Sehari sebelumnya, AS juga menegaskan tidak akan mengakui deklarasi Tiongkok tentang Zona Identifikasi Pertahanan Udara (ADIZ) di langit Laut Tiongkok Timur, dan mendesak agar Tiongkok tidak menerapkannya di wilayah itu.
Tumpang tindih klaim wilayah antara Tiongkok dan empat negara anggota ASEAN, yakni Brunei, Filipina, Malaysia, dan Vietnam, sudah berlangsung sejak lama. Namun, akhir-akhir ini, kapal-kapal Tiongkok melakukan patroli di perairan Laut Tiongkok Selatan yang masih tumpang tindih klaim wilayah, dan bertindak seakan-akan perairan itu merupakan wilayahnya.
Di Beting Second Thomas, gugus Kepulauan Spratly di Laut Tiongkok Selatan, awal April lalu, kapal-kapal penjaga pantai Tiongkok beberapa kali menghadapi kapal sipil Filipina yang membawa suplai logistik bagi satuan marinir Filipina yang bertugas di gugus kepulauan itu.
Tidak berhenti di sana, awal Mei lalu, kapal-kapal penjaga pantai Tiongkok membayang-bayangi kapal penjaga pantai Vietnam di perairan yang dipersengketakan kedua negara itu di dekat Kepulauan Paracel, Laut Tiongkok Selatan. Bukan itu saja, kapal Tiongkok sempat berbenturan dengan kapal Vietnam, yang disusul dengan demonstrasi anti Tiongkok di Vietnam.
Baik Filipina maupun Vietnam memprotes agresivitas Tiongkok, tetapi pemerintah Beijing mengabaikan protes tersebut. Dalam kaitan itulah, kita gembira Menteri Pertahanan AS Chuck Hagel di depan konferensi isu keamanan internasional Shangri-La Dialogue di Singapura, Sabtu, mengkritik perilaku Tiongkok itu.
Sebagai negara adikuasa, kritik AS itu rasanya akan didengar oleh Tiongkok, walaupun Wakil Kepala Staf Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok Letnan Jenderal Wang Guanzhong dalam konferensi itu menyebut tuduhan AS itu tidak berdasar, bersifat mengancam, dan disampaikan secara intimidatif.
Rasanya, Tiongkok akan mendengar kritik AS mengingat perairan Asia Tenggara dan Asia Timur adalah perairan yang menjadi tanggung jawab Armada VII AS yang beroperasi dari Diego Garcia di Samudra Hindia hingga Guam di Samudra Pasifik. Adalah kepentingan global AS untuk menjamin adanya kebebasan bernavigasi. Itu sebabnya, AS tidak mengakui ADIZ di langit Laut Tiongkok Timur. Apalagi sebagian perairan Laut Tiongkok Timur masih merupakan tumpang tindih klaim wilayah antara Jepang dan Tiongkok.
Kita berharap sikap AS yang keras terhadap Tiongkok itu akan membuat negara itu tidak lagi berperilaku agresif terhadap negara-negara yang memiliki tumpang tindih klaim wilayah dengan mereka.
Sumber: http://print.kompas.com/KOMPAS_ART0000000000000000006969365
Powered by Telkomsel BlackBerry®
Tidak ada komentar:
Posting Komentar