Cari Blog Ini

Bidvertiser

Rabu, 06 Mei 2009

ANTASARI AZHAR TIDAK MEMILIKI INTEGRITAS DIRI

Kiranya semua orang mendapat pencerahan, bahwa seseorang tidak dapat dinilai dari luarnya saja, namun perlu melihat sisi dalam hatinya.



Korupsi (KPK) menjadi otak pembunuhan Nasrudin (seorang pengusaha). Dia menjadi topik media dunia karena dia adalah tokoh pemberantasn korupsi Indonesia, namun melakukan cara-cara yang tidak bermoral dan tidak etis. Bahkan dia atas nama keselamtan negara melenyapkan nyawa sesama manusia.





Rencana pembunuhan Nasrudin yang melibatkan pejabat negara dn memboroskan duit yang besar jumlahnya demi melenyapkan nyawa orang. Ditengarai ia melaukan pembunuhan terhadap Nasrudin, karena ia terjebak pada cinta segitiga dengan seorang gadis, caddy golf di daerah Tangerang.





Nafsu akan kebutuhan seorang perempuan, dan motif-motif yang berkaitan dengan kepetingan pribadi menjadi pendorong seseorang melakukan pembunuhan. Inilah peajaran yang harus kita ambil dari kisah Antasari Azhar yang merencanakan pembunuhan bagi Nasrudin.





Janganlah kita meniru Antasari Azhar yang tidak berintegritas diri dan tidak menggunakan etika dan moral baik dalam peran sebagai pejabat negara maupun sebagai warga masyarakat umum. Sungguh memalukan.





Tuhan, lihatlah...betapa banyak pejabat publik yang tidak jujur dan tidak bermoral.

Jumat, 01 Mei 2009

Sudahkah Para Pejabat Kita Berintegritas Diri?

Para pejabat atau bahasa indahnya, para pimpinan kita sering menjanjikan sesuatu kepada bawahan atau orang banyak tentang sesuatu bagi mereka. Namun yang didapat para karyawan atau rakyat bawahan adalah kebohongan belaka. Mereka, tidak jauh beda dengan para politisi, sebelum terpilih, janji manisnya begitu menggiurkan rakyat. Ketidak sesuaian antara kata dan perbuatan, antara sikap dan perilaku menunjukkan ada ketidakberesan dalam diri para pejabat atau pimpinan publik di negeri ini. Tidak ada integritas diri.


Dari pihak pimpinan atau pejabat publik, memenuhi janji atau tidak, bagi mereka tidak ditemukan rasa bersalah. Mereka malah bisa tersenyum penuh gaya di televisi. Mereka lebih melalaikn kepentingan bawahan atau publik demi kepentingan pribadi atau keluarganya.


Namun dari sisi karyawan atau publik, mereka sangat kecewa, kehilangan harapan mewujudkan kebaikan kehidupannya. Yang menjadi jaminan percaya kepada pimpinan atau pejabat publik adalah keyakinan akan integritas diri pemimpin. Betapa mengecewakan sikap dan perilaku para pejabat atau pemimpin publik.


Saya kenal seorang pimpinan yang menjanjikan banyak hal, "saya akan membantu kamu nanti...." "Saya akan memberikan fasilitas moto dalam rangka tugas dinas..". Hari demi hari, minggu demi minggu, bulan demi bulan, janji itu saya tunggu, namun tidak ada realisasinya Bahkan saya sudah mengingatkan janjinya, namun tidak digubris. Apa bedanya mereka dengan para politisi sekarang?


Integritas diri adalah kesesuaian sikap, perkataan dengan perilaku dan perbuatan. Kemampuan mempertanggungjawabkan semua perkataan dan perbuatannya. Di dalam diri pribadi berintegritas ada kejujuran, bila ada kesalahan dan kekurangan, mereka mengakui dan meminta maaf. Berintegritas diri berarti adanya kepaduan dan keutuhan antara hati, budi, pikiran dan perbuatan yang bekerja dilandasi hati nurani, kejujuran dan cinta kasih sayang.


Jika ada pemimpin menjanjikan sesuatu, dan bersikap seolah-olah dirinya yang paling bijaksana dan diteladani, namun di dalam hidupnya sehari-hari tidak menunjukkan ketulusan, kejujuran dan kepedulian pada bawahan atau publik, itu bukanlah pemimpin berintegritas diri. Itu adalah pribadi labil, rapuh dan tidak bahagia dalam hidupnya.


Powered By Blogger