Cari Blog Ini

Bidvertiser

Sabtu, 02 September 2017

TAJUK RENCANA: Venezuela dan Nafsu Kekuasaan (Kompas)

Laporan Komisioner Tinggi Hak Asasi Manusia PBB tentang Venezuela mengirimkan pesan jelas bahwa nafsu kekuasaan Nicolas Maduro tak terkendali.

Menurut laporan tersebut, Pemerintah Venezuela telah melakukan kekerasan secara sistematis dan brutal terhadap para demonstran. Pelanggaran HAM itu dilakukan oleh rezim Presiden Nicolas Manduro yang telah "menanamkan ketakutan kepada rakyat dengan menekan kebebasan mereka".

Laporan PBB tersebut—yang didasarkan atas wawancara terhadap 135 korban kekerasan dan keluarga mereka, saksi-saksi, organisasi sipil, wartawan, pengacara, dan dokter—tentu bisa dipertanggungjawabkan.

Tindakan rezim yang berkuasa, memang, dapat dikatakan berlebihan, keterlaluan sekadar untuk mempertahankan kekuasaan, yang sebenarnya sudah diinginkan oleh rakyatnya itu. Kita katakan keterlaluan karena, menurut laporan itu, sejak 1 April 2017, lebih dari 5.000 orang ditahan.

Bahkan, untuk mempertahankan kekuasaannya, Maduro memanfaatkan militer. Militer yang seharusnya melindungi rakyat justru sebaliknya, menjadi alat kekuasaan. Militer telah menjadi alat Maduro mempertahankan kekuasaan yang semakin lama semakin menindas, semakin tidak memberikan kemanfaatan kepada rakyatnya yang dahulu pernah memberikan mandat.

Di tangan Maduro, Venezuela negeri kaya minyak itu mengalami krisis kemanusiaan, sosial, ekonomi, dan politik yang kalau dibiarkan akan menjadi negara gagal. Sanksi ekonomi yang sudah dijatuhkan AS terhadap Venezuela sudah membuat kehidupan rakyat di negeri itu semakin sulit. Sebelum sanksi dijatuhkan, kehidupan rakyat Venezuela sudah sulit dan sanksi semakin mempersulit. Sebagai gambaran, sebuah penelitian mengungkapkan, rata-rata warga kehilangan berat badan sekitar 10 kilogram karena kurang makan.

Apabila kondisi seperti itu dibiarkan berlarut-larut, sementara Maduro tetap dikuasai nafsu berkuasanya, negara Venezuela cepat atau lambat akan jatuh. Berbagai kemungkinan bisa terjadi. Jika kondisi semakin parah, kondisi rakyat semakin sengsara, dan demonstrasi tak terkendali, tidak mustahil bahwa militer yang selama ini dipakai sebagai alat oleh Maduro akan bertindak dan mengambil alih kekuasaan.

Kemungkinan kedua, jika kelompok oposisi didukung rakyat anti-Maduro kehilangan kesabaran dan Maduro semakin gelap mata, tumpul hati, dan pikiran, bisa jadi Venezuela akan tergelincir ke perang saudara. Apabila hal itu terjadi, sekali lagi rakyatlah yang akan menderita. Masa depan Venezuela akan sangat bergantung pada kesadaran Maduro bahwa nafsu kekuasaan telah menyengsarakan rakyatnya.

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 2 September 2017, di halaman 6 dengan judul "Venezuela dan Nafsu Kekuasaan".

Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger