Arab Saudi berusaha menjembatani ketegangan India dan Pakistan akibat ledakan di Kashmir, pekan lalu, yang menyebabkan 41 petugas keamanan India tewas.
Seusai berkunjung ke Pakistan, Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman (MBS) melanjutkan lawatannya ke India. Di Pakistan, Pangeran MBS menerima gelar sipil tertinggi Nishan-e-Pakistan (Order of Pakistan) seusai menandatangani kesepakatan investasi 20 miliar dollar AS dan memerintahkan pembebasan 2.100 warga Pakistan yang
ditahan Arab Saudi.
Selain India dan Pakistan, Pangeran MBS juga akan berkunjung ke China. Isu-isu perdagangan, investasi, dan keamanan diperkirakan menjadi topik pembicaraan antara Pangeran MBS dan Perdana Menteri India Narendra Modi yang menerima gelar kehormatan sipil tertinggi Arab Saudi, Raja Abdulaziz Sash.
India berharap Arab Saudi membangun proyek kilang minyak dan fasilitas di pantai barat India yang bernilai 44 miliar dollar AS. "Isu perdagangan, investasi, keamanan, kontra-terorisme, serta energi baru dan terbarukan akan dibahas kedua pemimpin yang bertemu Rabu besok," demikian siaran pers Kementerian Luar Negeri India.
Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adel al-Jubeir akan mendorong Pakistan dan India untuk meredakan ketegangan hubungan kedua negara. Di Islamabad, Jubeir menyatakan, Riyadh berusaha mengurangi ketegangan dua negara bertetangga itu secara damai.
India dan Pakistan sama-sama mengklaim Kashmir yang mayoritas beragama Islam sebagai wilayahnya, tetapi masing-masing hanya dapat mengontrol sebagian wilayah. Pengeboman pada Kamis pekan lalu adalah serangan paling mematikan terhadap pasukan India di kawasan itu selama beberapa dekade.
Pengamat menduga, Pangeran MBS terus berupaya memperbaiki citranya dan citra Arab Saudi setelah pembunuhan wartawan Jamal Khashoggi di kantor Konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki, Oktober 2018. Lawatan untuk mempererat persahabatan ini berbarengan dengan meningkatnya kekhawatiran Pakistan akan menguatnya pengaruh Iran di Asia Selatan.
Dalam lawatan ini, Pangeran MBS ingin menunjukkan bahwa ia tidak terkucil dalam pergaulan internasional meski negara yang dikunjungi itu tidak berkomentar apa pun pada kasus Khashoggi. "MBS ingin menunjukkan bisnis berjalan biasa bagi keluarga kerajaan," ujar Rodger Shanahan dari Lowy Institute di Sydney.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar