DOKUMENTASI KBRI RIYADH

Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani bersalaman dengan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz.

Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz al-Saud merombak kabinet untuk meredam gejolak internasional setelah terbunuhnya wartawan Jamal Khashoggi.

Perombakan kabinet ini mereduksi kekuatan pengaruh loyalis Putra Mahkota Pangeran Mohammed bin Salman (MBS). Sejak kasus pembunuhan Khashoggi di Konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki, 2 Oktober 2018, MBS terus menjadi sorotan dunia internasional. Bahkan, ia diduga terlibat dalam pembunuhan wartawan yang tinggal di Amerika Serikat itu.

Beberapa pejabat penting, seperti Menteri Luar Negeri Adel al-Jubeir dan Kepala Garda Nasional Pangeran Khaled bin Abdulaziz bin Ayyaf diganti. Jubeir digantikan mantan Menteri Keuangan Ibrahim al-Assaf, dan Pangeran Khaled digantikan Pangeran Abdullah bin Bandar bin Abdulaziz.

Menlu Assaf sebelumnya pernah menjadi Menteri Negara Urusan Luar Negeri. Dia pun pernah memegang kursi di dewan perusahaan minyak milik negara Saudi, Aramco, dan dana kekayaan kerajaan, Dana Investasi Publik. Pangeran Mohammed mengawasi kedua entitas.

Assaf meraih gelar doktor di bidang ekonomi dari Colorado State University, gelar master di bidang ekonomi dari University of Denver, dan gelar sarjana dari King Saud University.

Arab Saudi yakin Assaf dapat mengawal pelaksanaan Visi 2030 yang dicanangkan Putra Mahkota. Meskipun dia pernah ditahan bersamaan dengan Pangeran Waleed bin Talal, segera setelah dilepas Assaf terlihat hadir pada sebuah sidang kabinet. Bahkan, dia bergabung dengan delegasi Saudi pada Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss.

Adapun Penasihat Keamanan Nasional Pangeran Khaled adalah seorang putra kepala intelijen pertama Arab Saudi yang berpendidikan Harvard. Ia lama mengabdi di pengadilan kerajaan dan pernah menjadi Duta Besar Arab Saudi di Washington.

Sebagian besar menteri lainnya tetap dalam peran mereka dan beberapa sekutu putra dan ahli waris Raja Salman, Putra Mahkota Mohammed (33), juga dipromosikan. MBS sendiri tetap menjadi Menteri Pertahanan dan deputi perdana menteri.

Meski perombakan itu diyakini terkait pembunuhan Khashoggi, pejabat Arab Saudi mengatakan, hal itu mencerminkan pertimbangan teknokratis rutin dan muncul pada akhir masa empat tahun kabinet.

Perombakan dirancang untuk memastikan kabinet merupakan kombinasi terbaik dari pengalaman dan pengetahuan untuk memenuhi kebutuhan kerajaan selama empat tahun mendatang dan memperkuat hubungan Saudi dengan negara sahabat di seluruh dunia.

Perombakan ini tak hanya menegaskan kuatnya posisi MBS, tetapi juga bagaimana Raja Salman merespons terbunuhnya Khashoggi. Raja menilai Menlu Jubeir kurang cakap menangani kasus Khashoggi sehingga Senat AS menyatakan Pangeran MBS terlibat dalam kasus ini.