Cari Blog Ini

Bidvertiser

Sabtu, 01 September 2018

Veteran Menjaga Pilpres//Sentuhan Kemanusiaan//Buka Telinga//Klaim Asuransi (Surat Pembaca Kompas)


Veteran Menjaga Pilpres

Pemilihan presiden/wakil presiden yang berbarengan dengan pemilu legislatif akan berlangsung 17 April 2019. Namun, suasana sudah mulai menghangat dengan berbagai isu yang berkembang di media dan dunia maya.

Pada 10 Agustus 2018, pasangan calon yang akan mengikuti pemilihan presiden/wakil presiden sudah mendaftarkan diri. Saat itu tanpa banyak orang yang tahu sebenarnya juga merupakan Hari Veteran Nasional, ditetapkan berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 30 Tahun 2014. Tanggal itu dipilih untuk mengenang peristiwa gencatan senjata, 10 Agustus 1949.

Genjatan senjata itu pula yang mengakhiri pertempuran dalam perang kemerdekaan dan menghasilkan pengakuan kemerdekaan berikut penyerahan kedaulatan negara oleh Belanda lewat Konferensi Meja Bundar yang berakhir pada 27 Desember 1949.

Kami para veteran memaknai Hari Veteran Nasional 2018 sebagai hari konsolidasi nasional. Kami mengenang jasa-jasa pejuang yang telah gugur dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia, sekaligus ke depan turut menjaga dan mengisi kemerdekaan.

Karena itu, Veteran menyerukan agar pelaksanaan pilpres dan pileg berlangsung aman, damai, demi tetap tegaknya NKRI yang berdasarkan Pancasila, UUD 1945, dan Bhinneka Tunggal Ika. Kami sangat berharap para prajurit TNI-Polri mengawal dan mengamankan perhelatan demokrasi pada 2019.

Tahun-tahun politik tak boleh diwarnai dengan kegaduhan sosial yang menjurus kepada kerusuhan, tetapi harus diisi dengan kerja sama demi membangun masa depan menuju kejayaan dan kemakmuran bangsa.

Sudaryo
Jalan Raya Bunut Wetan, Pakis,
Malang, Jawa Timur

Sentuhan Kemanusiaan

Terima kasih kepada editor Desk Opini yang memuat artikel "Mencari Indonesia" oleh D Mohammad (Kompas, 14/8/ 2018): cerita tentang dosen Sejarah yang sampai pensiun mangkrak di pangkat III/a itu—dan orang yang dilarang pulang kandang—telah memercikkan sentuhan kemanusiaan dan kebangsaan. Munculnya artikel itu juga tepat waktu, tiga hari sebelum Hari Proklamasi.

L Wilardjo
Klaseman, Salatiga,
Jawa Tengah

Buka Telinga

Sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat menarik diikuti. Saya pun datang untuk mengetahui apa yang terjadi di sana. Jadwal sidang terpasang di monitor, di samping resepsionis. Namun, tak semua perkara diumumkan. Jadwal sidang terkesan seenaknya. Ada kasus yang disebut mulai pukul 10.00, tetapi baru mulai pukul 14.00.

Pemeriksaan perkara, khususnya penundaan kewajiban pembayaran utang, dilaksanakan sekaligus beberapa kasus. Tak ada pelantar suara sehingga kita harus membuka telinga lebar-lebar untuk mendengarkan suara hakim dan para pihak yang berperkara.

A Ristanto
Agape, Jatimakmur,
Pondokgede, Bekasi,
Jawa Barat


Klaim Asuransi

Saya peserta Asuransi Bumiputera yang telah habis kontrak pada Februari 2018. Namun, sampai sekarang klaim saya belum dibayar. Pihak Bumiputera hanya tebar janji: minggu depan, bulan depan, dan seterusnya. Saya merasa ditipu karena kebutuhan kuliah anak saya menjadi korban.

Nomor polis saya adalah 200407777'7, jatuh tempo pada Februari 2018 dengan nilai klaim Rp 29.069.000, dengan pemegang polis atas nama Agustina Nona Le€han. Kepada Redaksi, saya lampirkan pula bukti status akhir proses klaim dari pihak Asuransi Bumiputera dan fotokopi KTP saya selaku pemegang polis. Uang ini saya kumpulkan dengan susah payah untuk membiayai kuliah anak saya. Ke mana lagi saya harus mengadu?

Agustina Nona Le€han SPdSD
Nelle Lorang, Kabupaten

Sikka, Nusa Tenggara Timur

Kompas, 1 September 2018

Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger