AFP/WANG ZHAO

Tentara China ambil bagian dalam latihan parade di pinggiran Beijing, China, Rabu (25/9/2019), menjelang perayaan 70 tahun berdirinya Republik Rakyat China pada 1 Oktober mendatang. Jepang mengeluarkan buku putih pertahanan yang menempatkan militer China sebagai kekuatan yang lebih mengancam daripada Korea Utara.

Buku Putih Pertahanan Jepang menempatkan China sebagai fokus perhatian di urutan kedua setelah AS. Hal ini mempertegas betapa posisi China semakin penting.

Seperti ditulis harian ini, Sabtu (28/9/2019), untuk pertama kalinya, Buku Putih Pertahanan Jepang menempatkan bagian pembahasan tentang China, tepat setelah Amerika Serikat (AS). Hal ini membuat pembahasan tentang Korea Utara turun ke posisi ketiga, sementara Rusia di urutan keempat.

Dalam buku putih ini disebutkan bahwa China lebih dari 30 tahun mempertahankan pertumbuhan yang tinggi dari anggaran pertahanannya. China dinilai oleh Jepang juga meningkatkan secara cepat dan luas, baik secara kualitatif maupun kuantitatif, kekuatan militernya dengan fokus pada nuklir, rudal, angkatan laut, serta kekuatan udara.

China disebutkan makin meningkatkan upayanya untuk menguasai area baru pertahanan. Kemampuan China di area siber, misalnya, meningkat sehingga memungkinkan untuk mengganggu jaringan komunikasi musuh. China dinilai pula terus membangun kemampuan di bidang angkasa luar sehingga berkemampuan membatasi upaya musuh dalam memanfaatkan bidang itu.

Kementerian Luar Negeri China merespons peluncuran Buku Putih Pertahanan Jepang. Beijing menyatakan ketidaksenangannya, dan menyebut apa yang dilakukan China selama ini merupakan sesuatu yang normal.

Sebenarnya isu kebangkitan kekuatan militer China bukan hal baru. Seiring perkembangan kemampuan ekonomi negara itu, kekuatan militer China mengalami kemajuan pesat.

Dilaporkan oleh CNN, pada 1 Oktober 2019, bertepatan dengan Hari Nasional negara itu, China akan menggelar parade militer yang menampilkan persenjataan mutakhir karya mandiri bangsa itu. Persenjataan itu antara lain pesawat nirawak canggih yang dapat mengelabui radar mutakhir musuh. Ada pula rudal balistik antarbenua DF-41.

Sekitar 15.000 personel, lebih dari 160 pesawat, dan 580 persenjataan serta peralatan akan menjadi bagian dari kegiatan berdurasi 80 menit itu di Beijing. Tanggal itu ditetapkan sebagai Hari Nasional untuk memperingati deklarasi berdirinya Republik Rakyat China oleh Pemimpin Mao Zedong pada 1 Oktober 1949.

Setiap negara berhak membangun kekuatan militernya guna memastikan memiliki kemampuan memadai seandainya diserang. Namun, tentu saja, pembangunan kekuatan militer tak bisa dimungkiri dapat memunculkan kekhawatiran negara tetangga. Persenjataan yang kuat dengan jangkauan hingga mencapai negara-negara tetangga, bahkan mungkin lebih jauh dari itu, merupakan sebuah bentuk ancaman tersendiri.