Cari Blog Ini

Bidvertiser

Selasa, 25 Agustus 2015

TAJUK RENCANA: Tiongkok Diguncang Ledakan Lagi (Kompas)

Pabrik kimia yang terletak di Huantai, Provinsi Shandong, Sabtu (22/8) malam, meledak dan menewaskan 1 orang dan melukai 9 orang.

Ledakan yang guncangannya dapat dirasakan hingga sejauh 2 kilometer itu juga menyulut kobaran api besar. Diperlukan waktu sedikitnya 5 jam bagi 150 petugas pemadam kebakaran yang didukung 20 mobil pemadam kebakaran untuk memadamkan api.

Ledakan di pabrik yang menghasilkan adiponitril, bahan untuk membuat nilon, itu memunculkan pertanyaan serius terkait standar keamanan industri di Tiongkok, yang dalam tiga dekade mencatat pertumbuhan ekonomi yang sangat signifikan. Apalagi, pada 12 Agustus lalu, dua ledakan besar terjadi di gudang penyimpanan ribuan ton bahan kimia berbahaya di Tianjin. Dua ledakan besar itu menewaskan sedikitnya 123 orang, termasuk 67 petugas pemadam kebakaran, dan 54 orang hilang. Lebih dari 700 orang terluka dan ribuan orang dievakuasi.

Apa pun alasannya, sulit bagi kita untuk menerima kecelakaan yang berkaitan dengan bahan kimia, yang terjadi dalam waktu yang berdekatan, hanya terpaut 10 hari. Kita bertanya-tanya, apa yang menjadi penyebab terjadinya kecelakaan itu. Apakah karena kelalaian, kecerobohan, atau karena sebab-sebab lain.

Itu sebabnya, kita sangat gembira karena Kementerian Keamanan Publik dan Kepolisian Tiongkok menegaskan, penyelidikan atas kasus itu terus dilakukan. Bagaimanapun, nyawa manusia terlalu berharga untuk disia-siakan. Karena itu, kita berharap penyebab kecelakaan itu cepat diungkap dan orang yang bertanggung jawab diajukan ke pengadilan. Sebab, ada informasi bahwa seorang anak mantan kepala polisi yang turut memiliki perusahaan itu menggunakan koneksinya untuk membantu perusahaan itu lulus inspeksi sehingga dapat beroperasi.

Kita harus menunggu hasil penyelidikan itu sebelum memberikan penilaian atas apa yang terjadi. Menggunakan dua kecelakaan itu, atau juga kecelakaan-kecelakaan lain yang terjadi di Tiongkok untuk menggeneralisasi bahwa Tiongkok ceroboh, atau cenderung menggampangkan segala sesuatu, itu juga berlebihan.

Kita juga mengingat bahwa Tiongkok adalah negara ketiga di dunia yang dapat menerbangkan manusia ke luar angkasa setelah Rusia (dulu, Uni Soviet) dan Amerika Serikat. Untuk dapat menerbangkan manusia ke luar angkasa tidak saja diperlukan uang yang sangat banyak, tetapi juga disiplin, taat aturan, dan ketelitian yang tinggi. Itu sebabnya, rasanya tidak adil jika Tiongkok digeneralisasi sebagai ceroboh atau cenderung menggampangkan segala sesuatu. Kita harus menempatkan kecelakaan di Tiongkok yang terjadi itu sebagai kasus yang penyebabnya bisa apa saja, dan bukan menggeneralisasinya sebagai perilaku.

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 25 Agustus 2015, di halaman 6 dengan judul "Tiongkok Diguncang Ledakan Lagi".


Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger