Ketika usaha rintisan WeWork batal melakukan penawaran saham perdana (IPO) dan valuasinya turun dari 46 miliar dollar AS menjadi sekitar 12 miliar dollar AS, beberapa kalangan menanti aksi SoftBank, perusahaan pendanaan yang berinvestasi di usaha rintisan itu.
Duit yang mencapai 100 miliar dollar AS telah digelontorkan, tak hanya di WeWork, tetapi juga di usaha rintisan lain, melalui sebuah seri pendanaan yang disebut Vision Fund 1. Orang kemudian menebak, SoftBank bakal mengalami kesulitan.
Berbagai isu pun terus bergulir. Rencana pendanaan Vision Fund 2 yang diharapkan bisa mengumpulkan dana hingga di atas 100 miliar dollar AS dikabarkan berjalan lambat. Investor lain mungkin ragu-ragu untuk bergabung, tidak seperti dalam Vision Fund 1 yang disambut beberapa investor.
Apalagi usaha rintisan yang didanai SoftBank lainnya, yaitu Uber, juga tak sukses saat melakukan penawaran saham perdana beberapa bulan lalu. Investor lain jadi pusing dan makin berhati-hati mendanai usaha rintisan karena melihat SoftBank yang sebenarnya cukup dingin dalam pendanaan, tetapi beberapa kali gagal.
Akan tetapi, semua itu kembali berubah ketika SoftBank diberitakan dipercaya kembali oleh investor lainnya untuk mengelola dana mereka. Public Investment Fund of Saudi Arabia kemungkinan akan ikut dalam Vision Fund 2 dengan mengucurkan dana sekitar 45 miliar dollar AS sesuai rencana Oktober tahun lalu. Fox Business, media yang pertama kali melaporkan hal ini, menyebutkan kedua pihak akan bertemu dalam sebuah acara bertema inisiatif investasi pada masa depan di Arab Saudi dalam pekan ini.
Informasi ini membuat usaha rintisan dan investor lain mencari informasi dan menunggu kepastian langkah lembaga pendanaan dari Arab Saudi itu. Apabila terjadi, maka dunia pendanaan usaha rintisan akan kembali bergairah.
Pasca-pembatalan saham perdana WeWork, dunia pendanaan telah memilih untuk sangat berhati-hati dalam mengucurkan dana. Mereka langsung banting stir, tidak lagi terlalu peduli dengan pertumbuhan valuasi usaha rintisan, tetapi berfokus pada rencana bisnis mereka, seperti jalan menuju profit dan juga penanganan sejumlah beban usaha.
SoftBank boleh dibilang menjadi penentu bagi lembaga pendanaan lainnya. Langkah SoftBank akan diikuti dan menjadi pijakan bagi investor lain. Maklum saja jumlah dana yang digelontorkan sangat besar sehingga memiliki pengaruh yang kuat dalam dunia pendanaan.
CNN Business pernah melaporkan, langkah SoftBank seperti saat bekerja sama dengan Arab Saudi membuat kalangan investor lain grogi. CEO SoftBank Masayoshi Son disebut sebagai "king maker".
Sempat muncul kecemasan investor lain lari dari Vision Fund 1 sebagai protes kemungkinan "peran" kerajaan dalam kasus itu. Saham SoftBank di Tokyo sempat anjlok gara-gara kejadian itu.
SoftBank juga dicibir karena beberapa usaha rintisan yang didanai ternyata berkinerja buruk. Uber yang melakukan penawaran perdana awal tahun ini sahamnya malah terus turun. Di usaha rintisan ini SoftBank menaruh dana 7,6 miliar dollar AS.
Usaha rintisan lain, yaitu Slack yang didanai SoftBank senilai 335 juta dollar AS, valuasinya drop 30 persen dan harga sahamnya jatuh sekitar 8,8 persen. Valuasi usaha rintisan yang didanainya pun mulai dicurigai karena terlalu cepat membesar.
Apa pun yang dibicarakan tentang SoftBank, banyak orang terkagum dengan kejelian mereka memasuki bisnis pendanaan usaha rintisan. Pendanaan mereka pada masa awal di Alibaba, Yahoo Jepang, dan Sprint menjadikan SoftBank diakui ketajamannya dalam melakukan pendanaan. Tokopedia, usaha rintisan Indonesia, juga mendapat pendanaan dari SoftBank. Mereka juga berinvestasi di Grab.
Perjalanan pendiri SoftBank, Masayoshi Son, sangat menarik. Anak peternak babi ini malang melintang studi di Amerika Serikat, kemudian mendirikan SoftBank yang tak terkait dengan industri keuangan. Usaha awalnya adalah perangkat lunak, salah satunya perangkat lunak untuk bank.
Melihat semua itu, pantas saja berbagai kalangan iri dengan SoftBank. Pertemuan dengan keluarga Kerajaan Arab Saudi, pekan ini, dan tentu kabar kesepakatan investasi Vision Fund 2 tentu ditunggu banyak kalangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar