Cari Blog Ini

Bidvertiser

Minggu, 17 Mei 2020

TAJUK RENCANA: Sekelumit Pelajaran dari Thailand (Kompas)


AFP/MADAREE TOHLALA

Pengendara memakai masker wajah saat melewati papan iklan yang mengingatkan orang untuk menjalankan penjarakan sosial sebagai tindakan pencegahan penyebaran virus korona di provinsi Narathiwat, Thailand Selatan (13/5/2020).

Thailand termasuk negara di luar China yang pertama mencatat kasus Covid-19. Empat bulan berlalu, mereka meraih kemajuan, buah tindakan cepat dan tepat.

Saat seorang perempuan asal China dikarantina di Thailand pada 13 Januari 2020 karena diduga mengalami pneumonia, dunia belum mendapatkan gambaran apa pun tentang virus misterius yang muncul di Wuhan, China, beberapa hari sebelumnya. Seperti diungkap dalam laporan investigasi kantor beritaAssociated Press pada 16 April 2020, berdasarkan dokumen internal Pemerintah China, kasus di Thailand itu membangunkan China untuk mengumumkan kepada dunia tentang apa yang terjadi di Wuhan.‎

Pada 20 Januari 2020, Presiden China Xi Jinping berpidato melalui televisi pemerintah, CCTV, memperingatkan warga dan memerintahkan jajaran aparatnya untuk bertindak terkait merebaknya virus korona jenis baru di Wuhan. Sejak itulah dunia mulai mencium kemunculan virus baru pemicu penyakit yang belakangan disebut Covid-19.

Sejumlah negara memberi respons yang berbeda-beda atas berita dari China. Ada yang meremehkan, menyebut virus di Wuhan tak berbeda jauh dengan "flu kecil". Ada juga negara, terlihat dari sikap dan pernyataan pejabatnya, yang merasa seolah kebal dan meyakini tak akan terkena virus itu. Namun, ada juga negara yang bersikap antisipatif, waspada, dan segera mengambil tindakan preventif guna mengantisipasi kemungkinan penularan virus tersebut. Thailand adalah salah satu dari negara di kelompok terakhir itu.

AFP/MLADEN ANTONOV

Warga berbelanja di pasar terbuka di luar Taman Lumpini yang dibuka lagi setelah Pemerintah Thailand melonggarkan pembatasan sosial terkait upaya pencegahan persebaran Covid-19 di Bangkok, Thailand, Minggu (3/5/2020).

Segera setelah menemukan kasus perempuan asal China pada pertengahan Januari 2020, Pemerintah Thailand memperketat pengawasan bandara di negaranya. Mereka bertindak cepat melarang masuk warga dari negara terjangkit Covid-19. April lalu, semua warga negara asing dilarang masuk Thailand. Langkah cepat itu ditindaklanjuti dengan deteksi, penelusuran kontak penularan, dan langkah intervensi lainnya.

Seperti diberitakan harian ini, Kamis (14/5/2020), Thailand pada Rabu pekan ini mencatat nol kasus baru Covid-19. Hingga Selasa lalu, angka kasus dan kematian akibat Covid-19 di negeri itu rendah: 3.017 kasus dengan 56 kematian. Ada keraguan, sedikitnya temuan kasus mungkin akibat rendahnya jumlah tes. Dari dataWorldometers.info, catatan tes di Thailand pun terbilang baik di Asia Tenggara. Hingga Rabu lalu, negeri berpopulasi sekitar 70 juta jiwa itu telah melakukan 4.098 tes per 1 juta penduduk. Angka ini masih di bawah Singapura atau Malaysia, tetapi jauh di atas Indonesia (lebih dari 260 juta jiwa) yang baru melakukan 619 tes per 1 juta penduduk.

Kementerian Kesehatan Masyarakat Thailand, seperti dikutip Bangkok Post, 9 Mei 2020, mencanangkan target 5.000 tes per 1 juta penduduk. Semua laboratorium, termasuk swasta, dilibatkan. Pembatasan jarak sosial ataupun protokol pencegahan penularan Covid-19 dijalankan warga Thailand dengan penuh kewaspadaan terhadap potensi penularan baru. Dengan situasi itu, bisa dipahami jika Thailand sejak awal Mei ini melakukan pelonggaran kebijakan pembatasan sosial.

Kompas, 15 Mei 2020

Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger