Pemilih di Jawa pada Pemilu 2019, adalah 58,01 persen dari sekitar 190,77 juta pemilih. Bukan angka yang kecil, jika simpati mayoritas warga itu bisa diraih, dengan kepedulian nyata dalam penanggulangan Covid-19.
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto memberikan selamat kepada rival politiknya dalam Pemilu Presiden 2019 Joko Widodo, yang terpilih sebagai Presiden periode 2019-2024 usai menumpang MRT dari Stasiun MRT Lebak Bulus menuju Senayan, Jakarta, Sabtu (13/7/2019). Tahun politik jelang Pemilu 2024 terasa datang lebih cepat dibandingkan periode sebelumnya.
Homo ludens menempatkan manusia dalam konsep makhluk yang suka bermain. Sedang homo socius menempatkan manusia yang berinteraksi dengan manusia lain.
Salah satu permainan yang disukai manusia, selain olahraga, tentu saja kekuasaan. Permainan kekuasaan itu bahkan membikin manusia seringkali menjadi serigala bagi manusia lain, homo homini lupus est, seperti dikatakan sastrawan Romawi, Titus Macius Plautus dalam karyanya Asinaria (195 SM). Pa- dahal, hakikat manusia adalah makhluk sosial, yang berinteraksi dan saling membantu dengan manusia lain. Tiada manusia yang tidak membutuhkan manusia lain, termasuk dalam permainan kekuasaan. Permainan politik.
Kepentingan sesaat pada kekuasaan acapkali memalingkan perhatian manusia pada hakikatnya. Manusia seperti tidak memiliki empati pada orang lain, yang menderita. Keadaan itu terasa saat ini, ketika bangsa ini dilanda pandemi Covid-19, dengan kondisi yang kian kritis dan krisis. Harian ini melaporkan, jumlah pasien Covid- 19 yang membutuhkan perawatan melebihi kapasitas fasilitas kesehatan. Tenaga medis dan rumah sakit kewalahan, khususnya di Pulau Jawa. Dituliskan, Pulau Jawa darurat Covid-19. (Kompas, 21/6/2021)
Di sisi lain, tahun politik terasa datang lebih cepat. Elite politik mulai membicarakan dan mempersiapkan diri mengikuti permainan perebutan kekuasaan, Pemilu 2024 yang baru akan datang sekitar tiga tahun lagi. Elite politik yang lain mencari celah permainan kekuasaan lain, seperti membahas peluang presiden boleh menjabat tiga periode, presiden/wakil presiden dipilih kembali oleh MPR dan bukan oleh rakyat secara langsung, serta kemungkinan menambah periode masa jabatan sebab kepemimpinan nasional saat ini tidak bisa menjalankan programnya gegara terganggu pandemi Covid-19.
Presiden Joko Widodo pernah mengingatkan relawan, anggota kabinetnya, dan elite politik, termasuk kepala daerah tak terburu-buru bermanuver untuk kepentingan pemilu mendatang. Perhatian diharapkan tetap pada penanggulangi pandemi Covid-19 yang sekarang memuncak lagi. Jumlah warga yang terinfeksi virus korona baru, sesuai data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada Senin (21/6) mencapai 2.004.445 orang, dengan 54.956 orang meninggal. Angka ini tertinggi di kawasan Asia Tenggara.
Saiful Mujani Research and Conculting (SMRC) menemukan, wacana perpanjangan masa jabatan presiden lewat amandemen konstitusi itu hanya aspirasi elite politik (Kompas.id, 20/6/21). Ada pula elite politik yang mulai mencari perhatian warga, dengan cara mirip saat kampanye. Padahal, pandemi bisa menjadi wahana bagi elite politik untuk mendapat simpati warga, dengan menunjukkan perhatian dan karya nyata dalam penanggulangan Covid-19. Bukan mengedepankan maunya.
Jika Jawa kini sedang krisis dan kritis dilanda pandemi, inilah lahan yang tepat bagi elite politik untuk menjaring simpati. Jumlah pemilih di Jawa, belajar dari Pemilu 2019, adalah 58,01 persen dari total sekitar 190,77 juta pemilih. Bukan angka yang kecil, jika simpati mayoritas warga itu bisa diraih, dengan kepedulian nyata dalam penanggulangan Covid-19. Bukan justru menunjukkan kehausan akan kekuasaan semata.
Pasien Covid-19 dengan status orang tanpa gejala (OTG) melintasi mobil ambulans yang diparkir di Stadion Patriot Candrabhaga, Kota Bekasi, Jawa Barat, Senin (21/6/2021). Pemerintah Kota Bekasi kembali mengoperasikan sebagian ruangan di stadion Patriot Candrabhaga untuk isolasi mandiri pasien Covid-19 dengan status orang tanpa gejala. Sebelumnya ruangan tersebut sempat kosong sejak awal Mei 2021 lalu dan mulai digunakan kembali menampung pasien Covid-19 tanpa gejala pada Selasa (15/6/2021) setelah keterisian ruang perawatan di sejumlah rumah sakit di Kota Bekasi meningkat
Sumber: Kompas.id - 22 Juni 2021
Tidak ada komentar:
Posting Komentar