Harapan itu disuarakan Wakil Presiden Jusuf Kalla, Sabtu (18/4), saat memimpin geladi bersih dan meninjau persiapan penyelenggaraan KAA di Jakarta. Ia menambahkan, Peringatan 60 Tahun KAA harus mampu membawa pesan kuat kepada dunia untuk membangun tatanan dunia baru yang lebih seimbang dan adil.
Harapan Jusuf Kalla itu dipertegas oleh Presiden Joko Widodo. Dalam kesempatan terpisah, Jokowi menegaskan, dari KAA ini akan ada sebuah kerja sama strategis antarnegara di Asia dan Afrika bagi terciptanya keseimbangan global.
Tantangan yang dihadapi negara-negara Asia dan Afrika sudah jauh berbeda dibandingkan dengan 60 tahun yang lalu. Pada 1955, sebagian besar negara Asia dan Afrika tengah memperjuangkan kemerdekaan mereka. Kini, 60 tahun sesudahnya, negara-negara Asia dan Afrika sudah merdeka, yang diperjuangkan adalah mewujudkan perdamaian dan kesejahteraan.
Terorisme dan radikalisme adalah persoalan besar dan paling serius yang dihadapi oleh negara-negara Asia dan Afrika kini dan ke depan. Oleh karena terorisme dan radikalisme biasanya muncul atau berlanjut menjadi konflik internal yang sulit diatasi. Itu sebabnya kerja sama antarnegara Asia dan Afrika diperlukan untuk meredamnya atau kalau mungkin diatasi.
Apa yang terjadi Afganistan, Suriah, Irak, dan Yaman memperlihatkan kecenderungan seperti di atas. Radikalisme yang muncul dalam bentuk kelompok yang menamakan diri Negara Islam di Irak dan Suriah (NIIS) serta serangan kelompok Houthi terhadap pemerintahan yang sah di Yaman memperlihatkan betapa kompleks permasalahannya.
Sejak hari Minggu (19/4) kemarin, para pejabat tinggi negara-negara Asia dan Afrika bertemu di Jakarta untuk mempersiapkan dan mematangkan naskah dokumen yang akan dikeluarkan pada hari terakhir rangkaian Peringatan 60 Tahun KAA di Bandung, 24 April mendatang. Peringatan KAA ini akan menghasilkan tiga dokumen penting, yakni Bandung Message (Pesan Bandung), Deklarasi Penguatan Kemitraan Strategis Asia dan Afrika (NAASP), dan deklarasi mendukung kemerdekaan Palestina. Kemerdekaan Palestina menjadi salah satu pekerjaan besar yang belum terselesaikan dari KAA di Gedung Merdeka, Bandung, 18-20 April 1955.
Kita berharap dengan dilakukannya jalan kaki bersejarah (
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 20 April 2015, di halaman 6 dengan judul "Redam Terorisme dan Radikalisme".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar