Paus Fransiskus dan Raja Maroko Mohammed VI menandatangani deklarasi bahwa kota Jerusalem adalah warisan bagi pengikut tiga agama monoteistik.
Pernyataan bersama itu ditandatangani hanya beberapa jam setelah Paus Fransiskus mendarat di Rabat, dalam dua hari kunjungannya ke Maroko.
Pernyataan bersama muncul setelah pengakuan Presiden AS Donald Trump terhadap kota yang masih disengketakan itu sebagai ibu kota Israel. Pengakuan Trump memicu kemarahan di seluruh dunia Muslim, terutama Palestina, yang melihat Jerusalem sebagai ibu kota negara masa depan mereka.
Paus hadir di Maroko memenuhi undangan Raja Mohammed VI. Hampir 100 persen penduduk Maroko beragama Islam dan Raja mengundang Paus untuk meningkatkan hubungan antaragama di negara Afrika ini. Apalagi, menurut Raja Mohammed, Maroko adalah tempat belajar bagi sebagian calon ulama yang akan pergi ke Eropa.
Memperbaiki hubungan dengan agama lain memang menjadi prioritas bagi Paus yang berasal dari Argentina ini. Awal Februari lalu, Paus Fransiskus berkunjung ke Uni Emirat Arab dan bertemu Imam Besar Al-Azhar Sheikh Ahmed al-Tayeb.
Bahkan, Paus dan Sheikh Tayeb menandatangani dokumen bersejarah tentang persaudaraan manusia untuk perdamaian dunia dan hidup berdampingan secara damai guna menangkal radikalisme serta terorisme.
Berpidato di depan ribuan warga Maroko yang tetap setia meski diguyur hujan, Paus menyatakan pentingnya menentang fanatisme. "Perlu persiapan yang tepat bagi para pemandu agama pada masa depan," kata pemimpin spiritual miliaran umat Katolik di dunia itu.
Raja Mohammed memperkuat pernyataan Paus. "Yang dimiliki teroris bukan agama, tetapi itu adalah bentuk ketidaktahuan agama. Sudah saatnya agama tak lagi menjadi alibi untuk ketidaktahuan ini, untuk intoleransi ini," kata Raja yang dihormati di Afrika Barat sebagai "komandan orang beriman" itu.
Paus juga mengunjungi sekolah, tempat belajar untuk menjadi imam di masjid. Seorang murid di sekolah itu menceritakan bahwa dirinya diajarkan agama Islam yang penuh toleransi. Di negara ini pula orang Kristen dan Yahudi dapat beribadah secara bebas.
Paus Fransiskus menyerukan pula penyembuhan "luka besar dan dalam" pada krisis migrasi. "Kami tak ingin tanggapan kami jadi ketidakpedulian dan kesunyian," katanya kepada sekitar 80 migran di sebuah pusat amal Katolik di Rabat.
Maroko menjadi tujuan utama migran Afrika sub-Sahara yang berusaha pergi ke Eropa. Maroko juga satu-satunya negara Arab yang konstitusinya menjamin warga Yahudi dan memberi mereka hukum serta pengadilan terpisah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar