Ketika para pemimpin negara-negara Kelompok 20 atau G-20 berkumpul di Buenos Aires, Argentina, akhir pekan ini, untuk membahas isu-isu global, konflik di Yaman menjadi salah satu isu yang mereka soroti. Beberapa tokoh secara terang-terangan akan mengangkat isu itu. Perdana Menteri Inggris Theresa May dan tuan rumah Presiden Argentina Mauricio Macri, antara lain, dengan jelas menyebut isu Perang Yaman—beserta pembunuhan wartawan Jamal Khashoggi—bakal dibahas selama KTT G-20.
PM May, yang di negaranya tengah dihadapkan penentangan para anggota parlemen terhadap kesepakatan Brexit dengan Uni Eropa, mengatakan secara blak-blakan kepada wartawan dalam penerbangan ke Buenos Aires bahwa ia akan menanyakan dan menyampaikan pesan dengan jelas terkait krisis Yaman kepada Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman.
Arab Saudi adalah anggota tetap G-20. Pangeran Mohammed bakal hadir mewakili negaranya. Isu konflik di Yaman, seperti kasus Khashoggi, tak bisa dilepaskan dari peran Arab Saudi. Dalam konflik Yaman, Arab Saudi sejak Maret 2015 memimpin koalisi negara Arab yang menggempur Yaman. Isu itu dibahas di KTT G-20, bisa dalam pertemuan bilateral ataupun agenda KTT, sebab, kata Presiden Macri, terkait dampaknya bagi dunia.
Konferensi damai Yaman yang akan digelar di Stockholm, Swedia, awal Desember ini, menemukan momentum yang tepat. Ditambah lagi, seperti diberitakan laman Kompas.id, Kamis (29/11/2018), Senat Amerika Serikat telah memutuskan meneruskan proses legislasi yang mendesak penghentian keterlibatan AS dalam perang Yaman.
Sejak pekan lalu, Utusan Khusus PBB untuk Yaman Martin Griffiths bekerja keras, mondar-mandir antara Sana'a (yang dikuasai kelompok Houthi), Hodeidah (satu titik pertempuran sengit di Yaman) dan Riyadh (markas pengasingan kubu Presiden Abdurabbuh Mansour Hadi), untuk meyakinkan pihak bertikai agar bisa hadir di Stockholm. Meski ada berita klaim serangan rudal balistik oleh kelompok Houthi ke pangkalan udara militer Arab Saudi di area perbatasan Yaman-Arab Saudi, seperti dilansir koran ini, Jumat lalu, kedua pihak sejauh ini berkomitmen hadir di konferensi damai.
Jadwal konferensi yang beredar dan diungkapkan beberapa sumber adalah tanggal 4 Desember ini. Hal itu tentu kabar yang menggembirakan. Kubu Houthi menyatakan akan tiba di Swedia, 3 Desember, jika tuntutan soal "keamanan mereka hingga pulang dan transportasi anggota Houthi yang terluka ke Oman" dipenuhi. Menlu Inggris Jeremy Hunt menyebutkan, Arab Saudi dan Kuwait bersedia memenuhi tuntutan itu. Kubu Hadi akan datang ke Stockholm setelah kedatangan kubu Houthi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar