Cari Blog Ini

Bidvertiser

Rabu, 29 April 2015

TAJUK RENCANA: Berikan Sinyal yang Tepat (Kompas)

Kelemahan Indeks Harga Saham Gabungan selama dua hari berturut-turut menggambarkan harapan pasar pada kondisi ekonomi Indonesia.

Data ekonomi nasional triwulan pertama 2015 memperlihatkan perlambatan pertumbuhan ekonomi, terlihat dari turunnya kegiatan sektor riil dan konsumsi rumah tangga yang merupakan penyumbang terbesar kegiatan ekonomi.

Pada triwulan pertama 2015, misalnya, penjualan semen, kendaraan bermotor, barang eceran, dan makanan pokok menurun. Konsumsi bahan bakar premium dan pertamax juga menurun ketika pemerintah menurunkan harga bahan bakar minyak. Begitu pula kredit investasi. Belanja konsumen yang menurun menurut survei Bank Indonesia terjadi di kota-kota besar di Jakarta, Surabaya, Medan, Lampung, Makassar, dan Denpasar.

Pasar keuangan kini menunggu laporan pertumbuhan ekonomi Indonesia oleh Badan Pusat Statistik. Bank Indonesia memprediksi pertumbuhan ekonomi nasional pada kisaran 5,4-5,8 persen, tetapi lebih condong ke bawah. Sementara itu, Bank Dunia mengoreksi prediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 5,2 persen tahun ini, turun dari perkiraan sebelumnya sebesar 5,6 persen.

Krisis utang Yunani dan keputusan Bank Sentral Amerika Serikat ikut memengaruhi sentimen pasar. Sementara itu, pelemahan ekonomi Tiongkok berimbas pada kinerja emiten di pasar modal.

Faktor luar negeri tidak dalam kendali kita seutuhnya, tetapi keadaan dalam negeri berada dalam kontrol pemerintah dan otoritas keuangan.

Pemerintah memiliki sejumlah modal untuk memenuhi harapan pasar. Inflasi terkendali dan nilai tukar rupiah, meskipun melemah, tetap stabil. Pengesahan APBN Perubahan 2015 berjalan mulus di DPR.

Langkah menghapus subsidi BBM dan menetapkan harganya mengikuti harga keekonomian disambut positif pasar. Sayang langkah itu tidak diikuti kesiapan produksi dan distribusi barang sehingga harga tidak ikut turun ketika harga BBM turun.

Rencana besar pemerintah membangun infrastruktur dan rencana belanja barang pemerintah yang meningkat tajam diharapkan menstimulus perekonomian. Sayangnya, rencana itu belum terwujud sampai berakhir kuartal pertama. Pada saat sama muncul kekhawatiran kekurangan pembiayaan karena target pajak tak terpenuhi.

Presiden Joko Widodo dalam Silaturahim Pers Nasional di Jakarta, Senin (27/4), berjanji proses lelang proyek infrastruktur akan segera dilakukan dalam hitungan hari.

Pasar telah merespons situasi perekonomian Indonesia. Pemerintah tidak dapat bersikap reaktif dan seolah semua berjalan baik saja. Perlu konsolidasi kepemimpinan segera dan memberi sinyal yang tepat pada pasar.

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 29 April 2015, di halaman 6 dengan judul "Berikan Sinyal yang Tepat".


Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger