Marilyn Nevalainen dibebaskan oleh pasukan khusus Kurdi dari cengkeraman NIIS di Mosul, Irak utara. Pembebasan seperti ini merupakan suatu hal yang langka. Yang kerap terjadi adalah mereka yang sudah bergabung dengan NIIS tidak bisa lepas, atau yang dengan nekat melarikan diri akan menghadapi kematian jika tertangkap lagi.
Selama ini NIIS dikenal sebagai kelompok bersenjata yang bengis dan brutal terhadap siapa saja yang dianggap tidak sehaluan dengan mereka, yang dianggap musuh, yang dianggap tidak mau tunduk pada kehendaknya. Sudah banyak orang yang menjadi korban kebengisan dan kebrutalan NIIS selama ini.
Yang membuat kita dan juga banyak orang bertanya- tanya adalah mengapa kelompok yang sadis dan brutal serta tak mengenal rasa kemanusiaan itu menarik banyak anak muda dari pelbagai penjuru dunia untuk bergabung? Bahkan, juga warga negara Indonesia.
Pertanyaannya tentu adalah mengapa dan untuk apa mereka bergabung dengan NIIS kalau Marilyn Nevalainen mengaku bahwa sesungguhnya dia tidak tahu tentang NIIS? Ia hanya diajak teman lelakinya untuk pergi ke Suriah dan bergabung dengan NIIS.
Tidak ada jawaban sederhana atau jawaban tunggal atas pertanyaan itu. Setiap kasus berbeda jawabannya, seperti yang dialami Marilyn Nevalainen itu. Ada yang mengatakan, mereka—tidak hanya perempuan, tetapi juga laki-laki—bergabung dengan NIIS karena alasan identitas, iman kepercayaan, ideologi, keingintahuan, kebebasan, dan juga ekonomi. Mungkin juga karena putus asa.
Semua itu dipermudah oleh kegigihan dan cara NIIS mengampanyekan diri, mencari anggota, tentara. NIIS sangat sadar akan kemajuan dan keampuhan teknologi komunikasi. Karena itu, mereka menggunakan media sosial, seperti Twitter dan Facebook, serta jaringan informal antara keluarga dan rekan.
Marilyn Nevalainen yang masuk ke Suriah sejak Mei 2005 hanyalah satu dari ratusan remaja perempuan Eropa, AS, Australia, dan Kanada yang bergabung dengan NIIS. Menurut harian The Guardian, sekitar 100 remaja putri Inggris bergabung dengan NIIS. Usia mereka berkisar 13-15 tahun, data lain mengungkapkan usia mereka berkisar 14-46 tahun. Tentara asing yang bergabung dengan NIIS diperkirakan berjumlah 30.000 orang yang berasal dari 100-an negara.
Kisah Marilyn Nevalainen semestinya membuka mata dan menyadarkan kita semua bahwa kita tidak boleh lengah terhadap ancaman yang ditebarkan NIIS. Propaganda mereka lewat teknologi komunikasi masa kini bisa sangat efektif kalau kita semua lengah.
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 26 Februari 2016, di halaman 6 dengan judul "Marylin dan Ancaman Bahaya NIIS".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar