Harapan bermunculan saat membaca berita bahwa kapal Korea Utara, Mangyongbong-92, merapat di Pelabuhan Mukho, Korea Selatan, Selasa silam.
Kapal ini mengangkut delegasi Korut yang terdiri dari penyanyi, penari, dan pemain musik, yang akan memeriahkan Olimpiade Musim Dingin di Pyeongchang, Korsel. Agar kapal Mangyongbong-92 dapat merapat di Pelabuhan Mukho, Pemerintah Korsel mencabut sementara larangan bagi kapal Korut berlabuh di wilayah negara itu.
Seoul memang tidak memperbolehkan kapal-kapal Korut masuk ke pelabuhan Korsel. Larangan itu diterapkan pasca- serangan torpedo Korut pada kapal militer Korsel yang menyebabkan 46 pelaut meninggal pada 2010.
Kedatangan kapal Mangyongbong-92 ke wilayah Korsel menambah panjang deretan peristiwa yang menumbuhkan optimisme bagi terciptanya perdamaian di Semenanjung Korea. Sinyal optimisme pertama muncul dalam pidato Pemimpin Korut Kim Jong Un, awal tahun ini, yang menyebutkan kesediaannya mengirim delegasi ke Olimpiade Musim Dingin. Setelah itu, berlangsung sejumlah pertemuan perwakilan kedua negara untuk membahas persiapan kehadiran delegasi Korut dalam Olimpiade Musim Dingin. Rangkaian pertemuan menyepakati, antara lain, pembentukan tim hoki es putri gabungan dan parade bersama kedua negara dalam upacara pembukaan.
Kegembiraan atas kedatangan kapal Mangyongbong-92 dirasakan pula oleh Paus Fransiskus. Ia memuji keputusan Korut dan Korsel untuk bertanding bersama. Menurut dia, apa yang dilakukan Korut dan Korsel menunjukkan bahwa olahraga dapat menjadi sarana untuk mendorong terciptanya perdamaian.
Bukan kali ini saja Korut berpartisipasi dalam perhelatan olahraga yang diselenggarakan oleh Korsel. Pyongyang juga mengirim delegasi dalam Asian Games 2014 di Incheon dan Asian Games 2002 di Busan. Namun, catatan kelam juga ditorehkan oleh Korut pada Olimpiade 1988 di Seoul. Waktu itu, Pyongyang memboikot perhelatan olahraga tersebut.
Tentu saja semua pihak menyadari betul bahwa kehadiran delegasi Korut dalam Olimpiade Musim Dingin barulah langkah sangat awal bagi upaya mewujudkan perdamaian sejati di Semenanjung Korea. Keikutsertaan kontingen Pyongyang bukan tanda bahwa Pemimpin Korut Kim Jong Un akan mengakhiri pengembangan rudal balistik dan senjata nuklir.
Namun, setidaknya, lewat kehadiran delegasi Korut di perhelatan Olimpiade Musim Dingin, jalur komunikasi Pyongyang-
Seoul yang selama bertahun-tahun terputus dapat kembali terjalin. Bahkan, delegasi Korut, menurut rencana, juga meliputi Kepala Negara Kim Yong Nam yang tak lain adalah Pemimpin Majelis Rakyat Tertinggi negara itu. Mengingat statusnya itu, terbuka peluang berlangsung pertemuan antara Kim Yong Nam dan Presiden Korsel Moon Jae-in di bawah protokol diplomatik. Kini, dunia terus menanti kelanjutan dialog kedua negara
Kompas, 8 Februari 2018
Tidak ada komentar:
Posting Komentar