Cari Blog Ini

Bidvertiser

Kamis, 14 Mei 2020

MASALAH GIZI: Waspadai Ancaman Defisiensi Kalsium (ATIKA WALUJANI MOEDJIONO)


DRAWING/ILHAM KHOIRI

Atika Walujani Moedjiono, wartawan Kompas

Kebiasaan minum susu akan menjamin kesehatan tulang, gigi, dan fisik secara umum. Jika jari kaki atau betis Anda sering kram, kadang-kadang kesemutan atau kebas pada jari tangan, lengan, kaki atau sekitar mulut, selain kemungkinan kekurangan vitamin B kompleks, bisa jadi itu merupakan gejala defisiensi kalsium.

Kalsium tidak hanya membangun tulang dan gigi yang kuat, tapi juga diperlukan otot jantung dan berbagai otot lain untuk berfungsi secara baik.

Asupan kalsium yang tidak mencukupi dalam jangka panjang berisiko menyebabkan defisiensi kalsium (hipokalsemia), yang berlanjut pada osteopenia (penurunan kepadatan tulang), dan osteoporosis (hilangnya kepadatan tulang). Pada akhirnya, akibat guncangan sedikit saja tulang mudah retak dan patah.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO

Seorang anak meminum susu sapi yang dibagikan di Desa Hargobinangun, Pakem, Sleman, DI Yogyakarta, Selasa (7/4/2020). Paguyuban peternak sapi perah di kawasan lereng Gunung Merapi di Dusun Boyong, Desa Hargobinangun, membagikan sedikitnya 2.000 paket susu kepada masyarakat.

Bagi perempuan hamil, hipokalsemia bisa menimbulkan masalah. Untuk pertumbuhan, janin akan mengambil kalsium dari tulang dan gigi calon ibu. Selain tulang menjadi rapuh dan gigi tanggal, defisiensi kalsium meningkatkan risiko preeklampsia, yakni sindrom yang ditandai dengan tekanan darah tinggi, kenaikan kadar protein dalam urin, dan pembengkakan pada tungkai.

Kondisi itu bisa berlanjut menjadi eklampsia atau komplikasi kehamilan yang ditandai dengan tekanan darah tinggi dan kejang sebelum, selama, atau setelah persalinan.

Perempuan di atas 50 tahun memerlukan kalsium 1.200 mg per hari, sedangkan laki-laki baru butuh sejumlah itu setelah usia 71 tahun.

Rekomendasi asupan kalsium per hari untuk orang dewasa, menurut Institut Kesehatan Nasional (NIH) Amerika Serikat, adalah 1.000 miligram (mg). Perempuan di atas 50 tahun memerlukan kalsium 1.200 mg per hari, sedangkan laki-laki baru butuh sejumlah itu setelah usia 71 tahun.

Penyebabnya, demikian lamanHealthline, setelah menopause, terjadi penurunan hormon estrogen yang membantu penyerapan tulang. Akibatnya, kepadatan tulang perempuan menurun sangat cepat. Karena itu, perempuan harus menambah asupan kalsium untuk mengurangi risiko osteoporosis dan penyakit akibat defisiensi kalsium.

Asupan rendah

Kajian Lembaga Osteoporosis Internasional (IOF) terkait asupan kalsium penduduk berbagai negara menunjukkan, rata-rata asupan kalsium penduduk Asia Tenggara, Selatan dan Timur terendah di dunia, yakni kurang dari 400 mg per hari. Asupan kalsium warga di Amerika Selatan dan Afrika sekitar 400-700 mg per hari. Hanya penduduk Eropa Utara yang mendapat asupan kalsium lebih dari 1.000 mg per hari.

Baca juga Cegah Osteoporosis Sejak Dini

Kajian yang dilakukan tim peneliti dari berbagai negara dan dipimpin Ethan Balk dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Brown, AS, itu dipublikasikan di jurnal Osteoporosis International, Oktober 2017. Data itu juga disajikan dalam bentuk peta dan dapat diakses di lamaniofbonehealth.org.

Dalam kajian disebutkan, asupan kalsium rendah dapat memengaruhi perkembangan massa tulang puncak pada remaja dan dewasa muda serta cadangan massa tulang pada orang dewasa. Mengenali adanya asupan rendah kalsium merupakan langkah awal yang diperlukan dalam mengembangkan strategi dan kebijakan yang tepat secara budaya untuk mengatasi kekurangan zat gizi tersebut dalam komunitas.

"Di banyak bagian dunia, ada penduduk yang mengonsumsi kalsium lebih rendah dari yang seharusnya untuk kesehatan tulang. Konsumsi kalsium tertinggi adalah pada orang dewasa di Amerika Utara dan Eropa. Sementara di kalangan penduduk Asia, terutama di sejumlah negara terpadat di dunia, seperti China, India dan Indonesia, konsumsi kalsium sangat rendah," kata Balk seperti dikutip laman iofbonehealth.org.

IOF berharap, data tersebut memotivasi promosi peningkatan konsumsi kalsium, khususnya di wilayah Asia-Pasifik dan di tempat-tempat di mana konsumsi kalsium belum didokumentasikan.

Penelitian IOF mencatat, satu dari empat perempuan Indonesia berusia 50-80 tahun rentan terkena osteoporosis. Risiko perempuan Indonesia terkena osteoporosis empat kali lebih tinggi dibanding laki-laki.

Penelitian yang dilakukan Khoirul Anwar, Hardinsyah, Evy Damayanthi, Dadang Sukandar dari Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor (IPB) yang dipublikasikan di JurnalGizi Pangan, Juli 2018, mendapatkan, asupan mikronutrien (kalsium, zat besi, seng, dan vitamin D) di kalangan remaja Indonesia jauh di bawah angka kecukupan gizi. Prevalensi defisiensi kalsium, zat besi, seng, dan vitamin D, masing-masing 96,63 persen, 71,85 persen, 77 ,48 persen, dan 95,99 persen.

Penelitian menggunakan data sekunder yang diperoleh dari Riset Kesehatan Dasar Indonesia (Riskesdas) 2010 melalui Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan. Data yang digunakan adalah data survei konsumsi makanan nasional serta mencakup pengukuran berat badan dan tinggi badan dari 24.833 remaja laki-laki serta perempuan berusia 13-19 tahun.

Temuan ini menekankan pentingnya peningkatan kuantitas dan kualitas asupan mikronutrien di kalangan remaja Indonesia melalui peningkatan konsumsi ikan, daging, telur, susu, serta kacang-kacangan dan sayuran hijau.

"Perlu terus dilakukan edukasi gizi bagi masyarakat," ujar salah satu peneliti, Evy Damayanthi, Guru Besar Ilmu Pangan dan Gizi, IPB, Jumat (8/5/2020).

KOMPAS/DEFRI WERDIONO

Puluhan remaja dari sejumlah sanggar di Kota Malang, Jawa Timur, tengah melakukan flash mobtari topeng malang di sela-sela Car Free Day di Boulevard Ijen, Kota Malang. Minggu (7/7/2019). Sebagian besar remaja Indonesia diam-diam mengalami defisiensi gizi mikro, termasuk kalsium, yang dalam jangka panjan bisa merugikan kesehatan.

Defisiensi gizi pada anak dan remaja perlu diatasi agar tidak merugikan kesehatan penduduk usia produktif ataupun nanti di masa tua, yang pada gilirannya bisa membebani negara dan masyarakat. Remaja putri saat dewasa akan hamil dan melahirkan. Jika mengalami defisiensi zat gizi, selain dirinya tidak sehat juga akan melahirkan bayi yang kurang sehat.

Kalsium yang terbaik adalah dari sumber hewani seperti susu, keju, yogurt, karena lebih mudah diserap tubuh. Jika sulit dijangkau, bisa diganti dengan teri, lele, atau sumber kalsium hewani lain yang lebih murah.

Akut dan kronis

Dalam buku daring Hypocalcemia: Diagnosis and Treatment, Anne Schafer dan Dolores Shoback dari Universitas California, menuliskan, ciri khas hipokalsemia akut adalah gangguan neuromuskular seperti kebas dan kesemutan pada ujung jari tangan dan kaki serta sekitar mulut dan lidah.

Pada kasus ekstrem, kadar kalsium darah sangat rendah, bisa terjadi kejang otot pada tenggorokan dan kerongkongan, sehingga menyebabkan kesulitan bernapas dan menelan. Juga kaku dan kejang otot tubuh serta gangguan irama jantung.

Sementara, pada hipokalsemia kronis, kadar kalsium dalam darah bisa cukup rendah tanpa menimbulkan gejala apapun. Namun dalam jangka panjang, kulit terasa semakin kering, kuku mudah patah, serta rambut kaku. Penderita hipokalsemia mudah lelah, dan pusing. Katarak juga dilaporkan pada penderita hipokalsemia kronis.

Kekurangan kasium akibat gangguan kelenjar paratiroid bisa berdampak pada otak dan menimbulkan gejala neurologis atau psikologis seperti kejang, sulit berkonsentrasi, mudah lupa, linglung, depresi, mengalami disorientasi, bahkan halusinasi.

Hipokalsemia juga dikaitkan dengan sindrom pra menstruasi yang berat. Sebuah penelitian tahun 2017 mendapatkan, para peserta mengalami peningkatan suasana hati dan penurunan retensi cairan tubuh setelah minum 500 miligram (mg) suplemen kalsium setiap hari selama 2 bulan.

Kadar kalsium yang rendah dapat disebabkan oleh masalah kelenjar paratiroid, misalnya pengangkatan jaringan kelenjar paratiroid maupun defisiensi magnesium sehingga aktivitas hormon paratiroid terhambat.

Kelenjar paratiroid yang terletak di bagian depan kelenjar tiroid bertanggung jawab mempertahankan konsentrasi kalsium serum dalam kisaran normal. Kelenjar ini menghasilkan hormon paratiroid yang bekerja pada tulang, ginjal dan usus.

Hipokalsemia bisa juga disebabkan oleh defisiensi vitamin D, kelebihan fosfat (hiperfosfatemia), gangguan ginjal, radang pankreas serta konsumsi obat, misalnya jenis tertentu antibiotik, antikejang, khlorokuin, kortikosteroid, kalsitonin.

Defisiensi kalsium bisa diketahui lewat pemeriksaan darah. Kadar kalsium normal untuk orang dewasa berkisar 8,8-10,4 miligram per desiliter (mg/dL). Tes darah juga dilakukan untuk mengevaluasi fungsi ginjal, mengukur kadar magnesium, fosfat, hormon paratiroid, serta vitamin D.

Asupan kalsium

Produk susu merupakan sumber kalsium paling baik. Keju keras mengandung 1 gram (g) kalsium per 100 g, susu dan yogurt mengandung 100-180 mg per 100 g. Di samping itu, kacang-kacangan dan biji-bijian banyak mengandung kalsium, terutama almond, wijen dan chiaseed,sekitar 250-600 mg per 100 g. Sayuran hijau kaya kalsium, antara lain kale, brokoli, selada air, yakni 100-150 mg per 100 g. Kurma, ara serta buah seperti jeruk, pepaya, alpukat dan mangga juga mengandung kalsium.

KOMPAS/ISMAIL ZAKARIA

Berbagai produk olahan susu segar termasuk keju dipamerkan dalam acara Peluncuran "Rumah Keju", Demo dan Bazar Keju Serta Aneka Olahan Susu di Gedung M Syafei Padang Panjang, Sabtu (7/7/2018)

Gabriela Cormick dan Jose Belizan dari Departemen Riset Kesehatan Ibu dan Anak, Lembaga Efektivitas Klinik dan Kebijakan Kesehatan (IECS-CONICET), Argentina, dalam jurnalNutrients, Juli 2019, menyatakan, fortifikasi sereal dan jus buah bisa meningkatkan asupan kalsium pada masyarakat. Inggris melakukan fortifikasi kalsium pada tepung terigu sejak 1943.

Menurut Guru Besar Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Saptawati Bardosono, Jumat, hipokalsemia akut terjadi mendadak dengan gejala lebih berat dan butuh penanganan cepat yang progresif seperti infus kalsium.

Sementara itu, hipokalsemia kronis terjadi menahun dengan gejala lebih ringan dapat diatasi dengan pemberian suplemen kalsium. Pemberian suplemen vitamin D bisa membantu penyerapan kalsium. Rajin berjemur sinar matahari sangat membantu pengobatan.

"Adapun penderita gangguan paratiroid membutuhkan terapi lebih kompleks dan jangka panjang," katanya.

Hipokalsemia bisa menimbulkan dampak ringan sampai berat, bahkan kematian. Padahal gangguan ini banyak diderita penduduk Indonesia, sebagaimana penduduk negara-negara Asia pada umumnya. Namun, belum banyak penderita yang menyadari. Pemerintah dan masyarakat perlu mewaspadai dan mencegah hal-hal yang merugikan di kemudian hari.

Kompas 14 Mei 2020

Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger