Cari Blog Ini

Bidvertiser

Kamis, 28 September 2017

Proyek Pembangunan//Pemutusan Mitra//AC Bermasalah (Surat Pembaca Kompas)

Proyek Pembangunan

Di penghujung tahun, kemacetan di beberapa wilayah Jakarta biasanya semakin menjadi. Pekerjaan perbaikan jalan bermunculan di beberapa ruas jalan sehingga memperparah kondisi kemacetan di Ibu Kota.

Melihat kondisi yang menggelitik ini, saya sebagai warga yang hampir setiap hari melintasi ruas-ruas jalan yang diperbaiki ingin bercerita di sini. Ruas jalan yang saya maksud, antara lain, ruas Jalan Bangunan Timur, Jakarta Timur; Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat; Jalan Lembang, Jakarta Pusat; dan beberapa ruas jalan lain di sekitar wilayah tersebut.

Di ruas-ruas jalan tersebut, sebelumnya dalam kondisi aspal mulus dan terlihat sangat laik untuk dilewati kendaraan bermotor. Namun, belakangan kondisi jalan menjadi berulir karena lapisan aspal dikerok oleh kontraktor untuk kemudian dilapis dengan aspal baru. Jalan yang berulir menyebabkan setiap kendaraan yang melintas harus menurunkan kecepatan agar terhindar risiko slip. Akibatnya, arus kendaraan jadi melambat, memadat, dan akhirnya memicu kemacetan.

Di lain hal, saya melihat beberapa ruas jalan di Jakarta yang jelas-jelas rusak tetapi tidak ada perbaikan. Saya tidak mengerti mekanisme perencanaan, pelaksanaan pembangunan, dan anggaran di Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Namun, sebagai warga, saya berpikir kenapa anggaran dan pelaksanaan pembangunan tidak dialokasikan ke sarana dan prasarana yang jelas terlihat memerlukan perbaikan?

Misalnya, peremajaan pepohonan di sepanjang Jalan Diponegoro yang sudah rapuh, perbaikan jalanan rusak di pinggiran Kota Jakarta, atau pembangunan dan perbaikan fasilitas pejalan kaki dan kaum disabilitas.

NICO HANSEN

Jalan Kaparinyo Blok P, Kelapa Gading Timur, Jakarta Utara

Pemutusan Mitra

Hari Selasa (12/9), PT Gojek Indonesia telah memutuskan hubungan kemitraan dengan suami saya, salah seorang driverGojek bernama Pudjo Relawan, nomor kendaraan B 48xx SAF dengan alasan melakukan order fiktif.

Karena tidak merasa melakukan hal tersebut, suami saya berusaha menanyakan kepada manajemen Gojek. Ternyata, menurut pihak manajemen, kesalahan yang ia lakukan adalah satu kali membawa penumpang yang merupakan keluarga sendiri, dalam hal ini anak. Ternyata hal yang tidak diperbolehkan.

Ia juga menjelaskan bahwa tidak mengetahui larangan itu, baik dari perusahaan Gojek maupun dari sesamadriver. Sebagai orang awam, kami tidak mengerti jika perbuatan seperti itu dikategorikan sebagai order fiktif. Order fiktif, menurut kami, adalah suatu hal yang sangat berbeda, dengan sengaja melakukan kebohongan untuk mendapatkan keuntungan.

Suami saya tidak melakukan kebohongan apa pun. Bisa saja larangan membawa penumpang keluarga sendiri itu memang ada dan driver tidak mengetahuinya. Namun, apakah pantas seorang driverlangsung diberhentikan karena satu kali melakukan kesalahan seperti itu?

Setahu saya, suatu perusahaan jika akan memberhentikan karyawan didahului dengan beberapa kali surat peringatan, kecuali jika karyawan bertindak kriminal. Yang lebih parah lagi, penghasilannya pada hari terakhir sebagai driver Gojek tidak bisa diambil karena peraturan dari manajemen Gojek.

Bagi perusahaan sebesar Gojek tidak ada artinya kehilangan seorang driver karena seribu orang akan melamar. Namun, tega sekali memberhentikan orang dengan cara seperti itu dan tidak memberikan haknya yang sungguh tidak seberapa.

ESTELITA ZAINAL

Jalan Palbatu II RT 013 RW 04, Menteng Dalam, Jakarta Selatan

AC Bermasalah

Pada 7 Maret 2017 saya membeli AC Samsung (AR12JRFSWWK) dari UFO Bali, Teuku Umar. Pemasangan dilakukan pada 15 Maret.

Bulan pertama AC rusak dan ada tiga komponen harus diganti teknisi. Sampai hari ini, AC sudah 8 kali diperbaiki. Setiap perbaikan hanya bertahan tiga minggu dan diikuti dengan kerusakan bagian lainnya.

Terakhir perbaikan berlangsung pada Agustus. Saya sempat berkata, ini kesempatan terakhir untuk memperbaiki dan saya minta untuk diganti unit atau uang kembali jika AC rusak lagi.

Sekarang AC rusak lagi dan pihak Samsung hanya mau memberikan perbaikan dan tiga bulan ekstra garansi. Saya merasa seperti membeli AC abal-abal dengan harga "Samsung" yang lumayan tinggi.

Bagaimana pertanggungjawaban pihak Samsung sebagai perusahaan kelas dunia?

RICKY CHANDRA

Jalan Tambora 5, Jakarta Barat

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 28 September 2017, di halaman 7 dengan judul "Surat Kepada Redaksi".


Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger