Membaca berita bahwa revitalisasi Lapangan Banteng mulai dikerjakan pada 17 Maret 2017, buat saya, sungguh merupakan kabar yang amat menggembirakan.
Lapangan Banteng adalah kawasan cagar budaya dengan Monumen Pembebasan Irian Barat sebagai simbol perjuangan anti-kolonialisme Bung Karno. Arsitek pertama Lapangan Banteng, Frederich Silaban, mewujudkannya dalam bentuk monumen yang bersorot mata tajam ke arah Taman Monumen Nasional Medan Merdeka pada sistem sumbu timur barat.
Saya tidak tahu persis berapa keahlian profesi yang dilibatkan untuk perencanaan dan perancangan revitalisasi Lapangan Banteng. Apakah juga ada sayembara perancangan untuk kawasan bersejarah ini?
Sebagai perbandingan, di AS ada forum United States Presidential Advisory Committee yang mengusulkan kepada presiden obyek-obyek bersejarah berskala nasional untuk dibangun/diperbaiki. Apabila usulan dipenuhi, selanjutnya ada sayembara di bawah pengawasan profesi interdisiplin.
Saat akan dibangun monumen salah satu presiden AS yang berjasa pada Perang Dunia II, Franklin D Roosevelt, posisinya diperhitungkan secara cermat agar selaras dengan monumen lain seperti George Washington, Thomas Jefferson, Abraham Lincoln, dan Capitol Hill di ibu kota Washington DC. Sayembara akhirnya dimenangi arsitek lanskap kenamaan, Lawrence Halprin.
Dalam rencana revitalisasi yang saya baca, tiga zona akan dikembangkan menjadi destinasi wisata dan sarana olahraga masyarakat, sesuai konsep Frederich Silaban dengan sumbu timur barat dan utara selatan. Area Lapangan Banteng sesungguhnya adalah urbanmindstream civilization park dengan Monumen Pembebasan Irian Barat sebagai inti.
Revitalisasi Lapangan Banteng dilakukan berdasarkan zona, yaitu zona Monumen Pembebasan Irian Barat, zona lapangan, dan zona taman. Saya berharap, taman bergaya Eropa dengan latar bangunan peninggalan kolonial, yaitu Kementerian Keuangan, tidak hilang.
Pada zona monumen bisa dipasang artefak-artefak perjuangan para pahlawan pembebasan Irian Barat dan sekaligus menjadi simbol kesatuan Indonesia dari Sabang sampai Merauke pada sistem sumbu timur barat.
Pola hijau yang khas dapat ditampilkan dengan jenis-jenis tanaman yang terdapat pada Garis Wallacea Timur Indonesia sesuai dengan alam Papua.
SUMIANTONO RAHARDJO
Jalan Prumpung Barat, Jatinegara, Jakarta Timur
Tidak Pesan Barang
Akhir Maret lalu kurir Lazada mengirim barang kepada kakak saya dengan pembayaran COD, nomor order 3554366722. Padahal, kami tidak memesan barang itu. Kakak membayarnya.
Keesokan harinya ada kiriman barang lagi dan kakak saya disuruh membayar lagi dengan sistem COD. Kali ini kakak menolak karena memang kami tidak memesan barang apa pun.
Kami merasa dirugikan dan berharap pihak Lazada dapat memperbaiki sistemnya agar orang yang memesan barang diketahui pasti identitasnya.
ZAINURDIN
Jl Bangka RT 010 RW 010 Pela Mampang, Jakarta 12720
Premi Tidak Balik
Saya membeli polis Maestro Hospital Plan dari AXA. Premi Rp 4,8 juta dengan nomor polis 509-5281381. Tertanggung adalah istri saya, Corry Yazwina Idola, dengan pemegang polis saya sendiri, Andreas Solihin.
Saya tahu klaim tidak diganti jika istri saya sakit sebelum satu bulan efektif polis. Setelah satu bulan, Oktober 2016, istri saya masuk rumah sakit. Namun, klaim ditolak karena rumah sakit salah menulis diagnosis.
Januari 2017, istri saya masuk RS kembali. Saya ajukan kembali klaim ke AXA. Lagi-lagi klaim ditolak. Menurut investigasi AXA, saat pengajuan Surat Permintaan Asuransi Jiwa, istri saya sudah pernah dirawat di rumah sakit dan itu melanggar klausul polis bahwa nasabah dalam keadaan sehat dan tidak dirawat di RS dalam setahun terakhir.
Akhirnya AXA memutus sepihak polis saya dan tidak mengembalikan semua premi. Seharusnya ada kebijakan pengembalian premi dikurangi penalti karena tidak ada itikad jelek saya saat mengajukan aplikasi. Saya benar-benar lalai dan tidak memperhatikan klausul itu.
ANDREAS SOLIHIN
Tomang, Jakarta Barat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar