Seingat saya, dalam kuliah kedokteran ditekankan bahwa untuk membuat diagnosis penyakit, dokter harus melakukan anamnesis (riwayat penyakit) dan pemeriksaan jasmani pasien. Bahkan, dokter generasi lampau dengan kedua pemeriksaan itu dan tidak banyak pemeriksaan penunjang mampu menegakkan diagnosis.

Pada perjumpaan dengan pasien, dokter tidak hanya berhasil menggali data pasien yang diperlukan, tetapi juga dapat merasakan perasaan pasien dari bahasa tubuh pasien. Pengamatan bahasa tubuh ini penting karena dapat terjadi ungkapan yang diucapkan tidak sesuai dengan bahasa tubuh.

ARSIP PRIBADI

Samsuridjal Djauzi

Dewasa ini pemeriksaan penunjang banyak sekali jenisnya. Pemeriksaan laboratorium berkembang dan ratusan banyaknya. Pemeriksaan radiologi serta imaging juga makin banyak. Kita mengenal foto toraks, ultrasonografi, CT scan, MRI, juga sudah ada PET scan. Pemeriksaan penunjang invasif juga telah banyak dilakukan, seperti endoskopi, laparoskopi, kateterisasi jantung, dan lain-lain.

Pemeriksaan ini tentu membantu dokter menetapkan diagnosis. Namun, setahu saya, ketika mahasiswa, anamnesis dan pemeriksaan jasmani pasien tak boleh ditinggalkan. Kemajuan teknologi informasi banyak membantu layanan kesehatan dan dokter.

Seorang pasien yang mengalami alergi setelah minum obat dapat memotret kelainan kulit yang dialaminya dan mengirimnya ke HP dokter sehingga dokter tahu bahwa pasiennya mengalami alergi obat. Hasil laboratorium dapat dikirim dari laboratorium ke dokter atau pasien. Hasil pemeriksaan radiologi dapat disimpan di media penyimpanan atau flashdisk serta dapat dikirim.

Pasien dapat menyimpan data penting mengenai kesehatannya. Pasien juga bisa mencatat obat-obat yang pernah digunakan. Data ini akan bermanfaat bagi dokter merencanakan pemeriksaan penunjang ulangan dan pemberian obat. Untuk memenuhi kepatuhan minum obat, kini teman-teman saya menggunakan pengingat dari telepon seluler.

Pertanyaannya, sejauh mana kemajuan teknologi, termasuk teknologi kedokteran, dapat mengganti fungsi dokter? Apakah dimungkinkan layanan dokter jarak jauh atau layanan dokter online? Terima kasih atas penjelasannya.

M di J

Sebenarnya telemedicine telah lama berkembang. Layanan kedokteran jarak jauh diperlukan untuk melayani pasien yang sulit menemui dokter, seperti masyarakat yang tinggal di daerah terpencil. Kemajuan teknologi informasi kini memungkinkan kita berkomunikasi, termasuk mengirim gambar melalui telepon seluler. Namun, pada telemedicine, layanan jarak jauh harus tetap memenuhi prinsip layanan kedokteran serta menjamin mutu layanan.

Anda benar, dokter tak hanya mengobati keluhan penderita atau hasil laboratorium penderita. Dokter mengobati pasien dengan bantuan data, baik yang diperoleh dari riwayat penyakit (anamnesis), pemeriksaan fisik, maupun bantuan pemeriksaan penunjang. Perasaan pasien yang tecermin dari mimik, bahasa tubuh, juga perlu dipertimbangkan. Jadi, pada dasarnya dokter harus memperhatikan keadaan fisik, psikis, dan sosial pasien.

Di ruang konsultasi ini saya mengemukakan bahwa ruang ini bukan ruang untuk diagnosis penyakit, apalagi untuk memberikan terapi kepada pembaca yang bertanya. Ruang ini lebih merupakan ruang informasi kesehatan meski informasi yang dibahas berdasarkan pertanyaan atau masalah pasien.

Saya mengajak penanya untuk kembali berkonsultasi kepada dokternya, saya tidak menggantikan dokter penanya. Saya tidak punya kesempatan melakukan anamnesis, pemeriksaan jasmani, serta menganalisis pemeriksaan penunjang sehingga saya tak dapat membuat diagnosis atau melakukan pengobatan berdasar pertanyaan pembaca.

Mungkinkah ada layanan dokter online? Jawabannya tentu mungkin. Saya akan menjelaskan syarat-syarat seorang dokter dapat melakukan layanan kedokteran (praktik dokter). Setelah lulus dokter (termasuk ujian nasional) dan menjalani internship, dokter yang baru lulus melapor kepada Konsil Kedokteran untuk memperoleh surat tanda registrasi.

Dokter yang teregistrasi di Konsil Kedokteran berarti memenuhi semua persyaratan, seperti ijazah, rekomendasi organisasi profesi kedokteran, dan surat kesehatan, sehingga ia dinyatakan mampu melakukan praktik kedokteran.

Berbekal surat tanda registrasi ini, dokter tersebut akan mengajukan permohonan izin praktik yang dikeluarkan dinas kesehatan. Izin praktik berlaku 5 tahun dan dapat diperbarui asalkan memenuhi persyaratan, termasuk persyaratan mengikuti kegiatan pendidikan berkesinambungan.

Untuk mempertimbangkan apakah layanan dokter online sudah waktunya diadakan, kita perlu menyepakati apakah layanan itu memenuhi prinsip-prinsip ilmu kedokteran. Jadi, selain anamnesis, juga ada pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.

Apakah aspek psikis dan sosial dapat tertelusuri melalui layanan online. Peraturan juga mewajibkan layanan kesehatan harus dilaksanakan di fasilitas layanan kesehatan berupa klinik, praktik dokter, atau rumah sakit. Fasilitas layanan kesehatan ini juga harus memenuhi persyaratan, baik dalam bentuk persyaratan ruang maupun peralatan medis.

Layanan kedokteran dapat berupa layanan terapi obat atau tindakan medis. Untuk menjaga keselamatan pasien, semuanya ada syarat dan tata caranya. Bahkan, rumah sakit yang sudah berjalan lama sekalipun harus mengikuti akreditasi sehingga mutu layanannya dapat terjaga.

Bagaimana kita akan membayangkan layanan dokter online? Pasien akan menghubungi dokter online (bukan tatap muka) dan mungkin akan menyatakan keluhan-keluhannya dan mungkin juga pemeriksaan penunjang yang ada. Nah, apa yang dapat dilakukan dokter online? Jika yang dilakukan adalah memberi informasi serta kepada siapa sebaiknya pasien harus berobat saja, sifat layanannya adalah pemberian informasi.

Namun, jika berdasarkan keluhan dan data pemeriksaan penunjang saja dilakukan diagnosis dan terapi, data yang dikumpulkan menjadi tidak lengkap. Jika konsultasi kemudian menjadi pemberian terapi, terapi yang diberikan berdasar data yang tidak lengkap sehingga rawan untuk terjadi kesalahan.

Tradisi layanan kedokteran telah berlangsung lama sekali, ratusan tahun, tetapi tak berarti tradisi tersebut tidak dapat berubah. Tradisi tersebut akan berubah mengikuti kebutuhan masyarakat. Jika layanan dokter jarak jauh atau dokter online akan dilakukan, harus ada kajian sejumlah pihak, seperti kajian dari segi pendidikan kedokteran, konsil kedokteran, organisasi profesi kedokteran, pemerintah, dan masyarakat.

Kita semua ingin memanfaatkan kemajuan teknologi, meningkatkan akses layanan kedokteran, termasuk bagi masyarakat di daerah terpencil. Namun, di sisi lain, kita juga harus melindungi masyarakat. Layanan kedokteran harus aman, bermutu, efisien, dan terhindar dari kesalahan.