ARSIP PRIBADI

Samsuridjal Djauzi

 

Hari Sabtu, saya libur. Anak perempuan saya yang berumur empat tahun bermain di dekat dapur. Saya tidak memperhatikan dia memotong dengan pisau yang tajam. Tiba-tiba dia berteriak dan menangis. Darah berceceran di sekitarnya. Ternyata jarinya luka terkena pisau.

Saya panik dan merasa bingung apa yang harus dilakukan. Saya hanya ingat saya harus menghentikan perdarahan. Saya tekan lukanya dengan rok saya serta saya suruh pembantu mencari perban bersih. Dengan perban saya balut lukanya, tetapi darah masih terus mengalir sehingga saya khawatir. Saya takut yang terpotong adalah pembuluh darah besar atau arteri. Saya segera bawa anak saya ke ruang gawat darurat rumah sakit terdekat.

Di ruang gawat darurat, dokter menenangkan saya, lukanya tak berbahaya, tetapi perlu dijahit. Anak saya menangis ketakutan tidak mau dijahit. Saya berharap anak saya segera ditolong. Namun, tampaknya dokter masih harus menolong pasien yang mendapat serangan jantung, padahal pasien tersebut datang belakangan. Apakah di ruang gawat darurat tidak berlaku antrean pasien?

Akhirnya anak saya ditolong. Lukanya hanya memerlukan dua jahitan. Dia menangis ketakutan, tetapi sebenarnya tak merasa sakit karena sudah disuntik obat pemati rasa di tempat lukanya.

Dokter memberi antibiotik dan menjelaskan kepada saya bahwa anak saya tak perlu suntikan pencegah tetanus karena lukanya bukan luka tusuk. Saya diminta kembali lima hari lagi untuk berkonsultasi ke poliklinik bedah rumah sakit. Ketika berkonsultasi, lukanya bersih dan pembalut sudah bisa dibuka. Obat antibiotik juga sudah boleh dihentikan.

Pengalaman ini menjadi hikmah buat saya agar memperhatikan anak lebih baik lagi. Asisten rumah tangga yang biasa mengawasi dia saya beri arahan agar mencegah anak saya bermain dengan benda tajam dan benda-benda kecil yang mudah dimasukkan ke hidung telinga atau tertelan. Saya juga menasihati anak saya agar bermain secara aman.

Pertanyaan saya, bagaimana mencegah kecelakaan di rumah? Apakah ada buku atau petunjuk yang saya dapat gunakan? Dulu, di rumah orangtua saya disediakan kotak gawat darurat yang mudah dijangkau. Apakah saya perlu mempunyai kotak gawat darurat dan apa saja yang perlu disediakan di dalamnya? Terima kasih atas penjelasan dokter.

J di B

Kecelakaan dapat terjadi di mana saja. Di jalan raya, sekitar 30.000 orang meninggal setiap tahun di negeri kita akibat kecelakaan lalu lintas. Kecelakaan juga dapat terjadi di tempat kerja dan di rumah. Kita harus menjaga keselamatan agar kecelakaan di jalan raya, di laut, di tempat kerja, di rumah, atau di mana saja dapat dihindari.

Acap kali kita kurang peduli pada risiko kecelakaan dan setelah mengalami barulah kita sadar bahwa kita lengah mencegah kecelakaan. Kecelakaan tersebut sebenarnya dapat dicegah.

Saya bersyukur, kecelakaan pada putri Anda dapat diatasi dengan baik. Cukup banyak anak mengalami kecelakaan di rumah berupa jatuh, luka, trauma benda tumpul, luka bakar, bahkan juga ada kejadian tenggelam di kolam renang rumah. Kita perlu menjaga agar rumah kita aman bagi anak untuk bermain.

Anak yang berumur empat tahun senang berlari, bermain, suka meniru, serta mempunyai rasa ingin tahu yang kuat. Kita perlu mendukung anak-anak untuk tumbuh kembang dengan baik, tetapi juga kewajiban kita sebagai orangtua untuk menjaga keselamatannya.

Keselamatan anak kita harus menjadi kepedulian kita semua. Tidak mungkin tanggung jawab tersebut hanya diserahkan kepada pengasuh anak. Meski baru berumur empat tahun, anak sudah dapat diajak bicara mengenai keselamatan dirinya. Dia harus tahu apa yang berbahaya dan tidak boleh dilakukan.

Rumah sedapat mungkin juga didesain untuk keselamatan anak. Lantai rumah, termasuk kamar mandi, jangan licin. Anak tak boleh bermain di dapur. Jika ada kolam renang, harus dijaga agar anak tak mudah masuk ke kolam renang. Benda-benda tajam dan alat listrik yang berisiko harus dijauhkan dari anak.

Alat bermain anak juga harus memenuhi unsur keselamatan anak. Bacalah petunjuk, mainan tersebut aman untuk anak berumur berapa tahun. Jangan sampai terjadi kecelakaan anak tersedak karena menelan mainannya atau memasukkan benda kecil ke dalam hidung.

Jangan meletakkan cairan berbahaya di tempat yang mudah dijangkau anak. Cairan tersebut mungkin akan dipakai untuk bermain sehingga berisiko meracuni kulit atau mata. Bahkan, dapat saja cairan tersebut diminum oleh anak.

Di toko buku, cukup banyak buku yang membahas pertolongan pertama pada kecelakaan. Salah satu yang saya rekomendasikan adalah karangan Dr Kartono Mohamad. Sederhana, namun jelas. Selain buku, sekarang banyak situs internet yang membahas pertolongan pertama pada kecelakaan, termasuk situs Kementerian Kesehatan atau perhimpunan profesi kedokteran.

Carilah situs yang mempunyai kewenangan dan sesuai dengan ilmu kedokteran. Sekarang banyak petunjuk dari orang awam cara memberi pertolongan, padahal cara tersebut tidak didukung oleh bukti ilmiah sehingga mungkin merugikan pasien. Kotak P3K (pertolongan pertama pada kecelakaan) penting, tetapi jangan lupa nomor telepon penting, seperti ambulans, pemadam kebakaran, dan rumah sakit terdekat. Pertolongan segera amat penting.

Ajarkan cara memberi pertolongan pertama ini kepada semua anggota keluarga kita, termasuk pengasuh anak dan sopir. Apabila terjadi kecelakaan, dia harus melakukan apa, siapa yang harus ditelepon untuk minta tolong, dan apakah korban harus segera dibawa ke rumah sakit terdekat.

Kelengkapan isi P3K dapat beragam, tergantung juga keperluan darurat anggota keluarga. Jika anggota keluarga ada yang menderita sakit kencing manis atau epilepsi, mungkin ada tambahan obat atau alat kedokteran khusus yang disediakan.

Namun, pada dasarnya kotak P3K berisi pembalut luka, plester, cairan penyuci hama, sabun, kapas, gunting, tisu, termometer, alat pengukur tekanan darah, aspirin dan obat penurun demam lain, obat alergi, serta obat antidiare. Di dinding kotak P3K dapat ditempelkan nomor telepon penting yang harus dihubungi.

Kecelakaan pada umumnya dapat dicegah. Lebih baik mencegah kecelakaan daripada mengobatinya. Di rumah, selain anak, yang juga rentan mengalami kecelakaan adalah orang usia lanjut serta anggota keluarga penyandang disabilitas.

Semua anggota keluarga harus peduli pada risiko kecelakaan serta berupaya menghindarinya. Jika membawa air panas, dinginkan dulu dengan mencampur dengan air dingin sehingga jika tersenggol atau tumpah mengenai seseorang tidak menimbulkan luka bakar.