Bom tersebut menyasar masyarakat sipil di Istanbul, Turki, Kairo, Mesir, dan Mogadishu, Somalia. Di Aden, Yaman, korban adalah tentara yang sedang antre mengambil gaji.
Pelaku dua peledakan bom di luar stadion sepak bola di Istanbul adalah sayap radikal di bawah Partai Pekerja Kurdistan (PKK), yaitu Kurdistan Freedom Falcons (TAK). Di Kairo, pelaku bom bunuh diri adalah seorang laki-laki berusia 22 tahun, di Mogadishu pelaku adalah kelompok Al Shahab yang terkait organisasi teroris Al Qaeda, dan di Aden kelompok Negara Islam di Irak dan Suriah.
Yang menghubungkan keempat peristiwa itu adalah kekerasan terhadap masyarakat sipil dan tentara yang sedang tidak berperang. Motif pelaku beragam, tetapi tujuannya sama, yaitu menimbulkan rasa takut di masyarakat, rasa marah kepada pemerintah yang berkuasa, dan menarik perhatian masyarakat dunia.
Di Kairo, pelaku kekerasan menyerang jemaat Kristen Koptik Mesir yang tengah mengikuti misa hari Minggu pagi di Gereja Santo Petrus dan Paulus. Masyarakat Kristen Koptik adalah minoritas di Mesir. Mereka beberapa kali mengalami kekerasan dan merasa pemerintah tidak sungguh-sungguh melindungi kelompok minoritas.
Situasi Turki lebih kompleks. Pemerintahan Erdogan menghadapi tiga kelompok yang dianggap sebagai musuh, yaitu NIIS, warga etnis Kurdistan yang ingin melepaskan diri dari Turki, dan kelompok pelaku kudeta yang menurut Pemerintah Turki dipengaruhi Fetullah Gulen.
Pemerintah memerangi PKK dan bermusuhan dengan Kurdi Suriah yang membentuk Partai Uni Demokrasi (PYD) dan dekat dengan PKK. Namun, Pemerintah Turki dekat dengan kelompok Kurdi Irak yang membentuk Pemerintah Regional Kurdi dan Partai Kurdi Irak (KDP). Ketiga kelompok organisasi tersebut sama-sama memerangi NIIS.
Penelitian Global Impact Strategist Mei 2016 menyebutkan, kekerasan di Afrika Utara dan Timur Tengah disebabkan beberapa faktor. Faktor tersebut adalah represi politik, peralihan pemerintahan yang tidak solid, isu agama, pertumbuhan ekonomi dan kemakmuran yang tidak merata dan memarjinalkan kelompok minoritas, serta populasi yang bertumbuh tetapi terserak suatu negara.
Belajar dari pengalaman negara-negara tersebut, kita perlu memiliki komitmen memastikan semua kelompok masyarakat mendapat keadilan ekonomi, sosial, hukum, politik, dan rasa aman. Tantangan ini sangat nyata karena negara kita luas dengan masyarakat sangat beragam, manfaat pertumbuhan ekonomi belum merata, dan pemanfaatan sumber daya alam terus dalam kontestasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar