Tindakan brutal, sadis, dan tidak berperikemanusiaan yang dilakukan terhadap dua wartawan asal Amerika Serikat menjadi salah satu contoh. Rabu lalu, beredar video pemenggalan kepala yang dilakukan anggota kelompok militan NIIS terhadap Steven J Sotloff, seorang wartawan dari AS. Sotloff menjadi wartawan kedua AS yang dipenggal kepalanya setelah James Foley beberapa waktu lalu.
Sotloff dan Foley adalah dua dari begitu banyak korban keganasan NIIS. DI Irak bagian utara, NIIS menebar maut di antara kelompok minoritas, baik etnik maupun agama. Kaum Yazidi, salah satu minoritas agama monoteistik tertua dan terkecil di dunia, terus diburu dan dibunuh. Kaum Kristen Irak terpaksa meninggalkan kampung halaman mereka karena menjadi sasaran kebrutalan kelompok militan ini.
Kaum minoritas Turkomen—orang-orang berbahasa Turkik yang secara tradisional hidupnya nomaden, kebanyakan tinggal di wilayah Turkmenistan dan Asia Tengah—tak luput dari sasaran keganasan kelompok NIIS. Bukan hanya kaum minoritas, baik agama maupun etnis, yang menjadi sasaran NIIS, bahkan kelompok mayoritas Syiah di Irak pun mereka perangi dan bunuh. Lewat Twitter, kelompok NIIS bulan Juni lalu mengklaim telah membunuh 1.700 orang Syiah.
Kelompok NIIS, yang sejak 29 Juni, menyebut dirinya Negara Islam (NI) dan mendirikan kekhalifahan baru dengan khalifah pertama Khalifah Ibrahim (Abu Bakr al-Baghdadi, pemimpin NI). Mereka tidak hanya bertujuan mengubah peta geografi politik Timur Tengah, tetapi juga ingin memperluas dan menegakkan ideologi ke seluruh Timur Tengah dan Barat. Bahkan, juga ke arah timur.
Oleh karena itu, mereka yang dianggap tidak sehaluan, berbeda dengan ideologi yang mereka usung, dilabrak, dibabat habis, tak peduli agama ataupun etnisnya. Akar ideologi mereka dapat dilacak sampai ke kelompok Al Qaeda Irak yang didirikan Abu Musab al-Zarqawi, seorang warga negara Jordania yang bergabung dengan Al Qaeda pimpinan Osama bin Laden. Dengan menghalalkan segala cara—perampokan, penyanderaan, dan pembunuhan— mereka berusaha mewujudkan tujuan.
Itulah sebabnya, kelompok militan ini mengancam stabilitas nasional, perdamaian global, dan kerukunan umat manusia apa pun suku, etnis, bangsa, dan agamanya. Karena pasti, jika tidak ada kerukunan dan perdamaian antaragama, tidak akan tercipta perdamaian dunia, perdamaian umat manusia. Menjadi tugas dunia, semua negara pencinta perdamaian, termasuk Indonesia, untuk menghadang gerakan, langkah, dan sepak terjang NIIS.
Sumber: http://print.kompas.com/KOMPAS_ART0000000000000000008696895
Powered by Telkomsel BlackBerry®
Tidak ada komentar:
Posting Komentar