AFP/ PATRICK SEMANSKY

Wakil Presiden AS Mike Pence (depan kiri) dan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe (depan kanan) berbaris beberapa langkah di depan Kepala Pemerintahan Korea Utara Kim Yong Nam (kiri belakang) dan saudari Kim Yo Jong (belakang kanan) tampak menyaksikan upacara pembukaan Olimpiade Musim Dingin Pyeongchang 2018 di Stadion Pyeongchang pada 9 Februari 2018.

Perdana Menteri Shinzo Abe memberi isyarat, Jepang siap menjalin komunikasi lebih baik dengan Korea Utara, dengan isu penculikan tetap menjadi prioritas.

Sebagaimana diberitakan harian ini, pada saat membuka sidang perdana parlemen, Abe menyatakan akan mengambil setiap peluang untuk mengatasi hambatan ketidakpercayaan dengan Korea Utara. Ia juga mengaku siap bertemu dengan Pemimpin Korut Kim Jong Un untuk menyelesaikan isu nuklir dan rudal negara itu.

Namun, Abe memperlihatkan posisinya yang tidak berubah, yakni menginginkan Korut menyelesaikan isu penculikan warga Jepang, yang tampaknya tetap dalam kerangka yang dinginkan Tokyo selama ini.

Pernyataan Abe bahwa dirinya siap menemui Kim sangat berbeda dengan momen pidato serupa pada tahun lalu. Kala itu, PM Jepang menyampaikan pesan keras kepada Pyongyang, dengan menyebut akan memaksa Korut untuk mengubah kebijakannya terkait nuklir dan rudal. Program nuklir dan rudal Korut digambarkannya sebagai ancaman yang mendesak untuk diatasi.

Pidato Abe yang lebih lunak pada tahun ini tak bisa dilepaskan dari situasi sekarang bahwa Korut dan Amerika Serikat tengah mempersiapkan pertemuan puncak yang kedua. Pada pertemuan pertama di Singapura, Presiden AS Donald Trump bertemu dengan Kim dan mereka menyepakati untuk melakukan denuklirisasi serta mewujudkan perdamaian sejati di Semenanjung Korea. Meski nyaris tak ada perkembangan berarti dalam upaya denuklirisasi, kedua belah pihak tetap bersedia untuk menggelar pertemuan kedua yang dijadwalkan bulan depan.

Diplomasi denuklirisasi selama lebih kurang setahun terakhir melibatkan hampir semua negara anggota Perundingan Enam Pihak (Six Party Talks)—forum untuk mengatasi isu senjata nuklir Korut, tetapi sudah tak aktif bertahun-tahun silam. Selain Korut, negara Six Party ialah Korea Selatan, China, Rusia, AS, dan Jepang. Dari keenam negara itu, hanya Jepang yang belum terlibat dalam diplomasi denuklirisasi.

Posisi Jepang yang seperti itu terkait dengan posisinya yang keras, yakni meminta Korut mengembalikan semua dari 17 warga Jepang yang diklaim oleh Tokyo telah diculik Pyongyang. Sebaliknya, Pyongyang menyatakan, masalah itu sudah berakhir. Lima warga Jepang telah dikembalikan, sementara sisanya dinyatakan sudah meninggal.