Campur tangan asing sama sekali tidak membantu meredakan pergolakan politik dan ekonomi di Venezuela, tetapi justru sebaliknya memperburuk krisis di negara itu.

Secara terbuka Amerika Serikat dan sejumlah negara Barat lain menyatakan dukungan kepada Juan Guaido, yang ingin mengambil alih kekuasaan dari Presiden Nicolas Maduro. Sebaliknya, Rusia dan China menyatakan dukungan terhadap Maduro, yang belum lama dilantik untuk periode kekuasaan kedua.

Sadar atau tidak bangsa Venezuela, negaranya telah dijadikan sebagai panggung persaingan pengaruh global di kalangan sejumlah negara besar. Venezuela terseret ke dalam pusaran tarik-menarik kepentingan asing. Jelas pula, campur tangan asing tidak mungkin atau sulit terjadi jika elite dan masyarakat Venezuela tidak mudah terpecah dan tidak terpolarisasi oleh perbedaan kepentingan politik internal.

Elite politik rupanya asyik dengan agenda kepentingan politik masing-masing dalam memperebutkan kekuasaan, tanpa menyadari kepentingan bangsa dan negara dipertaruhkan secara sangat serius. Sama sekali tidak terlihat kompromi politik untuk menyelesaikan krisis sosial, ekonomi, dan politik, tetapi sebaliknya terus berupaya keras untuk saling menjatuhkan, tanpa memperhitungkan dampaknya.

Ketegangan berkembang sangat cepat sejak Guaido dalam posisi sebagai Ketua Majelis Nasional menyatakan diri sebagai presiden untuk menggantikan Maduro yang dituduh terpilih kembali secara curang. Namun, Maduro yang baru dilantik sebagai presiden untuk periode kekuasaan kedua terus bertahan dan melakukan perlawanan.

Pertarungan kekuasaan antara penguasa pimpinan Maduro dan oposisi pimpinan Guaido semakin memecah belah masyarakat Venezuela. Belum diketahui sejauh mana dampaknya terhadap proses demokratisasi di negeri itu karena kedua kubu kini berusaha meminta dukungan militer dalam upaya memenangi pertarungan kekuasaan.

Namun, segera terlihat, Venezuela yang pernah disebut-sebut sebagai model pelaksanaan ideologi neososialisme yang sukses, khususnya pada era Hugo Chavez, kini mengalami guncangan hebat. Ideologi neososialisme dinilai berhasil ketika kesejahteraan tercipta sebagai dampak langsung harga minyak yang melambung tinggi.