Daerah Banyuwangi penuh dengan obyek wisata indah dan menarik. Ada kawah Gunung Ijen yang mengeluarkan cahaya blue fire, pantai-pantai cantik dan menarik seperti Teluk Hijau, Tanah Merah yang saat senja terlihat serba merah, Plengkung yang ombaknya bergulung-gulung, dan Sukamade di kawasan Taman Nasional Meru Betiri, tempat penyu bertelur.
Tempat-tempat tujuan wisata ini sangat berpotensi meningkatkan pendapatan daerah dan nasional. Contohlah Thailand, yang dengan 17-19 juta turis per tahun, bisa mendapatkan devisa 30 miliar dollar AS atau 17-19 persen dari produk domestik bruto Thailand.
Malaysia yang tidak punya banyak obyek wisata alami bisa mengoptimalkan wisata pengobatan dan mampu meraih devisa 30 miliar dollar AS. Jumlah tersebut sudah jauh melebihi hasil pengumpulan pengampunan pajak yang hanya mencapai Rp 150 triliun atau 12 miliar dollar AS.
Turisme Indonesia yang amat banyak tujuan wisatanya dan beragam mulai dari Sabang sampai Merauke semestinya dengan mudah dapat meraih devisa dua kali lipat Thailand atau Malaysia asal sarana penunjangnya dicukupi. Misalnya, bandar udara lengkap dengan terminal yang memadai, jalan-jalan raya yang mulus, tempat peristirahatan serta hotel yang aman dan nyaman, toilet yang bersih, dan lingkungan yang rapi.
Obyek wisata Indonesia dapat menjadi tulang punggung keuangan negara, menggantikan sektor minyak dan gas bumi, bahkan jauh melebihi sektor pertambangan plus kelapa sawit sekalipun.
Daerah Banyuwangi yang obyek wisatanya mulai dibangun beberapa tahun lalu oleh Bupati Banyuwangi Aswar Anas dan baru saja memperoleh penghargaan pemerintah bisa menjadi salah satu andalan. Saat ini para turis lokal dan mancanegara mulai berdatangan, bahkan turis dari dan ke Pulau Bali banyak yang mampir ke Banyuwangi.
Tentu saja ada banyak hal yang harus diperbaiki untuk meningkatkan jumlah wisatawan. Bandara baru, contohnya, harus segera dibereskan. Prakarsa Presiden Joko Widodo menggalakkan bidang pariwisata sudah sepantasnya didukung semua pihak, terutama pemerintah daerah terkait.
KUSUMO SUBAGIO
Jl Kemandoran Raya, Grogol Utara, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan
Tanggapan Jasa Marga
Sehubungan dengan surat pembaca di harian Kompas pada 15 Februari 2017 berjudul "Ganti Rugi Belum Turun" yang dikirim oleh Zulhasril Nasir, Guru Besar Fisip UI, bersama ini kami informasikan bahwa Tol Cinere-Jagorawi (Cijago) tidak berada di bawah pengelolaan PT Jasa Marga (Persero) Tbk.
Tol Cijago menjadi milik operator/badan usaha jalan tol lain, yaitu PT Trans Lingkar Kita Jaya (TLKJ) yang beralamat di Kampung Pedurenan, Cimanggis, Jl Raya Gas Alam, Kota Depok, Jawa Barat 16954, Telepon (021) 87757676.
Meskipun demikian, kami telah meneruskan keluhan tersebut kepada PT TLKJ agar segera ditindaklanjuti.
Atas perhatian dan kerja sama Anda, kami ucapkan terima kasih.
DWIMAWAN HERU S
AVP Corporate Communication, PT Jasa Marga (Persero)
Janji Tak Ditepati
Saya adalah pengguna aplikasi Grab dengan nomor telepon 0812138561xx. Tanggal 30 Maret 2017, saya mendapat informasi promo bahwa jika mengisi saldo Grab Pay akan mendapatkan bonus ekstra 100 persen. Saya tertarik dan mengisi Rp 100.000.
Namun, setelah mengisi saldo, saya tidak mendapatkan bonus ekstra 100 persen sebagaimana yang dipromosikan. Saya sudah komplain via e-mail tiga kali dan via CS dua kali. Namun, sampai surat ini dikirim, saya belum menerima apa yang menjadi hak saya.
Ini bukan soal nominal bonus, melainkan lebih kepada kepercayaan konsumen terhadap Grab.
HADI RAKHMANTO
Kompleks Rasamala, Kecamatan Ciomas, Bogor
Tidak ada komentar:
Posting Komentar