Cari Blog Ini

Bidvertiser

Rabu, 02 Maret 2016

Indonesia Mondok//Lahan Serobotan//Internet Mati//Gangguan Telepon (Surat Pembaca Kompas)

Indonesia Mondok

Dalam Program Indonesia Mengajar yang diselenggarakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, sukarelawan mendatangi sekolah di daerah-daerah terpencil dan perbatasan. Muridnya sedikit, sekolah sulit dijangkau pula.

Agar lebih efektif dan efisien, saya mengusulkan Indonesia Mondok, suatu sistem pembelajaran dengan tinggal di asrama yang sudah membudaya di masyarakat Jawa dalam bentuk pondok pesantren atau dalam era pra-Islam dikenal sebagai Mandala.

Dalam tradisi pondok ini, pesertanya bisa dari mana- mana, bersama-sama memondok di pesantren milik seorang kiai. Santri-santri itu tidak membayar, sekalipun sering membawa bahan-bahan mentah untuk keperluan sendiri.

Mereka belajar agama, pengetahuan, dan keterampilan hidup. Santri-santri ini terlatih mandiri sehingga ketika kembali ke desanya bisa menjadi pemimpin informal masyarakat sekaligus menjadi agen perubahan.

Indonesia Mondok mengatasi daerah-daerah yang sulit dijangkau, dengan mengumpulkan murid-murid di Pondok Belajar secara gratis—mengadopsi pondok pesantren—yang bisa didesain sesuai kekhasan tiap daerah.

Pemerintah daerah bisa menyediakan lahan, asrama, dan kelas belajar, termasuk laboratorium dan bengkelnya. Gunakan pembangkit listrik tenaga air mikro hidro, sudah menghasilkan listrik dengan perbedaan tinggi 1 meter, atau pembangkit listrik tenaga surya.

Sediakan sukarelawan untuk mengajar, syukur-syukur bisa guru tetap, yang sudah dilatih keterampilan dasar dan ilmu pengetahuan sebelum diberangkatkan. Ini pengalaman nyata saat membangun SMK dan politeknik di daerah.

Maka, bukan hanya education for all yang didapat, melainkan juga prosperity for all.

HADIWARATAMA

Mantan Direktur Pendidikan Menengah Kejuruan dan Politeknik, Jalan Sangkuriang D4, Bandung

Lahan Serobotan

Terkejut saya menerima brosur pemasaran perumahan bersubsidi Kota Hijau di Selatan Jakarta, "Green Citayam City", yang mencantumkan logo pengembang Green Citayam City, Bank BTN, dan Kementerian Pertahanan Republik Indonesia.

Ketika saya cek berdasarkan denah lokasi di brosur pemasaran itu, ternyata lokasi dimaksud merupakan bagian tanah yang sudah bersertifikat hak guna bangunan, diterbitkan Kantor Pertanahan Kabupaten Bogor, Jawa Barat, yang berakhir 24 Agustus 2029 atas nama PT Tjitajam dan sudah dialihkan haknya kepada PT Bahana Wirya Raya berdasarkan akta pengikatan jual beli di Notaris Buntario Tigris Darmawa Ng tanggal 25 Januari 2005.

Untuk mencegah kerugian masyarakat calon pembeli perumahan itu, saya sebagai Direktur PT Bahana Wirya Raya melaporkan penyerobotan tanah oleh pengembang dengan terlapor Direktur PT Tjitajam ke Bareskrim Mabes Polri.

SATIRI

Jalan Jomas, Kembangan, Jakarta Barat

Internet Mati

Saya pelanggan First Media, nomor pelanggan 50065701. Sejak 2014, sambungan internet di rumah saya selalu mati setiap tanggal 20-an dan tidak ada perbaikan apa-apa.

Berikut jadwal keluhan saya yang tercatat di First Media: 24 September 2014, 22 April 2015, 20 Agustus 2015, 17 Desember 2015, dan 22 Februari 2016. Saya yakin, saya menelepon ke First Media lebih dari yang tercatat.

Meskipun telah berbicara dengan beberapa manajer, keluhan terus terjadi setiap tanggal 20. Bahkan, layanan pelanggan pun berani berbohong bahwa tidak ada masalah, kemudian menutup sambungan telepon.

JASON BUDIARTO

Jalan Pulau Nirwana, Jakarta Barat

Gangguan Telepon

Saya sudah puluhan tahun menggunakan telepon rumah dari Telkom, dan selama ini baik- baik saja. Namun, belakangan ini, setiap kali listrik mati, telepon kami juga ikut mati.

Saya ke kantor Telkom pusat di Purwokerto dan dijawab seharusnya tidak ada masalah karena jaringan telepon kami masih menggunakan kabel tembaga, bukan kabel optik Indihome.

Berselang beberapa hari, petugas bagian kerusakan yang datang memeriksa mengatakan, ternyata ada sebagian kabel optik yang dipasang di samping kabel tembaga. Hal ini sangat merugikan kami karena kami tidak berlangganan Indihome.

ARIEF RUBIJANTO

Perum Graha Timur II, Purwokerto

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 2 Maret 2016, di halaman 7 dengan judul "Surat Kepada Redaksi".

Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger