Perwakilan PBNU dan GP Ansor, bersama tokoh Katolik dan tokoh lainnya, bertemu Paus Fransiskus di Vatikan, Rabu (25/9/2019). Pertemuan ini bukan pertama kali.
Seperti dilaporkan harian ini, Pastor Markus Solo Kewuta SVD dari Dewan Kepausan untuk Dialog Antaragama menyebut, pada masa lalu Presiden keempat RI Abdurrahman Wahid (Gus Dur), yang pernah memimpin Nahdlatul Ulama (NU), acap kali datang ke Vatikan (Kompas, 26/9/2019). Gus Dur dan sejumlah tokoh agama Indonesia pernah berkunjung ke Vatikan dan berdialog dengan Paus Fransiskus.
Kunjungan perwakilan organisasi umat Islam terbesar itu, yang dipimpin Katib Aam Syuriah PBNU Yahya Cholil Staquf serta Ketua Umum Gerakan Pemuda (GP) Ansor Yaqut Cholil Qoumas, tak hanya merajut kembali silaturahmi antarumat beragama. Kunjungan itu sekaligus menegaskan sikap bangsa Indonesia untuk aktif mewujudkan perdamaian dunia.
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, antara lain, menyatakan, … dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial…. Selama di Vatikan, delegasi dari Indonesia itu melakukan serangkaian dialog dalam kerangka saling menghargai dalam kesamaan dan dalam perbedaan. Sikap menghargai itu akan berdampak bagi upaya perdamaian dunia mengingat umat kedua agama mendominasi dunia.
Vatikan selama ini berdiri di depan dalam upaya mewujudkan perdamaian dunia. Minggu lalu di Vatikan, sekitar 7.000 umat sejumlah negara, yang didukung pemerintah Italia, Uni Emirat Arab (UEA), dan India, berlari demi perdamaian dunia. Acara itu dirangkaikan dengan perayaan 150 tahun kelahiran Mahatma Gandhi, tokoh perdamaian dari India.
Paus Fransiskus juga menyerukan penghentian perang di Yaman, konflik di Venezuela, serta tidak henti-henti mengingatkan, kehancuran yang didapat jika suatu bangsa atau pemimpinnya mengedepankan kekerasan serta kurang memperhatikan perdamaian, seperti yang dapat dilihat di Yaman, Suriah, Irak, dan Libya.
Februari lalu, Paus Fransiskus bersama Imam Besar Al-Azhar, Sheikh Ahmed al-Tayyeb, seusai bertemu tokoh-tokoh lintas agama di Abu Dhabi, UEA, menandatangani dokumen Persaudaraan Manusia untuk Perdamaian Dunia dan Hidup Bersama. Imam Besar Sheikh Tayyeb meminta umat Islam bergandengan tangan dengan umat Kristen untuk mewujudkan perdamaian dunia. Dokumen itu menyerukan semua pemimpin dunia untuk bekerja bersama "menyebarkan budaya toleransi" dan "mengintervensi paling awal untuk menghentikan pertumpahan darah orang tak berdosa".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar