Wartawan senior Kompas Andreas Maryoto

Ketika kehidupan makin banyak bergantung pada teknologi digital maka kita harus bersiap ketika terjadi krisis. Kita tidak dapat menggantungkan atau memuja-muja sepenuhnya kehadiran berbagai produk teknologi digital.

Peran manusia ternyata masih menentukan sehingga tidak semuanya dapat dijalankan dengan teknologi digital. Apalagi, ketika tata kelola yang baik masih harus dibangun maka sistem dengan teknologi digital sehebat apapun dapat mengalami krisis.

KOMPAS/RADITYA HELABUMI

Penonton antre untuk menukarkan e-voucher dengan tiket upacara pembukaan Asian Games 2018 di Pintu 7 Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Jumat (17/8/2018). Untuk mengatasi tingginya permintaan tiket pembukaan, Panitia Penyelenggara Asian Games Indonesia (Inasgoc) selain bekerjasama dengan mitra resmi pengelola tiket Kiostix.com, tiket dapat dibeli secara daring melalui Blibli.com dan jaringan ritel Alfamart.

Kita baru saja menyaksikan betapa rumitnya urusan tiket Asian Games 2018 sehingga pengelolaan dipindahkan dari Kiostix ke Blibli.com, Loket.com, dan Tiket.com. Itu karena publik tidak puas dengan sistem manajemen tiket sebelum pembukaan Asian Games dilakukan.

Tokopedia juga terpaksa memecat sejumlah karyawannya yang diketahui melakukan tindakan tidak terpuji. Tokopedia ingin menegakkan tata kelola yang benar. Kasus lainnya sudah banyak terjadi di beberapa perusahaan teknologi dan juga perbankan di Indonesia.

KOMPAS/ DIDIT PUTRA ERLANGGA RAHARDJO

Chelsea Islan, didapuk sebagai duta Tokopedia yang berperan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang keberadaan perusahaan teknologi, Rabu (12/11). Tokopedia tidak akan berhenti sebagai mal daring tapi berencana untuk mengembangkan inovasi ke sektor usaha lain, terutama setelah mendapatkan kucuran dana Rp 1,2 trilun dari investor.

Keterandalan teknologi digital ternyata memunculkan masalah hingga memunculkan krisis. Tata kelola yang tidak memadai, kemampuan infrastruktur yang minim, kekurangterandalan sistem, hingga kelemahan keterampilan para pengembang dalam menerjemahkan kebutuhan digitalisasi menjadi penyebab kemunculkan krisis digital. Salah satu hasil survei menyebutkan krisis digital sebagian besar disebabkan dari dalam perusahaan teknologi sendiri!

Kalangan ahli manajemen krisis pun berpendapat, krisis digital bisa terjadi kapan saja. Krisis ini telah menimpa sejumlah perusahaan besar sehingga siapapun bakal terkena tanpa pandang bulu.

SITA NURAZMI MAKHRUFAH UNTUK KOMPAS

Ratusan pengojek daring menggiring jenazah Salkan (50) yang meninggal tertabrak kereta bandara di perlintasan sebidang, Jumat (13/7/2018).

Kejadian seperti ini terus meningkat sehingga perusahaan perlu membuat protokol mengenai rencana tanggap terhadap krisis. Sayangnya, sebagian besar krisis digital masih membahas soal krisis reputasi perusahaan berkaitan dengan berita di media sosial. Krisis dalam konteks itu sebenarnya adalah krisis komunikasi digital.

Sebagian besar krisis digital masih membahas soal krisis reputasi perusahaan berkaitan dengan berita di media sosial.

Di dalam salah satu blok tentang pengelolaan krisis disebutkan beberapa komponen yang diperlukan saat terjadi krisis digital. Pertama adalah, teknologi digital itu sendiri yang digunakan untuk melakukan komunikasi antarpihak di dalam perusahaan.

Teknologi digital harus digunakan untuk mempercepat arus informasi penanganan krisis. Model lama dengan cara manual harus ditinggalkan karena kemampuan menangani krisis akan terhambat bila dilakukan dengan cara konvensional.

Kedua adalah, aksesibilitas informasi oleh karyawan. Ketika krisis maka semua karyawan secara proporsional harus mudah mengakses informasi sehingga tidak terjadi simpang siur.

KOMPAS/RHAMA PURNA JATI

Ratusan mitra kerja Grab menghadiri hari ulang tahun grab di Griya Agung, Palembang, Sabtu (23/6/2018). Dalam acara ini, Grab Indonesia juga bekerjasama dengan pemerintah provinsi Sumatera Selatan untuk menyediakan shelter di sejumlah stasiun LRT di Palembang.

Ketiga adalah, aktivasi para pemangku kepentingan agar bisa terlibat menangani krisis. Ketika krisis membesar dan cenderung ditangani sendiri maka mereka mengabaikan para pemangku kepentingan yang sebenarnya bisa ikut terlibat.

Padahal, mereka memiliki kemampuan dan pengaruh yang bisa ikut menangani krisis.

KOMPAS/AHMAD ARIF

Peserta pertukaran mahasiswa dari Indonesia ke China, mengamati kemajuan teknologi digital di perusahaan game daring Netdragon, Fuzhou, Provinsi Fujian, Jumat (20/4/2018). China saat ini berambisi mendominasi teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligent/AI).

Keempat adalah, kecepatan merespons dengan infrastruktur dapat mempercepat respons terhadap berbagai jenis krisis.

Krisis digital memiliki cakupan yang sangat luas dari mulai krisis karena kemampuan infrastruktur yang tidak memadai, tindakan yang tidak terpuji dari mereka yang mengelola teknologi digital, hingga masalah komunikasi berbasis teknologi digital.