ARSIP PRIBADI

ADLER HAYMANS MANURUNG

 

Minggu lalu kita disuguhi informasi tentang calon presiden dan calon wakil presiden untuk pemilu tahun mendatang, tepatnya 17 April 2019. Apabila diperhatikan, capres yang bersaing pada 2019 juga sama persaingannya dengan 2014. Berbagai pihak memberikan banyak komentar atas persaingan ini tidak ada yang baru, hanya wakilnya yang berbeda. Wakilnya menunjukkan perbedaan sangat mencolok dan berdasarkan keyakinan yang dibawa oleh capresnya. Tulisan ini tidak membahas sisi politik dari pasangan capres-cawapres, tetapi apa dampak dan ke mana arah bursa terkait dengan hal itu.

Pada Minggu, 23 September 2018, Komisi Pemilihan Umum menyelenggarakan Deklarasi Kampanye Damai Pemilu Serentak 2019. Untuk melihat arah bursa ke depan dengan pengumuman dari KPU itu, tidak bisa dengan hanya menggunakan perdagangan setengah hari pada Senin, 24 September 2018. Bursa pada paginya dibuka dengan Indeks Harga Saham Gabungan pada level 5.946,868 dan mengalami kenaikan 5.956,334 pada pukul 09.10, atau terjadi kenaikan 10 poin selama 10 menit. Tetapi, selanjutnya, IHSG fluktuatif mengalami penurunan sampai pada level 5.893,596.

Kelihatannya IHSG mendapatkan tekanan atau dampak negatif pada Senin itu.

Padahal, pada Jumat, 21 September 2018, IHSG ditutup 5.957,744, yakni mengalami kenaikan dari hari sebelumnya (20 September 2018) pada level 5.931,266. Bahkan, jika diperhatikan dalam seminggu lalu bahwa IHSG mengalami kenaikan dari level 5.824,257 pada 17 September 2018 menjadi 5.957,744 di hari Jumat. Artinya, penurunan market pada setengah hari atau sesi satu pada Senin tidak terlepas dari adanya profit taking yang dilakukan investor atau trader di pasar mengingat telah terjadi kenaikan dalam seminggu terakhir. Pemain margin juga memanfaatkan kenaikan dan berita akan diumumkannya para capres dan cawapres yang maju pada 2019 walaupun tidak ada informasi terbaru.

Sejak adanya pengumuman KPU soal capres dan cawapres, kampanye sudah dimulai. Kelihatan di media sosial ada pihak yang menjelek-jelekkan dan ada juga yang terus menanggapi kampanye satu sama lain. Bagi mereka yang sudah memahami ekonomi, kelihatannya tidak akan berubah pilihannya. Saat ini, tema kampanye dan kepada siapa berkampanye sudah semakin kelihatan. Saat ini, sudah kelihatan pula adanya "emak-emak" yang ditargetkan. Kalau diperhatikan di media sosial, sudah jelas kelihatan perbedaan antara Facebook dan Linkedin.

Petahana yang saat ini dibantu seorang ulama menjadi pendamping dalam pemilihan 2019 diharapkan bisa memenangi pemilu. Bagi anak-anak muda atau kelompok milenial, hal itu membuat sedikit berkerut jidat karena belum memahami apa yang sedang dimainkan oleh petahana. Bagi mereka yang sudah maju pemilihan, ini menjadi sebuah tindakan yang membuat hati tenteram dan kelanjutan perekonomian akan lebih baik di masa mendatang. Rancangan pembangunan yang telah dibuat akan bisa dilakukan dengan baik. Salah satu contoh sederhana, pertumbuhan perekonomian akan mengalami kenaikan dari tahun-tahun sebelumnya. Kenaikan pertumbuhan sudah dirasakan berbagai pihak. Banyak pihak yang menyatakan terjadi disrupsi, tetapi pada sisi lain terjadi juga kenaikan tajam. Artinya, terjadi zero-sum game antara beberapa sektor ekonomi dan ada kenaikan yang cukup bisa dipertanggungjawabkan.

Data Badan Pusat Statistik juga menyatakan adanya penurunan jumlah rakyat miskin yang ditunjukkan angkanya dan sudah dipublikasikan dari 10,12 persen menjadi 9,82 persen atau secara angka absolut dari 26,58 juta menjadi 25,95 juta. Apabila dipakai data neraca perdagangan yang selalu negatif sudah beberapa periode (dalam periode triwulan), akhirnya berujung pada pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat yang diukur dengan jumlah penduduk miskin (data yang tersedia).

IHSG kita akan terus berfluktuasi ke arah lebih baik pada tahun-tahun depan. IHSG ini akan mengalami peningkatan yang cukup baik jika tidak ada tekanan dari regional, terutama adanya kebijakan moneter dari Pemerintah Amerika Serikat.

Kebijakan AS yang hanya berencana menaikkan tingkat bunga dan berpengaruh terhadap nilai kurs akan membuat perekonomian dunia berubah.

Kenaikan tingkat bunga 1 persen bisa memberikan pengaruh yang cukup besar pada perekonomian dunia, terutama bursa saham. Dana yang selama ini mengendap di bursa saham negara-negara berkembang akan mengalir keluar sehingga bursa-bursa negara berkembang mengalami penurunan akibat larinya dana itu ke asalnya. Bisa dibayangkan, sebelum tingkat bunga dinaikkan di AS, dana yang sedang mengendap di negara berkembang sudah bertumbuh sekitar 6 persen sampai dengan 10 persen dan kemudian dipindahkan ke asalnya dan akhirnya memberikan tingkat pengembalian yang cukup besar jika dibandingkan dengan patokan yang telah disepakati di awal tahun.

IHSG ini juga akan terus naik jika pemerintah terus melakukan perbaikan, baik melalui kebijakan moneter maupun fiskal, serta memberikan insentif kepada pebisnis. Nilai tukar bisa dipertahankan pada nilai saat ini dengan tambahan kebijakan untuk membuat semua eksportir harus membawa dananya kembali, bukan memarkir dananya di luar negeri.

Tindakan ini sangat diperlukan agar stabilitas rupiah bisa terjamin untuk beberapa periode ke depan. IHSG juga akan bisa drop jika AS terus menaikkan tingkat bunga dan beberapa negara yang selevel Indonesia mengalami persoalan.