Saya berumur 43 tahun dan sejak tahun lalu kantor saya mengadakan pemeriksaan kesehatan berkala untuk semua karyawan. Saya menjalani pemeriksaan tekanan darah, pengukuran tinggi dan berat badan, ketajaman penglihatan dan pendengaran, serta pemeriksaan seluruh badan dan juga pemeriksaan foto rontgen dan laboratorium.
Hasilnya, berat badan saya berlebih. Tinggi 165 cm, berat badan 80 kg. Berat badan saya harus diturunkan sampai berat badan normal sekitar 70 kg. Mata saya juga memerlukan kacamata plus. Pemeriksaan lainnya baik, termasuk jantung, ginjal, dan paru.
Saya dinyatakan tidak menderita darah tinggi atau diabetes. Namun, hasil pemeriksaan laboratorium saya, kadar kolesterol dan trigliserida tinggi dan harus diturunkan sampai nilai normal.
Ayah saya mengalami penyakit jantung koroner serta telah dipasang dua cincin. Saya ingin mencegah penyakit jantung koroner. Saat ini saya berusaha menjalani gaya hidup sehat. Saya telah menjalani pengaturan makan dari pakar gizi. Setiap pagi saya berjalan cepat selama 30 menit.
Saya juga sudah mendapat daftar menu rendah lemak. Namun, sulit menjalani pengaturan makanan yang dianjurkan karena saya hanya makan pagi di rumah, makan siang dan makan malam biasanya di kantor atau makan bersama klien.
Sebulan ini, berat badan saya turun hanya 1 kilogram. Bulan depan dokter akan memeriksa kadar lipid saya lagi. Saya ingin mendapat penjelasan bagaimana cara menurunkan kadar lipid darah saya. Apakah saya harus minum obat penurun lipid?
Kakak saya seorang vegetarian. Berat badannya normal dan juga lipid darahnya bagus. Saya sebenarnya ingin juga menjadi vegetarian, namun dengan pekerjaan saya sekarang, sulit bagi saya untuk menerapkannya. Saya sering harus menemani klien makan di restoran dan restoran vegetarian di kota saya amat jarang.
Mohon penjelasan Dokter agar kadar lipid saya dapat normal. Terima kasih atas penjelasan Dokter.
M di S
Dalam kedokteran dikenal istilah dislipidemia, yaitu kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan maupun penurunan fraksi lipid dalam plasma darah. Kelainan fraksi lipid yang utama adalah kenaikan kadar kolesterol total, kolesterol LDL, trigliserida, serta penurunan kolesterol HDL.
Kolesterol LDL sering juga disebut kolesterol jahat, sedangkan kolesterol HDL disebut kolesterol baik. Kolesterol LDL berperan dalam pembentukan aterosklerosis (penumpukan lipid pada dinding pembuluh darah), sedangkan kolesterol HDL menghambat proses aterosklerosis. Dalam penatalaksanaan lipid biasanya kolesterol LDL merupakan target utama untuk diturunkan.
Kekerapan dislipidemia di negeri kita sudah mulai tinggi. Menurut penelitian kesehatan dasar nasional, 15,9 persen populasi berusia 15 tahun atau lebih memiliki LDL tinggi, 22,9 persen mempunyai kadar HDL rendah, serta 11,9 persen memiliki kadar trigliserida tinggi.
Seiring dengan modernisasi terjadi perubahan pola makan di kalangan penduduk kita dan angka ini masih mungkin akan terus meningkat. Dislipidemia merupakan faktor risiko penyakit jantung koroner dan stroke iskemia.
Untuk mengetahui apakah seseorang mengalami dislipidemia, perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium. Siapakah yang dianjurkan untuk menjalani pemeriksaan penapisan dislipidemia ini?
Individu yang mempunyai salah satu faktor berikut ini tanpa mempertimbangkan usia: perokok aktif, penyandang diabetes melitus, hipertensi, riwayat keluarga penyakit jantung koroner dini, riwayat keluarga hiperlipidemia, penyakit ginjal kronik, penyakit inflamasi kronik, lingkar pinggang laki laki >90 cm, lingkar pinggang perempuan >80 cm, terdapat aterosklerosis atau aneurisma abdominal, manifestasi klinis hiperlipidemia, dan obesitas (untuk orang Asia indeks massa tubuh/IMT ≥25 kg/m2). Laki-laki berusia ≥40 tahun atau perempuan usia ≥50 tahun atau sudah menopause juga dianjurkan menjalani pemeriksaan penapisan dislipidemia.
Secara umum anamnesis dan pemeriksaan fisik ditujukan untuk mencari faktor risiko kardiovaskular, seperti penyakit jantung koroner, penyakit arteri karotis, penyakit arteri perifer, dan aneurisma aorta abdominal. Pemeriksaan laboratorium yang direkomendasikan adalah kolesterol total, kolesterol LDL, trigliserida, kolesterol HDL. Pemeriksaan trigliserida dilakukan dengan persiapan puasa 12 jam.
Pengelolaan dislipidemia tidak terlepas dari keadaan kesehatan secara umum. Jadi, jika ada hipertensi dan diabetes melitus, keadaan itu perlu dikendalikan. Juga berat badan diusahakan mendekati berat badan normal. Tidur usahakan mencukupi 7 jam dalam sehari.
Terapi dislipidemia mencakup terapi nonfarmakologis dan farmakologis. Terapi nonfarmakologis meliputi aktivitas fisik, terapi nutrisi medis, dan berhenti merokok dan minum alkohol. Aktivitas fisik dijalankan setidaknya 30 menit dengan intensitas sedang empat sampai enam kali seminggu dengan pengeluaran 200 kkal/hari. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan jalan cepat, sepeda statis, berenang, dan lain-lain.
Terapi nutrisi medis berupa konsumsi diet rendah kalori yang terdiri dari buah-buahan, sayuran sedikitnya 5 porsi sehari, biji-bijian sedikitnya 6 porsi sehari, ikan dan daging tanpa lemak. Merokok merupakan risiko penting terjadinya penyakit jantung koroner, penyakit vaskular perifer, dan stroke. Menurut penelitian, merokok dapat menurunkan kolesterol HDL. Jika kebiasaan merokok dihentikan minimal 30 hari, kolesterol HDL dapat meningkat secara nyata.
Untuk terapi farmakologis, obat untuk mengendalikan dislipidemia bisa digolongkan dalam golongan statin, bile acid sequestrant, asam nikotinat, dan fibrat. Obat digunakan sesuai petunjuk dokter. Hasil pengobatan perlu dipantau secara bertahap.
Penggunaan obat ini memerlukan waktu yang lama. Pengguna obat perlu memahami dosis yang benar serta efek samping obat tersebut. Biasanya obat ini digunakan bersamaan dengan obat lain sehingga juga perlu diperhatikan interaksinya dengan obat lain apakah akan meningkatkan atau menurunkan kadar obat.
Jika sudah menggunakan obat pengendali dislipidemia, gaya hidup sehat tetap harus dilaksanakan karena pengaruhnya cukup besar dalam pengendalian dislipidemia. Jadi, jangan hanya mengandalkan obat pengatur lipid.
Pengaruh gaya hidup terhadap penurunan kadar kolesterol total dan kolesterol LDL adalah sebagai berikut: diet lemak jenuh (+++), meningkatkan asupan serat (+++), diet kolesterol (++), dan meningkatkan aktivitas fisik (+).
Adapun, pengaruh gaya hidup terhadap penurunan trigliserida: menurunkan kelebihan berat badan (+++) dan mengurangi asupan alkohol (+++). Pengaruh gaya hidup terhadap peningkatan kadar kolesterol HDL: meningkatkan aktivitas fisik (+++), mengurangi kelebihan berat badan (++), dan mengurangi asupan alkohol (++).
Tidaklah mudah untuk melaksanakan gaya hidup sehat jika kita sering bepergian atau makan di luar rumah. Namun, kita tetap harus berusaha sedapat mungkin melaksanakannya. Pedoman pengaturan makan sekarang cukup dengan ukuran rumah tangga sehingga kita dapat memperkirakan asupan makanan yang akan dikonsumsi tanpa harus ditimbang.
Makanan yang dijual sekarang juga sebagian sudah mencantumkan jumlah kalori serta susunan karbohidrat, lemak, dan protein. Ini juga dapat kita gunakan untuk menjaga agar kita dapat menaati aturan makanan yang dianjurkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar