemukan rasa bersalah. Mereka malah bisa tersenyum penuh gaya di televisi. Mereka lebih melalaikn kepentingan bawahan atau publik demi kepentingan pribadi atau keluarganya.
Namun dari sisi karyawan atau publik, mereka sangat kecewa, kehilangan harapan mewujudkan kebaikan kehidupannya. Yang menjadi jaminan percaya kepada pimpinan atau pejabat publik adalah keyakinan akan integritas diri pemimpin. Betapa mengecewakan sikap dan perilaku para pejabat atau pemimpin publik.
Saya kenal seorang pimpinan yang menjanjikan banyak hal, "saya akan membantu kamu nanti...." "Saya akan memberikan fasilitas moto dalam rangka tugas dinas..". Hari demi hari, minggu demi minggu, bulan demi bulan, janji itu saya tunggu, namun tidak ada realisasinya Bahkan saya sudah mengingatkan janjinya, namun tidak digubris. Apa bedanya mereka dengan para politisi sekarang?
Integritas diri adalah kesesuaian sikap, perkataan dengan perilaku dan perbuatan. Kemampuan mempertanggungjawabkan semua perkataan dan perbuatannya. Di dalam diri pribadi berintegritas ada kejujuran, bila ada kesalahan dan kekurangan, mereka mengakui dan meminta maaf. Berintegritas diri berarti adanya kepaduan dan keutuhan antara hati, budi, pikiran dan perbuatan yang bekerja dilandasi hati nurani, kejujuran dan cinta kasih sayang.
Jika ada pemimpin menjanjikan sesuatu, dan bersikap seolah-olah dirinya yang paling bijaksana dan diteladani, namun di dalam hidupnya sehari-hari tidak menunjukkan ketulusan, kejujuran dan kepedulian pada bawahan atau publik, itu bukanlah pemimpin berintegritas diri. Itu adalah pribadi labil, rapuh dan tidak bahagia dalam hidupnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar