Cari Blog Ini

Bidvertiser

Selasa, 30 Juni 2015

TAJUK RENCANA: Pesan dari Musibah Taiwan (Kompas)

Di tengah kesibukan yang terus meningkat di alam modern, menyeimbangkan hidup dengan rekreasi menjadi satu hal yang makin sering kita saksikan.

Kalaupun tak berwisata ke tempat jauh, berpesta di pinggir kota sudah satu hiburan. Ini yang terjadi ketika seribuan orang berpesta di Taman Hiburan Pantai Formosa di pinggiran ibu kota Taipei, Taiwan, Sabtu (27/6) malam. Ketika orang muda, banyak di antaranya berusia 20-30 tahun, sedang asyik berpesta dengan bubuk aneka warna, tiba-tiba bubuk yang disemprotkan berubah menjadi bola api yang menyambar mereka.

Seperti kita baca beritanya di harian ini, Senin (29/6) kemarin, pesta Color Play Asia yang diidamkan menjadi momen bersenang-senang berbalik menjadi musibah. Sedikitnya 500 orang menjadi korban.

Buntut dari peristiwa itu, manajer acara Lu Chung Chi ditahan pihak berwajib. Presiden Ma Ying Jeou dan Perdana Menteri Mao Chi Kuo ikut memberi perhatian dengan mengunjungi korban di rumah sakit.

Orangtua salah seorang korban menyampaikan kesedihannya kepada Presiden, sambil menyebutkan bahwa masa depan putrinya yang menderita luka bakar 80 persen kini telah hancur. PM Taiwan menambahkan bahwa beberapa hari ke depan merupakan masa kritis bagi para korban yang terluka.

Meski musibah di Taiwan tidak menimbulkan korban jiwa, kejadian tersebut bisa kita petik pelajarannya. Pertama, pengelolaan acara. Dewasa ini, baik di ruang terbuka maupun tertutup, sering digelar berbagai acara yang menghadirkan ribuan penonton, misalnya konser musik.

Manajer acara harus mampu menerapkan sarana pengamanan memadai. Lebih dari sekadar menerapkan metode rutin, panitia perlu mengantisipasi hal tak terduga. Penyebab pasti musibah di Taipei masih diselidiki, tetapi ada dugaan bahwa bubuk warna yang digunakan di pesta tersebut terbakar akibat panasnya lampu panggung, yang mencapai ribuan watt. Amat mungkin, zat warna dari bahan kimia yang digunakan tidak tahan terhadap suhu tinggi sehingga terbakar dan hal ini mungkin tak diantisipasi penyelenggara.

Jika kita perluas lebih jauh wacana keselamatan ini, kita perlu juga menyebut sarana hiburan umum yang bakal ramai dikunjungi pengunjung pada musim libur Lebaran nanti. Ada baiknya semua bisa dipersiapkan dengan baik dan saksama dengan memikirkan faktor tak terduga.

Mau tak mau, ketika menyiapkan layanan publik, keselamatanlah yang menjadi faktor utama. Jangan sampai keinginan mendapatkan hiburan berubah jadi bencana.

Memang, sebagaimana terjadi di Taiwan, pihak otoritas bisa meminta pertanggungjawaban pihak penyelenggara. Akan tetapi, apa artinya melakukan hal itu ketika korban sudah jatuh.

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 30 Juni 2015, di halaman 6 dengan judul "Pesan dari Musibah Taiwan".

Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger