Kasus perampokan, yang disertai kekerasan, sehingga mengakibatkan enam orang meninggal, di Pulomas, Jakarta Timur, diperkirakan terjadi Senin (26/12) sore. Tragedi itu baru diketahui Selasa pagi. Sebelas orang disekap di kamar mandi sempit oleh pelaku sehingga pemilik rumah, Dodi Triono (59), beserta dua putrinya, dua sopir pribadi, dan seorang teman putrinya tak tertolong.
Rabu siang polisi membekuk empat orang, yang disebut sebagai pelaku, di Jakarta Timur dan Bekasi. Tersangka Ramlan Butar Butar tewas ditembak karena melawan. Seorang tersangka lain hingga Kamis masih diburu.
Kecepatan jajaran Polda Metro Jaya mengungkap kasus di Pulomas tidak terlepas dari kewaspadaan Dodi dalam melindungi keluarganya. Rumah mewah itu dilengkapi dengan kamera pemantau (CCTV) sehingga meski pelaku merusak dan mencuri data CCTV, kehadiran mereka tetap terungkap. Profesionalisme polisi tentu saja juga menjadi penentu keberhasilan itu.
Bagi warga Jakarta, dalam tahun ini, kasus perampokan di Pulomas bukan yang pertama yang menarik perhatian publik. Awal September lalu, perkara perampokan terjadi di Pondok Indah, perumahan mewah di Jakarta Selatan pula. Tak ada korban jiwa dalam kasus yang diwarnai dengan penyanderaan itu. Pelakunya pun bisa ditangkap polisi dalam waktu kurang dari seminggu.
Perampokan, apalagi disertai kekerasan, bukan tindak pidana yang paling banyak terjadi di wilayah kerja Polda Metro Jaya. Tahun 2015, Badan Pusat Statistik mencatat, Polda Metro Jaya menangani 53.324 perkara pidana, yang mayoritas adalah pencurian kendaraan bermotor. Kepala Polda Metro Jaya (saat itu), yang menjabat Kepala Polri saat ini, Jenderal (Pol) Tito Karnavian menyebut setiap 12 menit 26 detik terjadi satu tindak kriminal di Ibu Kota dan sekitarnya. Perampokan tak banyak terjadi, tetapi kualitasnya meningkat karena pelaku menggunakan senjata tajam dan senjata api, serta tidak segan melukai korbannya. Tahun ini diperkirakan kriminalitas di Jakarta tak banyak berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya.
Lebih dari lima tahun lalu harian ini mengangkat berita utama "Jakarta Makin Menakutkan" (Kompas, 31/10/2011) gara-gara meningkatnya kriminalitas akibat perkembangan kota yang bermasalah. Warga tak bisa hanya menyandarkan keselamatan dirinya pada aparat, khususnya polisi, tetapi juga harus meningkatkan kewaspadaan diri. Di sisi lain, Polri tak boleh lekas berpuas diri dengan keberhasilannya dalam kasus tertentu. Moto "Melindungi, Mengayomi, dan Melayani Masyarakat" membutuhkan wujud nyata dengan kualitas layanan yang terus membaik.
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 30 Desember 2016, di halaman 6 dengan judul "Apresiasi untuk Kepolisian".
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus