Cari Blog Ini

Bidvertiser

Senin, 25 Januari 2016

TAJUK RENCANA: NIIS Bisa Semakin Nekat (Kompas)

Pekan lalu muncul konfirmasi tentang penghancuran biara Kristen tertua di Mosul, Irak, oleh milisi Negara Islam di Irak dan Suriah.

Dari foto-foto satelit perusahaan DigitalGlobe, yang dibuat dengan kamera beresolusi tinggi, biara St Elijah di Mosul yang sudah berusia 1.425 tahun, yang kini menjadi tempat ibadah, hancur dan rata dengan tanah.

Itu hanya salah satu dari beberapa bangunan bersejarah di Mosul yang dihancurkan oleh milisi Negara Islam di Irak dan Suriah (NIIS). Sebelumnya, di Palmyra, Suriah, milisi NIIS juga menghancurkan bangunan yang merupakan kekayaan arkeologi dan warisan budaya yang berusia lebih dari 1.000 tahun. Palmyra menyimpan warisan budaya dari peradaban Romawi kuno, Yunani, dan Persia.

Kita sedih apabila bangunan tua yang menjadi saksi dari perjalanan sejarah manusia dihancurkan dan rata dengan tanah, apalagi jika bangunan itu telah berusia lebih dari 1.000 tahun. Oleh karena tanpa bangunan-bangunan sejarah itu, generasi kita dan generasi anak cucu kita tidak dapat lagi menyaksikan peradaban dan karya-karya besar yang dibuat oleh orang-orang yang hidup pada masa itu. Alasan itu pula yang membuat kita tidak ingin milisi NIIS atas alasan apa pun menghancurkan bangunan-bangunan bersejarah di kota-kota yang mereka kuasai.

Jika kita menginginkan gerakan milisi NIIS dihentikan, tentunya bukan karena mereka menghancurkan bangunan-bangunan bersejarah, melainkan karena kejahatan kemanusiaan yang mereka lakukan. Baik di kota-kota yang mereka kuasai maupun tindak terorisme di negara-negara lain.

Koalisi Barat yang dipelopori Amerika Serikat akan meningkatkan gempuran udara terhadap dua pusat kekuatan NIIS di Raqqa (Suriah) dan Mosul (Irak). Keputusan itu diambil dalam pertemuan menteri pertahanan dari tujuh negara Barat, yakni Amerika Serikat, Australia, Belanda, Inggris, Italia, Jerman, dan Perancis. Tindak lanjutnya akan dibahas dalam pertemuan 26 menteri pertahanan anti NIIS plus Irak di Brussels, Belgia, 11 Februari mendatang.

Disebutkan, NIIS goyah karena hilangnya sumber pendapatan mereka akibat gempuran demi gempuran yang dilakukan koalisi anti NIIS. Serangan udara yang dilakukan koalisi anti NIIS akhir-akhir ini telah membuat NIIS kehilangan pendapatan mereka "puluhan juta dollar AS" sebagian besar dari penjualan minyak di pasar gelap.

Penting untuk diingat, semakin gencarnya serangan koalisi anti NIIS akan membuat NIIS semakin terpojok. Dan, dengan semakin terpojoknya NIIS, pasti akan membuat NIIS semakin nekat. Itu sebabnya, yang perlu diwaspadai adalah NIIS akan semakin menyebar ke berbagai negara di dunia, dan juga akan menjadikan bangunan bersejarah sebagai target dari serangannya.

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 25 Januari 2016, di halaman 6 dengan judul "NIIS Bisa Semakin Nekat".



Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger