Persaingan dan pertikaian politik bukan hal baru, termasuk di Amerika Serikat. Akan tetapi, pertikaian politik yang melelahkan hingga mengancam nyawa dan keutuhan bangsa, ini jarang terjadi. Ancaman keretakan inilah yang terjadi di AS hingga terwujud pada ketidakhadiran Presiden Donald Trump pada acara pelantikan Joe Biden sebagai Presiden ke-46 AS, Rabu, 20 Januari 202, di Washington, DC.
Tentu, apa pun yang terjadi, negara dan kehidupan tetap harus berjalan. Demikian juga pelantikan harus berjalan dan tidak terpengaruh hiruk pikuk sejak 2016, sejak Trump menjadi presiden. Pelantikan akan tetap berjalan meski Trump serta Trumpisme diduga akan tetap merecoki pemerintahan Presiden Joe Biden dan wakilnya Kamala Harris.
Hanya saja, seperti kata Senator Amy Klobuchar (Demokrat-Minnesota), yang juga tampil anggun saat berbicara pada pelatikan itu, demokrasi tidak datang dengan sendirinya dan harus selalu ada upaya memeliharanya. Senator Klobuchar merupakan salah satu pesaing Biden-Harris dalam pemilu pendahuluan kubu Demokrat.
Karena demokrasi sedang terancam dan tidak ada jaminan akan terpelihara dengan sendirinya, tidak heran jika pelantikan yang berlangsung kurang lebih dua jam di Capitol Hill itu diwarnai himne, elegi, dan ode. Pelantikan diwarnai dengan ajakan demi ajakan soal keutuhan AS secara langsung dan tak langsung.
Lady Gaga menembang seakan mengajak warga mengukuhkan lagi rasa nasionalisme lewat lagu kebangsaan AS, "The Star-Spangled Banner" (Panji Berhiaskan Bintang). Liukan suara Lady Gaga dengan busana mirip kemegahan negara rasanya pas saat meluncurkan lirik demi lirik lagu.
Jennifer Lopez tampil kemudian dan seperti mengukuhkan warna AS dengan keberadaan minoritas, hispanik, merujuk para keturunan Spanyol. Lopez memulai penampilan dengan menembangkan "This Land is Your Land". Lopez kemudian berbicara dalam bahasa Spanyol dengan kalimat, "Satu bangsa, di bawah Tuhan dengan kemerdekaan dan keadilan bagi semua." AS bangsa bagi semua unsur, kurang lebih demikian pesannya. AS bukan untuk kulit putih, sebuah warna yang muncul di era Trump.
Baca juga: Sekelumit Soal Keyakinan di Balik Kemenangan Biden-Harris
Gart Brooks, penyanyi terkenal AS lainnya, juga mengukuhkan semangat dengan menembangkan "Amazing Grace". Ini layaknya merefleksikan bahwa AS sebuah negara dengan rahmat yang sejauh ini amat mengagumkan. Tidak ada bangsa sehebat AS dan rahmat ini hendaknya dipelihara.
Penyair, pendeklamasi usia muda, Amanda Gorman (22), tampil dengan keanggunan perempuan muda kulit hitam nan elegan. Pesan-pesan akan kesatuan dan perjuangan lewat puisi berjudul "The Hill We Climb", sungguh mengajak semua warga AS turut menyadari kebesarannya.
Pidato Biden menjadi penutup inaugurasi yang umumnya berlangsung tidak membosankan. Acara tidak terlalu berapi-api, tetapi juga tidak terlalu gemerlap dengan kehadiran massa yang sedikit karena situasi pandemi Covid-19 dan ancaman kekerasan setelah serangan terhadap Gedung Capitol pada 6 Januari lalu.
Pelantikan sarat dengan seruan patriotik menjadi semacam penyembuhan luka batin atas situasi empat tahun dengan aksi saling maki dan saling serang di antara sebagian warga AS.
Dengan kamera yang sesekali menyorot wajah mantan Wapres Mike Pence, menunjukkan kedewasaan politik Pence yang sendirian hadir dan seperti menanggung rasa malu akibat tindakan vulgar era Trump sejak pemilu 3 November 2020.
Baca juga: Kemenangan Biden-Harris Sangat Krusial dan Perlu bagi Dunia
Pence sekaligus menjadi semacam peneguh bahwa Republikan hadir mengukuhkan perjalanan bangsa. Sementara Trump keluar dari Gedung Putih beberapa jam sebelum pelantikan, menuju kediamannya di Florida.
Kepada dunia yang juga turut miris, terutama sekutu AS, pidato Biden menjadi penyejuk. "Saya akan menjadi presiden bagi yang tidak mendukungku, sebagaimana juga bagi pendukungku. Bagi Anda semua di seberang perbatasan AS, kami hadir untuk memperbaiki aliansi dan kembali terlibat urusan bersama dunia. Dan kita akan memimpin, tidak semata-mata demi menunjukkan kekuatan kami, tetapi menunjukkan kekuatan dari keteladanan kami," demikian Biden.
Rasanya inaugurasi kali ini menjadi sangat indah dengan komposisi Presiden AS, si kulit putih, dengan Kamala Harris, berdarah campuran Afrika dan Asia Selatan. "Itulah Amerika," kata Amy Klobuchar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar