Cari Blog Ini

Bidvertiser

Rabu, 18 April 2018

Bocornya Data Facebook//Klaim BPJS//China Era Baru (Surat Pembaca Kompas)


Bocornya Data Facebook

Berita mengenai bocornya data pengguna media sosial Facebook sedang menjadi topik hangat akhir-akhir ini. Sebagai salah seorang pengguna, saya juga khawatir akun Facebook saya ikut terseret dalam masalah ini.

Meskipun sudah ada kejelasan bahwa kebocoran data hanya terjadi di Amerika Serikat, kasus ini secara tidak langsung menjelaskan bahwa media sosial bukanlah tempat yang aman dalam menyimpan data, bahkan media sosial sekelas Facebook dapat dikatakan "kecolongan" dalam mengamankan data para penggunanya.

Hal ini tentu saja sangat meresahkan karena data yang bocor tidak hanya berkaitan dengan privasi, tetapi juga berkaitan dengan data lain milik pengguna. Apakah masalah ini juga menyebar ke media sosial atau situs lain yang memanfaatkan Facebook sebagai salah satu metode login juga, masih menjadi pertanyaan.

Menurut saya, upaya penanganan terhadap data yang bocor hanya bisa dilakukan oleh pihak Facebook bekerja sama dengan pemerintah demi menjaga keamanan data para warga. Di sisi lain, para pengguna hanya bisa mengupayakan pencegahan, seperti pembatasan akses publik, merahasiakan username dan password, serta secara teratur mengganti username dan password dalam kurun waktu tertentu.

Cara terbaik yang bisa dilakukan adalah dengan tidak menyimpan data berharga dalam akun media sosial atau menghapus akun media sosial yang kita miliki, tetapi hal ini tentu sangat sulit dilakukan karena media sosial sudah menjadi salah satu kebutuhan masyarakat dunia di zaman sekarang.

Yusup Hidayat
Jl Pulo Besar, Sunter Jaya,
Jakarta Utara


Klaim BPJS

Dengan adanya pengaturan zona pelayanan, setiap pasien BPJS hanya boleh dirujuk ke rumah sakit tertentu. Saya masuk zona Rumah Sakit Jakarta Utara/Rumah Sakit Islam Jakarta Sukapura.

Saat kontrol Oktober 2017, oleh dokter diberi resep untuk satu bulan, seperti biasanya. Apotek Rumah Sakit Islam Jakarta Sukapura memberi saya obat sesuai resep, kecuali satu obat hanya diberi tiga butir (menurut resep 3 strip = 30 butir).

Saat kontrol 10 November 2017, saya mendapat resep dokter untuk satu bulan. Namun, untuk salah satu obat yang sama bulan lalu tidak diberikan sama sekali. Memang ada penjelasan dari petugas apotek bahwa mulai November 2017 ada pembatasan obat untuk resep saya senilai Rp 60.000.

Hal itu menimbulkan banyak pertanyaan saya. Apakah kondisi keuangan Rumah Sakit Islam Jakarta Sukapura tidak memungkinkan memenuhi resep dokter? Apakah pasien harus ikut menanggungnya? Apakah resep dokter boleh tidak dipenuhi oleh apotek?

Mohon kepastian dari BPJS dan pihak Rumah Sakit Islam Jakarta Sukapura.

Haryanto Waluyo Adipurnomo
Pasien RSI Jakarta Sukapura, Nomor 00-21-86-85

China Era Baru

Membaca tulisan "China Era Baru" dengan nama penulis Huang Xilian, Duta Besar China untuk ASEAN, cukup menarik.

Meski demikian, ada satu hal yang ingin saya tanyakan. Apakah tulisan tersebut ditulis langsung oleh yang bersangkutan atau hasil terjemahan?

Kalau saya tidak salah ingat, sebelumnya juga pernah muncul tulisan yang kurang lebih bentuknya sama dan tidak dijelaskan apakah tulisan tersebut adalah terjemahan atau tulisan asli dari pemikiran si penulis.

Tulisan "China Era Baru" memperlihatkan kemampuan berbahasa Indonesia dengan baik yang layak dihargai, bahkan menjadi contoh bagi siapa pun anak negeri ini yang bekerja di luar Nusantara untuk menguasai bahasa setempat.

Advent Tambun
Jelambar, Grogol Petamburan,
Jakarta Barat

Catatan Redaksi:

Terima kasih atas perhatian Anda. Kami menerima artikel yang bersangkutan sudah dalam Bahasa Indonesia


Kompas, 18 April 2018

Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger