Cari Blog Ini

Bidvertiser

Selasa, 13 Agustus 2013

Momentum Bulu Tangkis (Tajuk Rencana Kompas, )

Kemenangan Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan dan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir dalam Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis membesarkan hati kita.
Hakikat kemenangan kedua pasangan itu justru semakin kita rasakan ketika Indonesia menyongsong Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Ke-68. Pebulu tangkis juara tersebut mengingatkan lagi kepada kita semua bahwa mencapai prestasi puncak di bidang olahraga juga salah satu wujud nyata patriotisme, cinta Tanah Air.

Kita bisa membayangkan betapa perasaan haru dan bangga tersebut dirasakan ketika lagu "Indonesia Raya" dikumandangkan dan Sang Saka Merah Putih dinaikkan di Stadion Tianhe, Guangzhou, China, untuk menghormati kemenangan pebulu tangkis Indonesia tersebut.

Indonesia, di tengah klaim dan pengakuan keberhasilan di bidang ekonomi, masih membutuhkan banyak prestasi nyata seperti diperlihatkan pasangan Hendra dan Liliyana, dan menjadi juara dunia sungguh pencapaian yang amat tinggi.

Prestasi kedua pasangan di atas juga demikian terasa karena Indonesia sudah lama paceklik gelar juara dunia. Hendra juga yang terakhir menjadi juara dunia dari Indonesia, saat menang di Kuala Lumpur tahun 2007 berpasangan dengan Markis Kido. Demikian pula Liliyana di tahun yang sama saat berpasangan dengan Nova Widianto.

Semenjak itu, Indonesia seperti mengalami musim kering juara. Bukan hanya di kejuaraan dunia, melainkan juga di laga kejuaraan lain seperti All England atau super series. Kepengurusan Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia silih berganti, tetapi musim kering juara seolah tak kunjung berakhir, membuat bulu tangkis surut pamornya. Sementara dominasi China seolah tak tergoyahkan, walaupun kita juga menyaksikan betapa negara lain seperti Korea Selatan dan Malaysia tak mau begitu saja bertekuk lutut di bawah kejayaan China.

Berpikiran positif, kita juga tidak mengecilkan upaya yang dilakukan PBSI untuk memperbaiki situasi, mulai dari pencarian kembali roh (soul searching) olahraga ini hingga pembenahan manajemen dan metode latihan.

Pekerjaan rumah memang banyak, lebih-lebih ketika kemarin ini prestasi yang ditunggu tak kunjung muncul, sementara negara lain begitu gigih memacu diri.

Kita apresiasi kepengurusan PBSI di bawah pimpinan Gita Wirjawan, yang di tengah keruwetan mengurus harga daging sapi masih bisa membukukan prestasi besar ini, yang juga segera diapresiasi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Kita berharap sukses di Guangzhou menjadi momentum untuk menumbuhkan rasa percaya diri bahwa kita masih punya peluang untuk meraih prestasi puncak di cabang bulu tangkis. Semoga sukses ini juga menginspirasi sukses cabang olahraga lain seperti sepak bola dan juga bidang-bidang lain seperti sains dan teknologi.

(Tajuk Rencana Kompas, 13 Agustus 2013)
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger