Tahun ini Rusia dan Indonesia memperingati 70 tahun hubungan diplomatik. Momen penting seperti ini selalu merupakan kesempatan baik untuk menjabarkan perjalanan yang telah ditempuh bersama serta membuat rencana untuk masa depan.
Mulai dari abad ke-19, Indonesia tidak lagi asing untuk orang Rusia. Bahkan, pada waktu itu, ekspedisi-ekspedisi laut Rusia mulai mengunjungi kepulauan tersebut. Pada tahun 1806, kapal layar "Nadezhda" dan "Neva" yang dinakhodai I.F.Kruzenshtern serta U.F.Lisyanskiy datang ke Indonesia dalam rangka perjalanan keliling dunia Rusia yang pertama. Kemudian, pada tahun 1818, datang kapal "Ryurik" yang membawa ekspedisi ilmiah, dikepalai pelaut terkemuka Rusia O.E.Kotsebu.
Ekspedisi korvet "Vityaz" (1886-1889) kemudian melakukan penelitian laut Jawa dengan hasil yang sangat berbobot. Ekspedisi ini dipimpin oleh S.O.Makarov, nakhoda armada Rusia yang terkenal. Pada paruh kedua abad ke-19 hingga awal abad ke-20, para ilmuwan Rusia N.N. Mikluho-Maclay, A.I.Voeikov, dan V.A.Karavaev melakukan penelitian di Jawa serta pulau-pulau lain di Nusantara.
Bukti adanya perhatian besar Rusia terhadap Indonesia adalah pembukaan konsulat pertama pada tahun 1894 di Batavia, yang waktu itu merupakan Ibu kota Hindia Belanda. Menjelang pembukaan konsulat, pada tahun 1890, di Batavia berlabuh kapal Rusia "Pamyaty Azova" dan "Vladimir Monomah" yang membawa Putra Mahkota Nikolay II dalam perjalanannya ke negara-negara di Timur, yang pada kemudian hari menjadi Kaisar Rusia.
Bukti adanya perhatian besar Rusia terhadap Indonesia adalah pembukaan konsulat pertama pada tahun 1894 di Batavia, yang waktu itu merupakan Ibu kota Hindia Belanda.
Setelah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia pada tahun 1945, Uni Soviet sangat mendukung Indonesia yang masih muda. Berkat upaya-upaya negara kami di PBB, pada tanggal 27 Desember 1949, diakui kedaulatan Indonesia atas sebagian besar wilayah Hindia Belanda. Pada tanggal 25 Januari dan 3 Februari 1950, diadakan pertukaran telegram-telegram antara kedua Menteri Luar Negeri tentang penetapan hubungan diplomatik.
Moskwa menjadi teman baik untuk Jakarta waktu Indonesia membangun sistem kenegaraan, mengembangkan ekonomi nasional, dan memperkokoh posisinya di gelanggang internasional. Pada 1956, Presiden Soekarno mengunjungi Uni Soviet untuk pertama kalinya, sedangkan pada tahun 1960, pemimpin Soviet Nikita Khruschev mengunjungi Indonesia. Uni Soviet memberikan dukungan bagi upaya pembebasan Irian Barat pada tahun 1963, yang sebelumnya berada di bawah kendali Belanda yang tak mengakui kesepakatan-kesepakatan sebelumnya.
Dengan bantuan Uni Soviet, dibangun Rumah Sakit Persahabatan, Stadion Gelora Bung Karno, serta obyek-obyek prasarana transportasi dan industri yang masih berfungsi hingga hari ini. Kerja sama teknik militer berkembang dinamis. Contoh yang mencolok adalah kapal selam Soviet di kota Surabaya, yang bernama "Pasopati" setelah diserahkan kepada Tentara Republik pada tahun 1959. Sekarang kapal selam ini menjadi museum.
Meskipun ada periode yang sulit pada 1960-1980-an, tidak ada yang bisa menghambat hubungan persahabatan Rusia-Indonesia. Hari ini Indonesia adalah mitra penting Rusia di Asia Tenggara dan kawasan Asia Pasifik. Digelar dialog antara pejabat tinggi negara.
Dibentuk pondasi hukum kuat, yang elemen kuncinya sampai saat ini adalah Deklarasi Kerangka Kerja Sama Hubungan Persahabatan serta Kemitraan antara Federasi Rusia dan Republik Indonesia pada Abad ke-21 yang ditandatangani tahun 2003.
Diagendakan peningkatan hubungan Indonesia-Rusia ke level kemitraan strategis. Untuk mewujudkan hal ini, kami sedang bekerja sama erat dengan mitra dari Indonesia.
Secara bertahap, berkembang hubungan antarparlemen. Diadakan pertemuan-pertemuan reguler di tingkat pimpinan kamar badan-badan legislasi, yang dengan baik berfungsi sebagai kelompok-kelompok persahabatan.
Koordinasi upaya bersama di bidang kerja sama praktis secara efektif dilaksanakan oleh Komisi Bersama Rusia-Indonesia Kerja Sama Bidang Ekonomi, Perdagangan, dan Teknik yang dibentuk pada tahun 2002, dengan terbentuk 8 Working Grup.
Di Indonesia, sedang direalisasikan proyek-proyek besar dengan partisipasi perusahaan Rusia, JSC Russian Railways dan PJSC Rosneft Oil Company.
Pada 1956, Presiden Soekarno mengunjungi Uni Soviet untuk pertama kalinya, sedangkan pada tahun 1960, pemimpin Soviet Nikita Khruschev mengunjungi Indonesia.
Ada peluang-peluang besar untuk memperluas interaksi di bidang teknologi canggih, termasuk industri pesawat terbang serta teknologi informasi dan komunikasi. Ada peluang pula untuk saling memperluas ekspor-impor produksi pertanian. Kami pun siap membagikan pengalaman kami di bidang pemanfaatan energi nuklir kepada mitra di Indonesia. Kami melihat bahwa kepentingan kita bersama bukan hanya menjaga laju pengembangan kerja sama bisnis praktis, tetapi juga berupaya semaksimal mungkin untuk mendorong perluasan ikatan kewirausahaan.
Rasa saling percaya yang tinggi menciptakan suasana yang baik untuk memajukan kerja sama militer dan teknik militer. Secara reguler, dilaksanakan pertemuan-pertemuan komando tinggi, dan tentara Rusia ikut serta dalam latihan bersama di Indonesia. Salah satu bagian penting dari kerja sama pertahanan adalah pasokan alutsista Rusia.
Indonesia dan Rusia bekerja sama erat dalam bidang penanganan tantangan dan ancaman terhadap keamanan. Lembaga-lembaga yang bersangkutan menjalin dialog reguler dan memberi hasil positif.
Terus diperkokoh pula ikatan di bidang pendidikan, kebudayaan, dan olahraga. Hubungan antardaerah sangat efisien. Wisatawan-wisatawan Rusia sangat mengapresiasi keramahtamahan di destinasi wisata Indonesia.
Kami sangat menghargai kontak-kontak erat antara badan-badan diplomatik Rusia dan Indonesia. Kerja sama luar negeri kita berlandasan pada kesamaan atau kemiripan pendekatan terhadap persoalan-persoalan aktual. Saya terutama ingin menitikberatkan interaksi kerja sama efektif di badan-badan multilateral, terlebih dahulu dalam rangka PBB, yang pada tahun 2019 Indonesia menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB.
Prioritas-prioritas kebijakan luar negeri Rusia antara lain memperkokoh hubungan dengan ASEAN, yang ditingkatkan ke kemitraan strategis pada tahun 2018. Mempergunakan kesempatan ini, saya ingin menyampaikan terima kasih kepada sahabat-sahabat Indonesia atas kerja efektif sebagai koordinator sekarang ini dalam dialog kemitraan Rusia-ASEAN.
Mempergunakan kesempatan ini, saya ingin menyampaikan terima kasih kepada sahabat-sahabat Indonesia atas kerja efektif sebagai koordinator sekarang ini dalam dialog kemitraan Rusia-ASEAN.
Kami mengapresiasi ketertarikan Jakarta terhadap proses-proses integrasi di Eurasia. Sebagai buktinya adalah penandatanganan Nota Kesepahaman Kerja Sama Antara Eurasian Economic Commission dan Pemerintah Republik Indonesia pada tahun 2019.
Saya yakin bahwa tradisi persahabatan dan saling pengertian yang berlangsung selama beberapa dasawarsa telah menciptakan prasyarat yang diperlukan bagi perluasan dan diperkokohnya hubungan bilateral selanjutnya. Jaminan kesuksesan dalam hal tersebut–perasaan saling menghormati dan saling menyukai yang menyatukan kita– tidak bisa hilang. Menurut kami, hal ini adalah pondasi kuat untuk memajukan hubungan Rusia-Indonesia ke cakrawala yang baru.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar