Dalam kehidupan di sekolah, di tempat kerja, di organisasi masyarakat, dan lingkungan sosial mana pun sering terjadi penghinaan dari satu individu ke individu atau kelompok lain, terlebih di era media sosial saat ini. Bagaimana kita menyikapi penghinaan dari seseorang?
Menghina, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia 2016, adalah suatu perilaku merendahkan, memburukkan nama baik orang lain, menyinggung perasaan seperti memaki atau menistakan. Umumnya menghina dilakukan melalui ucapan atau kata-kata.
Menggunakan kata-kata dengan cara yang kasar bisa sama buruknya dengan meninju seseorang. Terkadang ucapan orang lain dapat membangkitkan emosi yang sangat menyakitkan.
Kita bisa merasa sangat tidak berdaya oleh komentar seseorang sehingga seperti membeku di tempat dan tidak dapat memikirkan sesuatu untuk disampaikan kembali kepadanya.
Jenis penghinaan
Penghinaan dapat bervariasi dari satu tempat ke tempat lain, budaya ke budaya, bahkan dalam konteks. Tujuan dari merendahkan adalah untuk mengurangi orang lain dalam hierarki status imajiner.
Jadi, tidak mengherankan bahwa penghinaan akan sering merujuk pada status sosial seseorang dalam hal leluhurnya, kurangnya prestise, atau keanggotaan dalam kelompok yang dihina.
Peneliti Norwegia, Mons Bendixen dan Ute Gabriel, menemukan tujuh kategori penghinaan sebagai berikut.
– Penghinaan promiskuitas, yaitu kata-kata yang dimaksudkan untuk merendahkan preferensi seksual dan perkawinan.
– Penghinaan obyektifikasi tubuh, seperti kondisi organ seksual/genitalia/bagian tubuh individu.
– Penghinaan homoseksualitas, berupa kata-kata pemicu yang melukai orang-orang dari komunitas tertentu yang bermaksud mengasingkan individu karena penampilannya.
– Penghinaan ketidaketisan, berupa kata-kata merendahkan bahwa orang tersebut melakukan perbuatan tidak etis.
– Penghinaan kebodohan, mempertanyakan kecerdasan seseorang atau kompetensi mental umum dengan memanggil seseorang dengan berbagai variasi kata "bodoh".
– Penghinaan pengecut, bersikeras mengatai seseorang takut akan sesuatu.
– Penghinaan ketidakmenarikan, berupa kata-kata yang merendahkan penampilan wajah dan tubuh.
Mengapa menghina
Synthia S (2016) mengatakan, individu yang narsistik memiliki kecenderungan untuk menghina orang. Mereka melakukannya untuk membuat diri mereka merasa lebih baik. Namun, penghinaan pun bisa berasal dari orang- orang yang tidak menyukai Anda, yang biasanya juga memiliki ciri negatif.
Dari tayangan video di Youtube (Skillopedia, 2017) diutarakan bahwa ada empat sebab seseorang suka menghina orang lain.
– Rasa tidak tenang
Mereka tidak merasa diri cukup baik. Karena itu, merasa perlu mengendalikan sesuatu. Mereka hanya bisa mendapatkan kebutuhan untuk mengendalikan dengan cara menjatuhkan orang lain. Jadi, orang yang tidak tenang akan selalu menghina Anda atau membuat komentar kasar kepada Anda.
– Kecemburuan/iri hati
Seseorang akan mengejek Anda karena mereka iri. Kecemburuan adalah motif yang sangat penting bagi seseorang untuk mengejek Anda. Orang yang cemburu merasa bahwa mereka tidak mendapatkan penghargaan yang cukup atas apa yang mereka lakukan. Itulah sebabnya mereka ingin menjatuhkan Anda.
– Kurangnya pemahaman
Alasan ketiga adalah karena mereka tidak benar-benar memiliki pemahaman yang baik tentang ketidakmampuan seseorang. Sering kali, orang tidak menyadari bahwa komentar mereka akan memengaruhi orang lain. Mereka tidak tahu bahwa orang yang mereka ejek sebenarnya memiliki masalah yang sesungguhnya.
Misalnya, ada seorang anak di sekolah yang benar-benar mengalami kesulitan berbicara, yaitu gagap. Mungkin teman sekolahnya atau teman sekelasnya tidak benar-benar mengerti dan mengolok-oloknya tanpa benar-benar memahami betapa buruk pengaruhnya terhadap diri anak yang gagap itu.
– Menggoda itu keren
Seseorang mungkin menghina Anda karena mereka menyukai Anda dan mereka ingin menggoda dengan bercanda. Mereka berpikir, menggoda sedikit adalah sesuatu yang hebat.
Jadi, mungkin Anda memiliki sepupu yang terus memanggil Anda "Si Gendut" tanpa bermaksud bersikap kasar. Mungkin saja penghinaan atau komentar itu sedikit melukai Anda, tetapi yang sebenarnya dilakukan hanyalah menggoda.
Bagaimana menanggapi
Disiksa secara verbal memang menyakitkan. Karena itu, sangat wajar untuk bereaksi secara defensif. Berikut adalah beberapa cara untuk mengubah reaksi Anda menjadi sesuatu yang positif—dirangkum dari pandangan Pamela J Hobart (2015) dan tayangan Skillopedia, 2017.
– Tafsirkan kembali apa yang dikatakan
Studi menunjukkan bahwa orang lebih mampu mengatasi ancaman yang abstrak dan tidak jelas daripada yang spesifik. Dalam kasus penghinaan, berarti Anda dapat menginterpretasi ulang penghinaan dengan cara yang tak terlalu membutuhkan tanggapan langsung.
Misalnya, jika seseorang mengatakan Anda butuh perhatian sebagai teman, naluri pertama Anda mungkin hanya menyangkalnya. Akan tetapi, jika Anda berpikir sedikit lebih keras, mungkin itu sebenarnya memberi pernyataan tentang seberapa baik komunikasi Anda sehingga tidak perlu membantahnya.
– Tetap tenang
Kita mengetahui bahwa orang yang menghina adalah orang yang merasa tidak tenang dan suka mengontrol. Jadi, mereka ingin memastikan bahwa kita menjadi marah atau mungkin menangis atas penghinaannya.
Jika kita tetap tenang, mereka tidak mendapatkan kepuasan dan pemenuhan atas harapan mereka. Kekecewaan mereka justru akan menghentikan penghinaan terhadap kita.
– Ekspresikan perasaan sebenarnya
Penting untuk memberi tahu orang yang menghina Anda bagaimana perasaan Anda sebenarnya. Jadi, Anda dapat memberi tahu mereka bahwa jika apa yang mereka lakukan ilegal, hal itu dapat membuat keadaan menjadi tidak terduga atau tidak menyenangkan bagi mereka.
Misalnya, ada rekan kerja yang mengintimidasi melalui internet, Anda sebenarnya dapat memberi tahu bahwa jika Anda melaporkannya, ada konsekuensi sangat buruk baginya.
Jika Anda memiliki sepupu yang terus membuat komentar kasar, Anda dapat dengan mudah memberi tahu bahwa Anda tidak senang dengan apa yang dia katakan dan akan benar-benar memengaruhi hubungan Anda dengannya.
– Tidak tersinggung
Ini adalah cara yang lebih mudah diucapkan daripada dilakukan. Namun, dengan memastikan bahwa paling tidak mungkin seseorang menghina dirinya sendiri, cobalah untuk mengingat bahwa apa yang dikatakan dan dilakukan orang lain lebih merupakan refleksi diri mereka sendiri daripada (refleksi diri) Anda. Karena itu, tidak perlu tersinggung.
– Abaikan saja
Mengabaikan penghinaan kadang kala adalah hal paling bijaksana dan terbaik untuk dilakukan. Dengan tidak menanggapinya untuk memastikan bahwa orang yang telah menghina Anda ternyata tidak dapat memengaruhi Anda dengan cara apa pun.
Anda dapat mengabaikan penghinaan dengan mengubah topik pembicaraan dan berbicara tentang sesuatu yang sama sekali tidak berhubungan. Anda juga bisa pergi meninggalkan ruangan.
– Humor
Tidak ada komentar:
Posting Komentar