Menurut Remez Sasson (2015), kebiasaan ini mencegah kita untuk bertindak, akan menghabiskan energi, melumpuhkan kemampuan kita untuk membuat keputusan, karena kita terus dan berulang-ulang berpikir saja.

ARSIP PRIBADI

AGUSTINE DWIPUTRI

Hal ini merupakan jenis pemikiran yang membuang-buang waktu, mencegah kita untuk melakukan hal-hal baru dan membuat kemajuan dalam hidup. Kondisi ini ibarat seperti mengikat diri kita dengan tali yang terhubung ke sebuah tiang dan kita berulang kali berputar-putar saja.

Amy Morin (2019) mengatakan bahwa perbedaan antara terlalu banyak berpikir dan penyelesaian masalah bukanlah tentang banyaknya waktu Anda berinvestasi, tetapi tentang cara Anda berpikir. Ketika Anda mendapati diri Anda memikirkan masalah atau peristiwa yang menyusahkan, tanyakan kepada diri sendiri pertanyaan-pertanyaan berikut ini:

– Apakah ada solusi untuk masalah ini? Beberapa masalah memang tidak dapat diselesaikan. Anda tidak dapat menghilangkan penyakit dari seorang yang dicintai, Anda tidak dapat membatalkan peristiwa traumatis yang sudah terjadi. Memikirkan hal-hal dengan cara yang tak produktif bisa merusak kesejahteraan psikologis Anda.

– Apakah saya fokus pada masalah atau mencari solusi? Jika Anda dihadapkan pada masalah keuangan, mencari strategi untuk mendapatkan lebih banyak uang atau melunasi utang Anda akan lebih membantu. Namun, membayangkan diri Anda menjadi tunawisma atau memikirkan betapa tidak adilnya hidup ini akan membuat Anda terjebak.

– Apa yang saya capai dengan memikirkan hal ini? Jika Anda secara proaktif berusaha mendapatkan perspektif baru, Anda mungkin menemukan bahwa memikirkan suatu masalah sangat membantu. Namun, jika Anda berulang kali memikirkan tentang bagaimana Anda bisa menjadi seperti ini, atau membayangkan semua hal secara salah tanpa mengidentifikasi tindakan yang akan membantu Anda menjadi sukses, Anda sudah overthinking.

Cara membebaskan diri
Lolly Daskal (2016) memberikan sepuluh ide untuk mengatasi overthinking.

1. Kesadaran adalah awal dari perubahan
Sebelum Anda dapat mengatasi kebiasaan terlalu banyak berpikir, Anda perlu belajar untuk menyadari ketika hal itu terjadi. Setiap kali Anda merasa ragu-ragu atau tertekan atau cemas, mundurlah ke belakang untuk melihat situasinya dan bagaimana Anda meresponsnya. Pada saat itu kesadaran adalah benih perubahan yang ingin Anda lakukan.

2. Jangan memikirkan apa yang salah, tetapi apa yang bisa benar
Dalam banyak kasus, terlalu banyak berpikir disebabkan satu emosi tunggal, yaitu takut. Ketika Anda fokus pada semua hal negatif yang mungkin terjadi, mudah melumpuhkan diri. Lain kali Anda merasakan bahwa Anda mulai berputar lagi ke arah itu, berhentilah. Visualisasikan semua hal yang bisa berlangsung secara benar dan pertahankan agar pikiran-pikiran benar itu tetap ada saat ini dan nanti.

3. Alihkan perhatian pada kebahagiaan
Terkadang, sangatlah membantu jika memiliki cara untuk mengalihkan perhatian Anda dengan berbagai alternatif yang sifatnya bahagia, positif, dan sehat. Hal-hal seperti menari, olahraga, mempelajari alat musik, merajut, mewarna, dan melukis dapat menjauhkan Anda dari masalah dengan menghentikan analisis yang berlebihan.

4. Letakkan segala sesuatu secara proporsional
Selalu mudah membuat hal-hal lebih besar dan lebih negatif daripada yang seharusnya. Jika mendapati diri Anda "membuat gunung dari onggokan tanah", tanyakan kepada diri sendiri seberapa besar artinya hal ini untuk lima tahun mendatang atau untuk bulan depan saja. Hanya melalui pertanyaan sederhana seperti ini, yaitu mengubah kerangka waktu, telah dapat membantu menghentikan pemikiran berlebihan.

5. Berhenti menanti kesempurnaan
Bagi kita yang sedang menunggu kesempurnaan, kita dapat berhenti menantinya sekarang ini. Menjadi ambisius itu hebat, tetapi mengincar kesempurnaan itu tidak realistis, tidak praktis, dan melemahkan. Saat Anda mulai berpikir "Ini harus sempurna" adalah saat Anda perlu mengingatkan diri sendiri bahwa "Menunggu yang sempurna tidak pernah secerdas membuat kemajuan".

6. Ubah pandangan tentang rasa takut
Apabila Anda takut karena pernah gagal di masa lalu, atau Anda takut mencoba atau mengeneralisasi kegagalan lain, ingatlah bahwa hanya karena sebelumnya segala sesuatunya tidak berjalan, bukan berarti akan memberi hasil yang sama di lain waktu. Ingat, setiap peluang adalah awal yang baru, suatu kesempatan untuk memulai lagi.

7. Pasang timer untuk bekerja
Beri diri Anda suatu batasan. Set pengatur waktu selama 5 menit dan berikan waktu pada diri untuk berpikir, merasa khawatir, dan menganalisis. Setelah penghitung waktu habis, habiskan 10 menit berikutnya dengan pena dan kertas, tuliskan semua hal yang membuat Anda khawatir, stres, atau cemas. Ketika 10 menit sudah habis, sobek dan buanglah kertas tersebut dan Anda bisa melanjutkan dengan hal-hal yang lebih menyenangkan.

8. Sadari Anda tidak dapat memprediksi masa depan
Tidak ada yang bisa memprediksi masa depan; yang kita miliki adalah masa kini. Jika Anda menghabiskan saat ini dengan mengkhawatirkan masa depan, Anda merampas waktu Anda sekarang. Menghabiskan waktu memikirkan masa depan sama sekali tidak produktif. Sebagai gantinya, gunakan waktu ini pada hal-hal yang memberi Anda kesenangan.

9. Terima yang terbaik
Ketakutan sebagai alasan terlalu banyak berpikir sering kali didasarkan pada perasaan bahwa Anda tidak cukup baik, tidak cukup pintar, tidak bekerja keras atau kurang berdedikasi. Setelah Anda berusaha sebaik mungkin, terimalah hal itu dan ketahuilah, sementara kesuksesan sebagian tergantung pada berbagai hal yang tidak dapat Anda kendalikan, Anda telah melakukan apa yang dapat Anda lakukan.

10. Bersyukur
Anda tidak dapat memiliki pikiran penyesalan dan pikiran bersyukur pada saat yang sama, jadi mengapa tidak menggunakan waktu secara positif? Setiap pagi dan malam, buatlah daftar tentang apa yang Anda syukuri. Dapatkan teman yang dapat menerima ucapan terima kasih dan bertukar daftar sehingga Anda memiliki saksi untuk hal-hal baik yang ada di sekitar Anda.