Di hampir semua bus transjakarta ada tempelan poster berbunyi "Ayo naik bus, biar enggak macet". Ada juga poster lain yang berbunyi "Merdeka atau macet!".
Jelas kedua imbauan itu, baik yang serius maupun yang bercanda, mengajak sebanyak mungkin warga meninggalkan kendaraan pribadi dan beralih menggunakan pengangkut umum, khususnya yang bersifat massal.
Ironisnya, saya membaca poster itu dari atas bus kopaja berkapasitas 30 orang yang saat itu hanya berisi 4 orang—saya, sopir, dan kenek—di tengah kemacetan Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, pada jam bubar kantor.
Kini menjadi pemandangan umum angkot kosong di tengah kota ataupun di pinggiran pada jam sibuk ataupun bukan. Sementara jalan dijejali berbagai kendaraan yang padat merayap. Berbicara dengan para pengemudi, mereka mengeluhkan bahwa ini salah satu akibat dampak angkutan berbasis aplikasi daring.
Adalah hak pengguna jasa memilih kendaraannya. Bagi mereka, yang penting cepat sampai ke tujuan. Namun, mereka menghadapi dilema. Mau naik angkot, jalannya lambat karena macet. Bahkan karena sepi penumpang, bus terpaksa ngetem lama. Akhirnya sebagai alternatif mereka memilih naik ojek atau taksi daring.
Padahal, jalan menjadi macet antara lain juga karena angkot-angkot kosong dan makin banyaknya kendaraan alternatif tersebut. Betul-betul simalakama.
Barangkali pemerintah bisa membantu dengan mengatur sistem transportasi ini. Kalau mengimbau masyarakat untuk naik kendaraan massal, jangan membuat kebijakan lain. Bila zaman menuntut serba online, batasi pemberian izin angkot. Mungkin dari sekarang perlu dikumandangkan bahwa mencari nafkah melalui jasa angkot lebih baik ditinggalkan.
RENVILLE ALMATSIER
Jalan KH Dewantara 36, Ciputat, Tangerang Selatan, Banten
TV Kabel Diisolasi
Sudah sekitar satu tahun kami berlangganan Indihome dengan nomor telepon 021-45251xx.
Tanggal 28 Oktober layanan UseeTV kami diisolasi tanpa alasan, padahal selama berlangganan kami tidak pernah menunggak pembayaran.
Ketika menghubungi 147 (nomor pengaduan IN10754785) dijanjikan masalah akan diselesaikan dalam 12 jam. Kenyataannya, TV kami tetap terisolasi.
Sudah berkali-kali kami hubungi 147 agar mengirim teknisi ke rumah. Namun, operator 147 hanya menginstruksikan agar memasukkan kode melalui remote control seakan-akan itu tugas kami.
Ironisnya, remote control kami rusak sejak sebulan lalu dan walaupun sudah kami laporkan tidak juga diganti.
Selama TV terisolasi, Telkom justru mengirim surel yang menyatakan UseeTV kami dalam perbaikan. Bukan mengirim teknisi. Padahal, jelas TV kami diisolasi sepihak oleh Telkom, bukan karena ada kerusakan.
LEO SOETANTO
Kelapa Gading, Jakarta
Perubahan Daya
Perubahan daya yang saya ajukan ke PLN cabang Bandengan dengan nomor registrasi 5421013080708 dan biaya yang sudah saya lunasi tanggal 29 Oktober 2016 sampai saat ini belum ada realisasinya.
Saya sudah berkali-kali menghubungi 123 untuk menanyakan hal itu, tetapi hanya dijanjikan akan segera ditindaklanjuti.
Untuk itu, saya mohon kepada pihak terkait untuk segera memproses perubahan daya tersebut. Akibat terlalu lama proses ini, usaha saya menjadi terhambat.
W KASIMO
Sunter Agung, Tanjung Priok, Jakarta Utara
ATM Rusak
Sudah dua bulan lebih ATM BRI di Indomaret Jalan Tenis Raya, Cengkareng Indah, rusak. Mohon diperbaiki karena banyak nasabah BRI yang menggunakan. Semoga nasibnya tidak sama dengan ATM BRI lain yang begitu rusak langsung dibongkar.
Di Jalan Daan Mogot juga ada tiga ATM BRI rusak: di Superindo, Kantor Pos, dan SPBU. Demikian juga di Rawabelong, padahal banyak pedagang bunga yang berpotensi menjadi nasabah.
TH SOEPRONO
Cengkareng Indah, Jakarta, 11720
Tidak ada komentar:
Posting Komentar