Cari Blog Ini

Bidvertiser

Selasa, 29 November 2016

TAJUK RENCANA: Prestasi Olahraga dan Inspirasinya (Kompas)

Kita berbesar hati melihat kemenangan ganda campuran Tontowi Ahmad dan Liliyana Natsir di turnamen bulu tangkis Hongkong Terbuka, Minggu (27/11).

Sebelumnya, Jumat lalu, tim sepak bola Indonesia berhasil melaju ke semifinal Piala AFF Suzuki 2016. Kita tahu, kemenangan olahraga merupakan puncak dari upaya dan latihan keras. Akan tetapi, panggung amat menggugah bagi siapa pun yang menghargai kompetisi yang fair, menampilkan keterampilan teknis yang mumpuni.

Bahkan, bisa ditambahkan, prestasi di Hongkong diraih ketika Liliyana dalam kondisi cedera, hal yang sempat membuat pasangan ini berpikir untuk mundur dari turnamen. Rupanya pasangan ini bisa mengalahkan diri sendiri dengan tekad yang besar untuk berprestasi.

Sebelumnya, mereka juga membalikkan anggapan bahwa setelah meraih emas di Olimpiade Rio de Janeiro, mereka akan santai, tanpa memikirkan untuk meraih prestasi lagi. Anggapan itu keliru, karena selain di Hongkong, mereka juga menang di Tiongkok Terbuka.

Sebagaimana atlet Olimpiade yang mengusung semboyan citius, altius, fortius (lebih cepat, lebih tinggi, lebih kuat), kita juga ingin terus menjadikan semboyan tersebut sebagai api untuk menghidupkan semangat juang berolahraga yang oleh bangsa lain dijadikan sebagai salah satu tolok ukur kemajuan bangsa. Kita juga berharap muncul prestasi dari bidang sains dan teknologi, juga seni budaya. Seharusnyalah keinginan berprestasi ini menjadi obor penyemangat dan orientasi kaum muda Indonesia.

Aktivitas olahragawan, ilmuwan, dan seniman merupakan hal konkret, begitu pula ketika mereka meraih prestasi. Negara asal atlet disebut, benderanya ditinggikan, dan lagu kebangsaannya dikumandangkan. Baik olahraga, sains-teknologi, maupun seni-budaya, besar peranannya dalam pembangunan bangsa. Kehadiran prestasi ini di tengah pengapnya suasana politik memberi kesegaran tersendiri.

Hal ini penting kita sadari mengingatusreg atau dinamika tak berkesudahan dalam politik bersifat kontraproduktif bagi kemajuan bangsa. Tenaga, waktu, dan pikiran akan tersedot. Berbagai komponen bangsa, alih-alih berkonsentrasi mencapai produktivitas dan prestasi, hanya rajin mengikuti berita banal tentang politik yang tidak bermanfaat.

Tentu politik ada manfaatnya. Dalam pemaknaannya yang sejati, di dalam aktivitas inilah ada proses mencapai konsensus untuk mengimplementasikan program nyata untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Sangat kita sesalkan jika waktu, pikiran, dan tenaga kita tersedot untuk aktivitas yang jauh dari upaya konstruktif untuk meraih kemajuan dan prestasi. Kemenangan atlet olahraga kita di sejumlah arena amat menginspirasi kita.

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 29 November 2016, di halaman 6 dengan judul "Prestasi Olahraga dan Inspirasinya".

Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger