DIDIE SW

Andreas Maryoto, wartawan senior Kompas.

Perusahaan ritel dalam jaringan Amazon telah mendisrupsi berbagai bidang usaha, mulai dari penjualan ritel itu sendiri, teknologi penyimpanan data, pengiriman barang, hingga mulai memasuki bisnis kesehatan. Pada Rabu (5/12/2019) pagi WIB, mereka mengumumkan telah menyewa 40 pesawat sebagai bagian dari pengembangan jasa pengiriman barang yang lebih efisien. Mereka tak puas dengan jasa pengiriman selama ini.

Seusai pengumuman itu, saham perusahaan mapan yang selama ini melayani pengiriman barang langsung berjatuhan. Saham UPS, Fedex, perusahaan penerbangan, perusahaan tol, dan lain-lain jatuh dengan rata-rata 4,4 persen. Angka ini merupakan kejatuhan terburuk sejak Juni 2016.

Langkah Amazon tersebut diperkirakan mengurangi pendapatan para pemain mapan hingga 10 persen sampai tahun 2025. Amazon menyewa 40 pesawat sebagai bagian dari pengembangan jasa pengiriman barang. Kelak, menurut rencana, mereka akan menyewa hingga 100 pesawat. Mereka telah menamai perusahaan penerbangan ini dengan nama Amazon Air. Rencana Amazon sebenarnya sudah diketahui sejak beberapa tahun lalu ketika membeli dua maskapai pengiriman barang, yaitu Air Transport Service Group dan Atlas Air Worldwide Holdings.

AP PHOTO/MARK LENNIHAN

Seorang pekerja di Nasdaq memantau aktivitas pasar, Selasa (4/12/2018) di New York. Amazon menjadi perusahaan publik kedua bernilai 1 triliun dollar AS di belakang Apple.

Tak hanya itu mereka juga telah merencanakan mencari lahan di dekat beberapa bandara untuk menjadi titik kumpul (hub) penerbangan Amazon Air. Untuk itu mereka berinvestasi hingga 1,5 miliar dollar AS dengan harapan bisa mendapat lahan dengan luas sekitar 4.046,86 meter persegi.  Mereka sebenarnya telah membeli tanah pada awal 2018 dengan luas 849.840 meter persegi.

Salah satu pertanyaan yang muncul adalah apakah alasan Amazon membangun perusahaan penerbangan untuk pengiriman barang? Salah satu analisis, seperti dikutip CNN, menyebutkan, Amazon bisa menghemat antara 1 miliar dollar AS dan 2 miliar dollar AS untuk biaya pengiriman pada tahun depan. Dalam hitungan mereka, biaya pengiriman global bisa diturunkan sampai 3 persen-6 persen. Untuk satu paket barang, biaya pengiriman bisa diturunkan 2 dollar AS-4 dollar AS.

Langkah Amazon ini memperlihatkan kepada kita bahwa bisnis kini sangat bergantung pada data. Amazon tidak bakal membuka bisnis penerbangan apabila tidak memiliki data yang detail tentang keuntungan mengoperasikan pesawat itu secara langsung. Data tentang pergerakan barang, biaya pengiriman, kota-kota yang paling banyak menjadi tujuan pengiriman, dan lain-lain menjadikan mereka sangat yakin dengan keputusan bisnis mereka. Perusahaan lain mungkin membangun maskapai dengan data umum. Ada unsur spekulasi di sini  sehingga tingkat keberhasilannya kecil.

Langkah Amazon ini memperlihatkan kepada kita bahwa bisnis kini sangat bergantung pada data.

Amazon yang telah mengembangkan mahadata, dengan mudah mengoperasikan pesawat, membangun titik kumpul, menentukan rute, dan memastikan waktu pengiriman barang secara akurat. Oleh karena itu, rencana Amazon ini menjadi ancaman nyata bagi para perusahaan mapan dalam berusaha. Omzet mereka bakal termakan Amazon Air.

Dalam perhitungan analis pangsa pasar perusahaan mapan yang ada bakal tergerus mulai tahun ini. Tahun ini saja sudah termakan sekitar 2 persen. Tahun depan bakal terus naik. Analis juga sudah mengoreksi perkiraan harga saham beberapa perusahaan, seperti Fedex turun 4 persen menjadi 230 dollar AS per lembar dan UPS turun 5 persen menjadi 87 dollar AS per saham. Beberapa saham perusahaan terkait pengiriman juga bakal turun.

Fenomena ini merupakan gambaran betapa perusahaan digital akan mendisrupsi tak hanya bisnis inti perusahaan itu, tetapi juga industri lain karena penggunaan mahadata.

ADITYA DIVERANTA UNTUK KOMPAS

Perusahaan rintisan transportasi daring, Go-Jek membahas perihal kesejahteraan mitra pengemudi di Jakarta Selatan, Jumat (23/11/2018).

Di Indonesia Go-Jek secara langsung mendisrupsi perusahaan transportasi. Akan tetapi, berdasarkan pengembangan bisnis mereka yang berbasis mahadata, maka industri lain terdisrupsi karena mereka membuka bisnis baru, seperti jasa keuangan, jasa pengantaran barang, dan jasa pemesanan makanan.

Tak ada industri yang tak terdisrupsi. Mereka tak lagi bisa bersembunyi. Pesan ini sepertinya harus mendapat perhatian dari perusahaan mapan yang masih merasa bahwa usaha mereka aman.

Tak sedikit di Tanah Air yang mempunyai perasaan seperti itu. Perusahaan mapan yang tidak berubah hanyalah perusahaan yang tinggal menunggu waktu kematian karena perusahaan digital akan masuk ke berbagai bidang usaha. Mahadata menggerakkan mereka ke mana saja. Data adalah panduan bagi mereka.


Kompas, 6 Desember 2018

#kompascetak