Keuangan rumah tangga yang baik tentunya yang dikelola dengan sehat dan berkelanjutan. Sebelum mulai merencanakan keuangan, tahapan harus diawali dengan pengukuran kesehatan keuangan rumah tangga.
Secara sederhana, kesehatan keuangan dapat diukur dari beberapa indikator. Kondisi keuangan sebuah rumah tangga dapat dikategorikan ke dalam empat tingkatan.
Tidak sehat adalah kondisi saat pengeluaran lebih besar daripada penghasilan. Biasanya ditandai dengan kepemilikan utang kartu kredit ataupun pinjaman online dan tidak memiliki aset yang memadai.
Sehat adalah kondisi saat pengeluaran sama besarnya dengan penghasilan. Meski demikian, pada kondisi ini, rumah tangga mungkin baru dapat berinvestasi secara minimal.
Mandiri adalah kondisi ketika penghasilan lebih besar daripada pengeluaran. Selain itu, rumah tangga mulai disiplin untuk berinvestasi.
Adapun kategori sejahtera adalah kondisi mana kala penghasilan lebih besar daripada pengeluaran. Ada kepemilikan penghasilan pasif dari aset, tidak punya utang, serta memiliki kemampuan berderma.
Keempat kondisi di atas dapat berubah sejalan dengan perjalanan hidup. Ada yang mengalami kemajuan, namun tidak jarang juga yang mengalami kemunduran. Saya mengajak Anda untuk melakukan evaluasi kesehatan keuangan berdasarkan metode berikut ini.
Pertama, mengevaluasi pinjaman. Apakah rumah tangga memiliki pinjaman? Setiap tahun, pendataan jumlah aset dan utang sebaiknya dilakukan. Pinjaman sehat umumnya berbentuk pinjaman untuk pembelian rumah tinggal dan pinjaman untuk modal usaha. Keuangan dikatakan cukup sehat apabila tidak lagi memiliki pinjaman untuk membiayai kebutuhan hidup. Selain itu, cicilan pinjaman tidak boleh melebihi 30 persen dari penghasilan setiap bulan.
Kedua, memastikan pengeluaran lebih kecil daripada pemasukan. Saat pemasukan dan pengeluaran impas saja, artinya Anda belum memiliki kemampuan untuk menyisihkan dana masa depan. Cara termudah adalah membuat tabel arus kas pemasukan dan pengeluaran. Setiap bulan, manajer keuangan dalam rumah tangga sebaiknya membuat pencatatan pemasukan dan pengeluaran.
Hal-hal yang dapat membantu dalam penyusunan tabel ini adalah mengumpulkan data seperti bon belanja, mutasi rekening, dan lainnya selama tiga bulan. Di zaman modern seperti saat ini, saya menyarankan Anda untuk menggunakan aplikasi pengelolaan keuangan pribadi yang banyak tersedia di pasaran. Pilihlah aplikasi yang paling sederhana, asalkan dapat membuat Anda lebih disiplin dalam mengelola keuangan.
Ketiga, menghitung kecukupan dana darurat. Dalam kehidupan, banyak sekali kejadian tak terduga yang mungkin membutuhkan biaya yang terkadang cukup besar. Contohnya adalah musibah bencana alam yang menimpa keluarga, musibah sakit, maupun hal sederhana seperti atap rumah bocor, ban pecah, dan rusaknya alat rumah tangga.
Saldo dana darurat adalah aset lancar yang tersedia untuk membayar biaya hidup, sesuai standar hidup yang diinginkan, jika terjadi penurunan penghasilan. Misalkan, seseorang memiliki aset kas Rp 50 juta, sedangkan biaya pengeluaran bulanan adalah Rp 5 juta. Maka, dana daruratnya sanggup mendanai hidup rumah tangga hingga 10 bulan ke depan.
Rumah tangga bagi mereka yang berstatus karyawan idealnya memiliki dana darurat untuk tiga bulan ke depan. Jika berstatus pekerja lepas atau profesional, idealnya memiliki dana darurat untuk 12 bulan ke depan.
Keempat, memiliki aset tabungan dan investasi. Ada perbedaan yang sangat mendasar antara menabung dan berinvestasi. Untuk memenuhi berbagai tujuan keuangan hingga jangka waktu 2 tahun ke depan, sarana terbaik adalah menabung seperti dengan bantuan tabungan berjangka, membeli logam mulia, maupun membeli reksa dana pasar uang. Sementara, untuk tujuan keuangan yang lebih panjang, sarana terbaik adalah dengan berinvestasi seperti membeli saham, membeli tanah, dan lainnya.
Situasi yang umum, kemungkinan besar rumah tangga memiliki aset yang akan dikategorikan menjadi aset kas, aset investasi, dan aset konsumsi. Rumah tinggal yang ditempati, kendaraan yang digunakan, serta perhiasan adalah contoh aset konsumsi karena digunakan untuk kehidupan.
Adapun aset kas umumnya berbentuk tunai atau mudah dicairkan, sedangkan aset investasi umumnya harus disimpan untuk jangka waktu yang lebih panjang agar dapat memberikan potensi keuntungan optimal.
Menyisihkan penghasilan baru dapat dilakukan apabila rumah tangga sanggup untuk mengelola pengeluarannya. Idealnya, setiap bulan rumah tangga mampu menyisihkan minimal 10 persen dari penghasilan untuk dana tabungan dan dana investasi.
Misalnya, seseorang berpenghasilan Rp 10 juta setiap bulan, lalu dialokasikan untuk membeli emas sekitar Rp 500.000 setiap bulan. Maka, saat ini rasio menabungnya adalah 5 persen per bulan yang mana belum tergolong sehat.
Setelah ukuran kesehatan keuangan diketahui, maka setiap rumah tangga dapat mengambil langkah-langkah untuk membuatnya menjadi lebih sehat atau tetap mempertahankan kondisi yang sudah sehat. Langkah dasar tentu saja mengupayakan agar pengeluaran tidak melebihi penghasilan.
Caranya, dengan menghemat biaya untuk tambahan gaya hidup ataupun menambah usaha untuk memperbesar penghasilan. Langkah berikutnya adalah tidak bergantung pada utang untuk membiayai keperluan hidup sehari-hari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar