Cari Blog Ini

Bidvertiser

Senin, 04 Januari 2016

TAJUK RENCANA: MEA, Indonesia Harus Siap (Kompas)

Tidak ada upacara khusus yang diselenggarakan oleh ASEAN untuk menandai dimulainya era Masyarakat Ekonomi ASEAN, 31 Desember 2015.

Walaupun demikian, tidak berarti Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) tidak penting bagi ASEAN. MEA justru sangat penting. Oleh karena, mulai 1 Januari 2016, bukan hanya barang yang dapat bergerak bebas di antara ke-10 negara anggota ASEAN, melainkan juga tenaga kerja, antara lain perawat, arsitek, dokter, dan akuntan.

Banyak yang beranggapan, Indonesia belum mampu bersaing dengan negara-negara anggota ASEAN lain. Hambatan mendasar, antara lain, berupa infrastruktur, birokrasi, kualitas sumber daya manusia, tenaga kerja, pengusaha yang manja, korupsi, peraturan daerah dan pusat yang bertentangan, serta ekonomi biaya tinggi yang diakibatkan oleh pungutan liar. Juga ada kekhawatiran, angka pengangguran di dalam negeri yang sudah besar itu akan semakin besar.

Harus kita akui bahwa Indonesia memang masih memiliki hambatan mendasar dalam bersaing dengan negara-negara anggota ASEAN lain. Namun, berbagai kelemahan itu jangan membuat kita khawatir atau takut karena negara-negara ASEAN lain pun mempunyai kekhawatiran yang sama.

Dalam kaitan itulah, kita sangat setuju dengan pernyataan Presiden Joko Widodo pada acara silaturahim dengan para kepala desa dan aparat desa seluruh Indonesia di Boyolali, Jawa Tengah. "MEA tidak dapat dicegah lagi. Keputusan untuk memulai MEA sudah ditandatangani 11 tahun yang lalu. Yang perlu kita lakukan adalah mempersiapkan diri. Apa yang kurang dan perlu diperbaiki, mari kita perbaiki," ujar Presiden. Ia juga menambahkan, "Dalam beberapa pertemuan dengan pemimpin, seperti dari Vietnam, Laos, Myanmar, Singapura, Brunei, dan Malaysia, mereka justru mengatakan sangat khawatir dengan dibukanya MEA. Yang perlu saya ingatkan, mereka saja takut kepada kita. Kok, kita ikut-ikutan takut."

Era MEA sudah dimulai. Tinggal kini kita sebagai bangsa mempersiapkan diri sebaik-baiknya dan melihat apa saja yang perlu diperbaiki.

Seperti dikemukakan Presiden Jokowi di Boyolali, "Secara teoretis, batas negara sudah tidak ada lagi. Akan tetapi, kita belum tahu persaingannya akan seberat apa." Itu sebabnya, Presiden meminta masyarakat tidak perlu khawatir menghadapi gempuran produk-produk dari luar negeri. Sebaliknya, ia menganjurkan agar produk-produk Indonesia yang berkualitas dikirim ke luar negeri.

Seperti telah disebutkan, per 31 Desember 2015, era MEA dimulai. Kita harus memulai era itu dengan keyakinan bahwa kita dapat mengambil manfaat dan keuntungan dari diberlakukannya MEA.

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 4 Januari 2016, di halaman 6 dengan judul "MEA, Indonesia Harus Siap".


Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger