Cari Blog Ini

Bidvertiser

Selasa, 26 Mei 2020

KESEHATAN: Menanti Vaksin Covid-19 (DR SAMSURIDJAL DJAUZI)


ARSIP PRIBADI

DR SAMSURIDJAL DJAUZI

Setiap mengikuti upaya penanggulangan Covid-19, para pakar kesehatan sering berharap infeksi ini akan dapat dikendalikan setelah ada vaksinnya. Mereka pada umumnya memperkirakan bahwa vaksin tersebut baru akan dapat digunakan secara luas di masyarakat sekitar satu sampai satu setengah tahun lagi.

Saya karyawan suatu perusahaan otomotif, pengetahuan saya tentang kesehatan terbatas. Karena itu, saya heran mengapa begitu lama vaksin Covid-19 baru akan dapat digunakan secara luas. Padahal, berita tentang penemuan vaksin Covid-19 ini, baik oleh Amerika, China, Inggris, maupun Australia, sudah sering kita dengar. Bahkan, belakangan saya dengar sebuah perusahaan di India sudah memproduksi massal vaksin ini. Jadi, sebenarnya apa lagi yang ditunggu?

Masyarakat amat berharap segera dapat keluar dari situasi pandemi Covid-19 ini, segera dapat melakukan aktivitas seperti semula. Para siswa sekolah juga sudah sangat rindu pergi ke sekolah. Kita berharap keadaan ekonomi akan segera normal kembali.

Jika sekiranya vaksin Covid-19 ditemukan dan siap digunakan, apakah pemerintah akan membeli vaksin ini? Apakah harganya murah atau mahal? Jika jumlah penduduk kita sekitar 270 juta, berapa orang yang harus diimunisasi agar Covid-19 dapat dikendalikan? Selama ini kita sudah punya vaksin difteri, tetanus, dan lain-lain. Apakah manfaat vaksin Covid-19 lebih baik daripada vaksin tersebut? Sampai 2018 kita masih mengalami kejadian luar biasa difteri, padahal kita punya vaksin difteri. Apa yang menyebabkan timbulnya kejadian luar biasa itu? Apakah karena vaksin difteri kurang ampuh atau karena jumlah penduduk yang ikut imunisasi kurang? Berapa persen cakupan imunisasi untuk dapat mengendalikan suatu penyakit menular?

Jika cakupan imunisasi vaksin Covid-19 rendah, apakah kita dapat mengendalikan Covid-19? Setahu saya, vaksin diberikan kepada masyarakat agar mempunyai kekebalan terhadap Covid-19 sehingga dapat mengurangi risiko penularannya. Apakah mungkin melakukan imunisasi Covid-19 kepada semua penduduk? Saya hanya khawatir, meski sudah ada vaksin Covid-19 yang ampuh, jika kepatuhan masyarakat untuk mengikuti imunisasi Covid-19 kurang, manfaatnya akan tidak nyata. Benarkah demikian?

Mohon penjelasan Dokter bagaimana agar suatu vaksin dapat dimanfaatkan untuk kepentingan semua masyarakat. Terima kasih atas penjelasan Dokter.

L di J

Wah, perbincangan kita masih sekitar Covid-19 rupanya. Memang, vaksin Covid-19 amat dinantikan dan diharapkan imunisasi tersebut dapat meningkatkan keberhasilan pengendalian pandemi Covid-19. Tanpa vaksin, dikhawatirkan Covid-19 masih akan terus mengancam kesehatan kita. Imunisasi Covid-19 diharapkan dapat menimbulkan kekebalan pada tubuh kita sehingga risiko kita terkena infeksi Covid-19, jika terpapar virus korona, akan berkurang.

Vaksin yang dipasarkan harus memenuhi beberapa syarat, di antaranya vaksin itu nyata efektivitasnya, aman, dan harganya terjangkau. Untuk itulah, vaksin yang pada tingkat laboratorium ditemukan efektif mencegah Covid-19 masih perlu dilanjutkan dengan uji klinik, baik pada binatang maupun manusia, untuk meyakinkan bahwa vaksin tersebut efektif dan aman.

Vaksin ini mungkin akan diberikan kepada miliaran orang sehat. Karena itulah, di samping efektif, faktor keamanan juga mendapat perhatian. Jika ada efek samping yang serius, para pengguna vaskin akan menderita gangguan kesehatan.

Saat ini ada puluhan kandidat vaksin Covid-19 yang sedang diteliti. Penelitian tingkat laboratorium dan tingkat binatang pada umumnya selesai. Penelitian di Amerika Serikat dan China sudah sampai tahap manusia, bahkan sudah masuk uji klinik tahap ketiga. Di tingkat ini, pemberian vaksin Covid-19 dengan vaksin pembanding dinilai apakah memang dapat menurunkan risiko penularan Covid secara nyata dan mereka yang mendapat vaksin Covid-19 tak mengalami efek samping yang berarti sehingga aman.

Biasanya pada uji klinik tahap ketiga ini, diperlukan ribuan orang untuk diimunisasi, baik dengan vaksin Covid-19 maupun vaksin pembanding. Ini diikuti uji pada kelompok khusus yang mendapat vaksin Covid-19, berapa orang yang tertular Covid-19. Hal serupa diamati pada yang mendapat vaksin pembanding. Kalau memang nyata kelompok yang mendapat vaksin Covid-19 amat sedikit tertular ketimbang yang mendapat vaksin pembanding, dikatakan vaksin efektif. Demikian juga dibandingkan dengan efek samping kelompok yang dapat vaksin Covid-19 dan vaksin pembanding.

Dikatakan aman jika kejadian efek samping pada vaksin Covid-19 tidak lebih banyak daripada vaksin pembanding. Nah, jika hasil uji klinik memang menunjukkan hasil yang baik, vaksin ini akan didaftarkan untuk digunakan pada masyarakat umum. Hasil uji klinik ini juga nanti akan memberikan informasi siapa saja yang harus diimunisasi, apakah hanya orang dewasa ataukah juga anak-anak. Biasanya proses pendaftaran ini memakan waktu beberapa bulan karena hasil uji klinik akan dinilai oleh para pakar. Jika disetujui, barulah vaksin diproduksi secara massal. Uji klinik mungkin memerlukan waktu sekitar setahun, sedangkan produksi vaksin yang jumlahnya amat banyak ini juga memerlukan waktu berbulan-bulan.

Vaksin ini biasanya merupakan hasil penelitian perusahaan farmasi dan sudah tentu setelah diproduksi akan dijual. Namun, karena Covid merupakan masalah dunia, harganya diharapkan serendah mungkin agar semua orang di dunia yang memerlukan dapat menggunakannya. Pemerintah kita, jika ingin menggunakan, harus membeli vaksin ini. Vaksin ini juga harus dinilai oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM) Republik Indonesia. Jika lolos pendaftaran, barulah boleh digunakan.

Vaksin-vaksin tertentu, seperti difteri, polio, tetanus, dan hepatitis B, disediakan pemerintah dan disediakan secara gratis melalui jalur layanan kesehatan. Kita berharap nanti vaksin Covid-19 ini digunakan di Indonesia, juga dapat digunakan secara gratis oleh masyarakat. Anda benar, besarnya cakupan imunisasi menentukan keberhasilan pengendalian suatu penyakit. Untuk difteri, misalnya, cakupannya harus melebihi 95 persen. Untuk Covid-19 ini, kami belum tahu, tetapi biasanya vaksin yang bermanfaat melindungi masyarakat, cakupannya harus melebihi 90 persen kelompok yang memerlukan vaksin. Jadi, keberadaan vaksin saja belumlah menentukan keberhasilan kita mengendalikan Covid-19. Semua masyarakat harus menyadari pentingnya vaksin itu sehingga masyarakat ikut serta dalam imunisasi Covid-19 ini.

Masih banyak persoalan yang belum jelas dari penggunaan vaksin ini. Kelompok masyarakat mana yang perlu divaksin. Apakah pemberian vaksin cukup satu kali atau harus diulang agar kadar antibodi yang terbentuk mencukupi guna menetralkan virus korona ini? Apakah virus korona SARS-CoV-2 ini sering bermutasi, seperti virus influenza, sehingga pembuatan vaksinnya juga harus sering diperbarui?

Namun, ada hikmah yang kita petik dari pandemi Covid-19 ini. Ternyata vaksin amat penting dalam mencegah penularan penyakit. Kita sudah punya banyak vaksin. Karena itulah, kita tak hanya menanti vaksin Covid-19, tetapi juga menggunakan vaksin yang ada dengan sebaik-baiknya sehingga masyarakat kita terhindar dari penyakit difteri, tetanus, polio, hepatitis B, dan lain lain.

Kita tentu berharap vaksin Covid-19 akan segera dapat digunakan dan upaya penanggulangan Covid-19 dapat berhasil baik.

Kompas, 23 Mei 2020

Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger